Anee-san!

2K 150 5
                                    

Hari ini aku berangkat sekolah seperti biasa. Meski aku sedikit bosan melakukan rutinitas monoton begini.

Lebih dari itu, aku ingin memastikan mereka yang semalam ku hajar menepati janjinya atau tidak.

" Apa kau slalu makan disini sendirian? " tanyaku.

" Kehadiranku hanya mengganggu yang lain "

" Apa kau merasa menjadi orang yang tidak berguna? "

" Mungkin lebih tepatnya, tidak dibutuhkan " potongnya.

Aku terdiam. Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu begitu tenangnya. Tidak dibutuhkan. Apa seburuk itu?

Pulang sekolah, dia langsung berjalan di rute yang biasa dia lalui. Aku terus mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuannya.

Dan saat dia akan melewati gerombolan pria, langkahnya terhenti. Ragu. Aku tau itu.

Aku berdiri di jalan itu melihatnya berjalan melewati mereka. Sukses.

Tepat saat dia melewatinya semua berandalan itu berdiri memberi hormat. Entah untuknya atau untukku yang pasti aku cukup tenang melihatnya.

Dan begitu seterusnya, orang-orang yang dulu suka mengganggunya mendadak menghormatinya.

Baiklah, satu masalah selesai. Aku duduk di tempatku memandang jauh ke depan. Pikiranku terus berputar mencari cara tuk menyelesaikan masalahnya yang lain.

" Aniki.. kau mendengarku? "

" Ah "

" Kau melamun "

" Hn.. Jadi bagaimana? "

Memikirkannya membuatku tidak fokus pada apa yang dibicarakan bawahanku.

~Skip~

Semua sudah aman terkendali. Pengikutku terus bertambah setiap harinya.

" Aniki.. Mereka adalah orang-orang yang berkelahi dengan gank sebrang "

Ku lihat beberapa orangku yang tampak babak belur, meringis kesakitan.

" Kenapa kau berkelahi? " tanyaku.

" Mereka yang memulai "

" Bukan karna kau yang mencuri jam tangannya? "

Mereka diam, gelagapan.

" Bukankah sudah kukatakan, aku tidak suka pengikutku melakukan tindak kriminal "

" Gomenasai Aniki " seru mereka.

" Pastikan kau mengembalikan jam itu besok "

" Ha-i "

Kalau saja aku tidak mendengar laporan tentang mereka yang sebenarnya. Mungkin sekarang aku sudah termakan ucapan mereka.

Aku turun dari tempatku. Melihat mereka yang sedang saling mengobati luka satu sama lain.

Toktok

Cklek

" Sasuke-kun? "

" Kau bisa membantuku? "

Aku memintanya mengobati mereka yang terluka. Ku pikir dia tipe orang yang suka menolong.

" Kenapa bisa begini? "

" Mereka terpeleset " dustaku.

Satu demi satu hingga akhirnya mereka selesai.

" Selesai " ucapnya.

" Arigatou Anee-san " seru mereka bersamaan.

Cukup mengejutkan mendengar mereka memanggilnya begitu.

" Ha-i " ucapnya bingung.

Kini tinggal aku berdua dengannya.

" Mereka itu siapa? "

" Saudara " ucapku.

Hingga detik ini aku tak pernah memberitahu identitas asliku padanya. Akupun melarang semua tuk memberitahu yang sebenarnya. Dia tak perlu tau.

" Aku tak pernah melihatmu tersenyum "

" Aku sudah lupa caranya tersenyum bahkan tertawa "

Deg

Aku sudah cukup terkejut setelah melihatnya lebih dekat. Kini aku di kejutkan dengan pernyataan lain darinya.

Aku tak pernah mendengar seseorang mengatakan hal itu sebelumnya. Apa semua bebannya membuatnya lupa cara tersenyum.

Masih banyak yang tak ku mengerti darinya. Semua tentangnya masih samar di mataku.

~Skip~

SasuHina - You are so sweetWhere stories live. Discover now