"Re, gue suka sama Billy!" aku Ann dengan semangat 45.
"Trus, hubungannya sama gue apa?" tanya Reina balik.
"Hihhh... Lo tuh sahabat gue bukan, sih?"
"Jelas!"
"Nah, tuh tau," tukas Ann gemas.
"Hubungannya apa?" tanya Rei bingung.
"Heh! Namanya sahabat, tuh, harus saling berbagi."
"Baru denger gue," ujar Rei polos.
"Tau, ah. Ngambek gue sama lo!" ujar Ann berlalu meninggalkan Rei sendiri.
"Lah? Salah lagi gue?" tanya Rei terlebih pada dirinya sendiri.
+++
"Rei, tunggu gue, napa!" ucap seorang lelaki dibelakang Reina.
"Lo ngapain, sih, ngikutin gue mulu. Risih tau," tukas Rei.
"Apa salahnya gue ngejaga bidadari gue," tukas balik lelaki itu.
"Ya salah, lah. Emang lo siapa?" nyolot Rei.
"Ohh.. lo lupa? Apa perlu gue ingetin? Gue kan...."
"Re! Gue cariin juga," potong Ann yang tiba-tiba datang. Ingatkan Rei untuk segera mengucapkan terimakasih pada Ann yang tiba-tiba datang.
"Ngapain lo nyariin gue?" tanya Rei.
"Lo lupa sama janji lo?"
"Apaan?"
"Sumpah, ya. Penyakit pelupa lo, tuh harus disembuhin tau gak," omel Ann.
"Apaan, sih?!"
"Waahh.. lo kayanya perlu dicariin suami, deh, biar ada yang ngingetin lo. Capek gue ngingetin lo,"
Melihat lelaki disampingnya akan buka mulut, Rei langsung menarik tangan Ann untuk menjauh, "Ann, gue ada janji, kan sama lo. Yuk!"
"Rei!! Kok gue ditinggal?" Suara teriakan terdengar dibelakang mereka.
"Sejak kapan lo deket sama Dave?" heran Ann setelah mereka jauh di depan lelaki yang ternyata bernama David.
"Kenapa lo berpikiran gitu?"
"Tuh, buktinya," goda Ann seraya menaikturunkan alisnya.
"Ngaco, ah, lo. Btw, thanks ya,"
"Buat?" tanya Ann heran. Namun, Rei sudah berlalu meninggalkannya.
"Kok, gue ditinggal, sih? Tuh anak kayanya hobby ninggalin orang, deh. Ntar ditinggal nangis-nangis," dumel Ann.
+++
"Re!" panggil Ann ketika mereka selesai ngampus.
"Apaan?"
"Abis ini ada acara, gak?" tanya Ann to the point.
"Gak, sih. Palingan gue mau ke rumah bonyok gue. Kenapa?"
Reina memang tinggal di apartement. Alesannya sih biar lebih deket sama kampus. Jadi di rumah, orangtuanya Reina tinggal bertiga sama adiknya Reina, Nana.
"Ke rumah bonyok lo, kan, bisa entaran. Sekarang lo temenin gue ya?" bujuk Ann.
"Kemana? Gue ogah ya kalo harus ke salon."
"Enggak, kok!" cengir Ann.
"Trus?"
"Gue mau lunch bareng Billy," ujar Ann semangat.
"Whoaaa... Ada yang gak gue tau, nih."
"Makanya lo ikut gue," titah Ann seraya menarik tangan Rei menuju parkiran.