Hadiah Terakhir

17 0 0
                                    

Pemandangan dari atas memang selalu membuat Cherly tenang. Dirinya bisa langsung melupakan sejenak apa yang sedang terjadi pada kehidupan nyatanya seolah dia sedang berada pada dunia lain.

"Jadi?" tanya Cherly setelah puas pada pemandangan di hadapannya.

Masih terjadi keheningan hingga pada akhirnya Cherly tak tahan dengan situasi ini dan mengalihkan pandangannya kepada sesosok yang saat ini di sampingnya--yang menatapnya dengan pandangan yang tak pernah dijumpai Cherly sebelumnya.

Sejenak Cherly kehilangan pikirannya. Namun secepat itu pula Cherly mengalihkan pandangannya--tak tahan dengan tatapan itu.

Cherly tersenyum tipis. "Buruan. Sebelum gue kena cakaran buasnya nyokap gara-gara kabur dari kamar."

Sesosok dihadapannya menyunggingkan senyuman tipisnya. "Oke. Gue to the point. Apa saat ini.... lo suka sama gue?"

Sejenak Cherly merasa kaku. Namun dia dengan cepat menghilangkan perasaan tak nyamannya. "Kenapa lo tanya gitu?"

"Gue... baru tau dari Risa."

Oh, dari dia.

Cherly tersenyum tenang. "Lalu, setelah lo tau jawaban gue, lo mau apa?"

Bisa Cherly lihat, sosok di sampingnya ini mendadak gugup. "Kalo lo gak suka sama gue," Lelaki itu berpikir sejenak, "Ya kita bisa jalanin hari kita kayak biasanya. Cuma kalo lo suka sama gue..... gue minta tolong lo ilangin perasaan itu." Suara lelaki itu mengecil di bagian akhir.

Cherly terperangah sejenak, tak percaya dengan lelaki di hadapannya. Dirinya menutup matanya sejenak sebelum memfokuskan pandangannya pada sesosok di sampingnya itu.

"Kalo yang lo takutin gue bakal ganggu hidup lo, lo tenang aja, gue gak akan ngelakuin perbuatan rendahan kayak gitu." Cherly mengambil nafas sejenak. "Lagian lo kepedean, deh. Gak. Gue gak suka sama lo," Cherly mendengar suara asing dari mulutnya sendiri. Mirisnya, lelaki itu tak menyadarinya.

Dia bukan lagi dia yang dulu! Dia yang sekarang tak pernah menyadari perubahan kecil ini. Tidak seperti dulu, sebelum gadis itu hadir.

Pikiran Cherly kembali saat mendengar helaan nafas lega dari lelaki itu. "Syukur deh kalo lo emang gak suka sama gue, jadi gue gak perlu dengerin Risa buat jauhin lo!" ucap lelaki iti disertai senyuman kecil.

Oh, lagi-lagi gadis itu!

Tubuh Cherly mendadak kaku saat dirasakan tubuh lelaki itu membungkus tubuhnya dengan sebuah pelukan, disertai gumaman kecil. "Gue kangen tau sama lo."

Sebelum Cherly benar-benar merasakan kehangatan itu, mendadak tubuh di depannya ini menjauhkan. "Oke kalo gitu, gue sekalian pamit balik ya, ada janji sama Risa. Bye!"

Cherly benar-benar tak mengerti apa yang sedari tadi terjadi. Dirinya mendadak sadar saat lelaki itu sudah hilang. Tersenyum getir, Cherly menatap kembali pemandangan yang disukainya itu.

"Yah, semuanya sudah berakhir!" gumamnya. Tanpa sadar tangannya bergetar pada tiang infus itu.

×××

Lelaki itu berulang kali memandang handphone-nya. Dan tindakan itu tak luput dari gadis dihadapannya yang saat ini berstatus pacarnya.

"Ava!"

Suara lembut itu mengalihkan perhatian sang lelaki dari handphone-nya.

Ava tersenyum lembut. "Kenapa, Ris?"

Gadis di hadapannya itu merengut. "Kan harusnya aku yang tanya sama kamu, kamu kenapa? Dari tadi kamu lihat handphone kamu. Kamu nunggu nama siapa yang muncul di HP kamu? Cewek lain ya? Ayo ngaku, kamu punya selingkuhan ya?"

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang