Dia sungguh cantik!

2K 175 6
                                    

Siang ini aku menjemputnya, sesuai janjiku kemarin.

" Kita mau kemana? "

" Nanti kau juga tau " ucapku.

Dia terus mengekor padaku.

Kami berhenti di sebuah ruko di tengah kota. Dia ragu tuk masuk ke dalam, aku tau itu.

" Ayo " ajakku.

" Ta-tapi.. "

" Tidak apa-apa "

Ku genggam tangannya membawanya masuk.

" Yo " sapaku.

" Sasuke-chan " seru mereka.

" Berhenti memanggilku begitu "

" Aww.. dingin seperti biasa " ucap mereka genit.

Hinata merapat padaku. Aku tau dia takut. Bagaimana tidak, orang-orang di depan memiliki tubuh besar namun bergaya lemah lembut. Menjijikkan bukan.

" Bantu aku " ucapku memberi tanda.

Mereka langsung mengerti.

" Kami akan merubahnya menjadi putri " janji mereka.

" Sa-Sasuke-kun.. "

" Tidak apa-apa, mereka tidak akan melukaimu " jaminku.

" Ta-tapi.. "

Mereka membawanya paksa meski dia terus mengelak. Aku lebih mempercayai mereka dari pada anak buahku sendiri.

Karna aku mengenal mereka jauh sebelum aku menjadi ketua di kota ini. Mereka sudah seperti keluarga kedua bagiku. Jadi aku tak pernah ragu pada mereka.

Aku lantas naik ke lantai 2. Ku seruput kopi di mejaku sambil sesekali melihat keluar jendela.

Dari lantai 2 ini aku bisa melihat sekelompok pria yang tengah menggoda para gadis yang lewat. Meski aku jengah tapi ini bukan daerah kekuasaanku. Aku tak bisa berbuat lebih.

Yah, asal mereka tak menggangguku. Akupun tak akan mempermasalahkannya.

" Sasuke-chan "

Aku menoleh ke arah suara.

Onyx ini membulat saat melihatnya. Pakaiannya berubah, tatanan rambutnya berubah, dan wajahnya tanpa balutan kacamata.

Ku palingkan wajahku sesaat. Aku sungguh.. tak sanggup melihatnya lebih lama lagi. Sial.

Ada rasa menyesal karna membawanya kesini. Tapi juga senang melihat perubahannya. Sial. Dia sungguh cantik!

" Sa-Sasuke-kun... "

" Ehem.. ya.. "

Ku coba menstabilkan suaraku.

" A-apa aku terlihat.. aneh? "

Wajahnya memerah saat mengatakannya.

Kembali kupalingkan wajahku. Sial. Kenapa aku jadi tersipu begini melihatnya. Menyebalkan!

" Kita pergi.. kalau kau sudah siap "

Sial. Suaraku masih belum stabil. Akh.. aku jadi salah tingkah begini.

Kami keluar. Berjalan beriringan meski aku sangat ingin melihatnya tapi aku tak pernah bisa. Rona ini slalu saja menggangguku.

" Sa-Sasuke-kun.. "

Dia berhenti tiba-tiba.

" Dousta? "

" Se-sebaiknya.. kita lewat jalan lain "

Wajahnya berubah. Ku lihat ke depan, gerombolan pria yang tadi ku lihat dari lantai 2 masih ada disana.

" Tidak apa-apa, kau kan bersamaku " ucapku meyakinkan.

" Ta-tapi mereka.. "

" Tidak apa-apa "

Ku genggam tangannya saat akan melewati mereka. Tangannya mengerat saat jarak kami semakin dekat dengan mereka.

Memang dasar anak nakal. Mereka tetap menggodanya meski ada aku bersamanya. Ingin rasanya ku layangkan tinjuku, tapi tangan Hinata menahanku.

Kami saling pandang. Dia menggeleng, seolah berkata jangan.

Bruk

Mereka jelas sengaja menabrakku. Dan menumpahkan minumannya.

" Kau harus ganti rugi " ucapnya.

" Kau yang menabrakku " ucapku datar.

" Kau berani melawanku? "

Dia mulai mendorong bahuku. Aku terus menahan emosiku, karna tangan Hinata terus menahanku. Dia sendiri takut tapi dia terus menahanku tuk berkelahi.

" Berikan gadismu padaku " seru yang lain.

Ku tarik Hinata melindunginya di balik punggungku.

" Menyingkir " ucapku datar.

" Sombong sekali, kau mau macam-macam huh? "

Adu mulut terus terjadi. Aku masih terus melindungi Hinata. Bagaimanapun, aku tak akan membiarkan mereka menyentuhnya meski seujung kuku.

Tiba-tiba mereka melempar air yang mungkin di tujukkan pada Hinata. Namun karna ku halangi jadi mengenaiku.

Mereka terus membuat ulah hingga menyudutkanku juga Hinata di dinding.

Ku sandarkan Hinata di dinding, aku berdiri menghadapnya. Membuat brikade dengan kedua lenganku agar mereka tak bisa menyentuhnya.

" Sa-Sasuke-kun.. "

" Ah.. "

Dug.. bruk..

Mereka terus memukul punggungku.

Prank

Sebuah botol melayang di kepalaku. Menitikkan darah segar di wajahku. Aku masih mencoba tersenyum melihatnya agar diapun tidak khawatir.

" Hi-Hinata.. "

Dia mulai menangis melihat keadaanku.

" A-apa aku sudah boleh.. menghajar.. mereka.. "

Ku coba terus tersenyum di sela rasa sakit yang terus ku tahan.

Dia mengangguk sambil terisak.

" Arigatou "

Aku berbalik dan langsung menghajar mereka di sisa tenagaku.

" Sasuke-kun.. "

Aku mulai sempoyongan usai menghajar 5 pria itu yang kini terbaring tak berdaya di pinggir jalan.

Dia meraihku, lalu membopongku dengan tubuh mungilnya. Membawaku ke rumah sakit terdekat.

" Lain kali hati-hati kalau jalan " nasihat dokter usai mengobati luka ku.

" Hn "

Dia masih terus menangis hingga aku selesai.

" Air matamu masih belum habis ya " ledekku.

" Baka! " serunya.

Aku cukup terkejut mendengarnya. Baru kali ini aku mendengarnya mengatakan hal itu. Dan ditujukan padaku pula.

Dia terus mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti.

" Berhentilah menangis, kau membuat usaha mereka sia-sia " godaku.

" Baka.. Baka.. Baka.. "

Dia mulai memukul-mukul tubuhku di sela isaknya. Tak tahan melihatnya begitu, akupun langsung memeluknya tanpa pikir panjang lagi.

" Baka.. Baka... "

Tangannya mengerat padaku.

" Gomen.." ucapku lirih.

Aku mengerti yang dia rasakan sekarang. Aku mengerti.. jadi, berhentilah menangis..

Sasuke POV End

~Skip~

SasuHina - You are so sweetWhere stories live. Discover now