Hari ini sungguh menyeramkan

5.9K 222 2
                                    

" Hayaku.. " seru wanita paruh baya membangunkan gadisnya yang masih pulas di dalam selimut.

" Hhmm "

" Bangunlah nanti kau terlambat "

Hinata POV

Malas. Satu kata mewakili semua yang kurasakan. Ya, aku malas ke sekolah. Meski ini adalah tahun pertamaku di sekolah menengah.

Tapi seolah aku tau apa yang akan terjadi padaku nanti. Tidak.. tidak.. Aku tidak memiliki kemampuan melihat masa depan. Hanya saja..

" Hah.. "

Ku tarik nafas terdalam sebelum memasuki kelas.

Srrrttt

Keadaan hening sesaat, beberapa pasang mata menatapku dengan pandangan tak suka. Aku langsung menuju mejaku tanpa menghiraukannya. Aku sudah kebal menahan tatapan seperti itu.

Meja paling belakang, pojok kelas dekat jendela. Disini, keberadaanku hampir tak terlihat oleh mereka. Atau mungkin memang tak terlihat.

Hal ini sudah kurasakan sejak aku masih di sekolah menengah pertama. Bully, itulah yang selalu ku alami sejak dulu.

" Kita mulai pelajaran hari ini "

Wali kelas masuk dan pelajaran pertama di mulai.

Tengteng

Jam istirahat. Ku ambil bento yang dibuat Kaa-san pagi tadi dan melahapnya di atap gedung. Kalau kalian tanya kenapa aku bisa dapat kunci atap, itu kudapat dari wali kelasku sendiri Kurenai-sensei.

Mungkin beliau iba melihatku yang meski sudah dua bulan disini tapi belum juga dapat teman seorangpun. Ya, aku tak memiliki teman tuk bermain bahkan sekedar bicara omong kosong berdua. Tidak seorangpun.

Aku sendirian.. selalu.. sejak dulu..

Baiklah, lupakan tentang kesedihanku. Lebih baik aku segera menghabiskan makan siangku karna sebentar lagi bel akan berbunyi.

Kurapikan kotak bekalku dan segera turun, menuju kelas.

Aku terkejut saat melihat mejaku sudah penuh dengan tumpukan buku.

" Kerjakan PR kami dari Kurenai-sensei tadi "

Belum juga aku bertanya, aku sudah mendapat jawaban langsung. Ku tarik nafas terdalam, mencoba ikhlas dengan keadaanku.

Jangan pernah membantah atau menolak jika ingin semua baik-baik saja.

Ku turunkan tumpukan buku itu dan bersiap tuk pelajaran selanjutnya. Usai sekolah aku mulai mengerjakan soal dari Kurenai-sensei dan menyalinnya di buku teman-temanku.

Nilai akademikku tidak sempurna tapi slalu stabil di angka 7. Jadi meski tak dapat nilai tinggi setidaknya aku selalu lolos di ujian.

Ku lihat jam dinding di kelas, sudah hampir jam 5 sore. Tanganku hampir kaku karna terlalu lama memegang pensil. Bahuku juga sakit karna tak merubah posisi sejak tadi.

Kelas sudah sangat sepi. Tinggal aku sendiri disini. Aku harus lekas menyelesaikannya jika tak ingin petugas sekolah mengunciku disini.

Tepat jam 6 aku berhasil keluar bersamaan itu pula gerbang sekolah di tutup. Beruntungnya.

Ku percepat langkahku karna haripun semakin larut. Entah kenapa jalan yang biasa ku lalui hari ini sepi sekali. Membuatku semakin takut.

Tapi aku tak menghentikan langkahku, aku terus berjalan sambil sesekali melirik ke sisi kanan dan kiri jalan.

Berharap tak bertemu hal yang menakutkan dijalan.

Dug

" Ah go-gomennasai " ucapku.

Bagaimana bisa aku tak melihat jalan di depan.

" Oi kalau jalan lihat-lihat dong "

" Go-gomenasai "

Aku terus menunduk mendekap tas di dadaku. Gerombolan pria itu sungguh menyeramkan.

" Pe-permisi " kataku berlalu.

" Mate "

Mereka menghadangku. Shimata!

" Kenapa kau menunduk terus? "

Aku diam tak menjawab. Tanganku mulai bergetar karna takut. Aku harus lari.. aku harus lari..

" Go-gomenasai " ucapku bersiap berlari.

Namun mereka lagi-lagi menghadangku. Salah satu dari mereka menarik daguku dan menatapku.

" Kau itu jelek tapi sombong "

Aku diam menutup mata. Tangan kananku coba melepaskan tangannya.

" Jangan sentuh aku.. dasar jelek "

Dia mendorongku hingga aku tersungkur di jalan.

" Hahaha.. "

Semua menertawakanku atau juga pria itu.

Krrttkkk

Kacamataku di injak olehnya.

" Rasakan "

Ku tahan air mataku yang sudah hampir menetes. Aku harus kuat.. aku harus kuat.. kau harus kuat Hinata!

Aku bangkit lalu pergi meninggalkan mereka.

Sudah semakin dekat dengan rumah. Aku berhenti berlari, coba menstabilkan laju jantungku juga nafasku yang terengah.

" Tadaima "

Baka! harusnya aku tak mengucapkan itu. Toh dirumah tak pernah ada orang. Kaa-san sibuk kerja, Otou-san entah dimana hari ini. Dia slalu pergi bersama teman-temannya dan jarang pulang.

Aku lantas menuju kamarku. Merebahkan tubuhku di tempat tidur. Hari ini sungguh menyeramkan.

~Skip~

SasuHina - You are so sweetWhere stories live. Discover now