Patrice

41 1 0
                                    

"Untuk ujian praktiknya, kita pakai materi senam. Jadi kelompoknya sesuai absen saja, supaya mudah pembagiannya. Anggotanya 8 ya masing-masing kelompok. Paham?" instuksi Pak Yono.

"Paham." Bersamaan dengan sahutan kelas, Pak Yono berlalu dari hadapan mereka.

Patrice memasang raut wajah aneh. "Yah, Stef, gue sekelompok sama dia."

Stefi menautkan kedua alisnya. "Muka lo aneh, sumpah."

"Stefi! Gue serius."

Stefi tertawa geli. "Ya habis, gue bingung sama lo tau gak? Lo sekelompok sama dia, tapi lo-nya malah gini. Aneh lo."

"Kan gue udah pernah ngomong sama lo. Gue gak ada harapan lagi sama dia. Gue mau lupain perasaan gue aja, Stef."

"Lo pesimis banget, sih. Bingung gue sama lo."

"Tau, ah," ujarnya seraya berlalu meninggalkan Stefi.

"Dih ngambek dianya. Harusnya kan gue yang ngambek." Stefi berlari menyusul Patrice.

^^^

Hari pertama latihan

"Put, formasi kita gimana?" tanya Patrice.

"Kemarin kan disuruhnya bikin 8 formasi, ya kita bikin 8, lah," balas Putri.

Patrice memutar bola matanya kesal. "Ya itu gue juga tau. Maksud gue mau bikin formasi gimana?"

"Gimana kalo kita bikin formasi pake nama aja?" celetuk Celta.

"Yang cowok mah gak ada suaranya," timpal Patrice gemas.

"Padahal kalian lebih banyak tau. Kalian lima,kita cuma 3."

"Ya gue terserah aja, sih," balas Dominic.

"Yeee.. lo mah. Ga ada jawaban lain apa?"

Tak ada satupun yang membalas pertanyaan Celta. "Ishhh.. tau, ah."

"Udah-udah. Mau pake nama siapa, nih, diantara kita berdelapan?" tanya Patrice menengahi.

Masing-masing dari mereka berfikir, mencari nama yang pas. "Pake nama Hugo aja. Kan namanya Ekka Hugo, pas 8," usul Celta tiba-tiba.

"Udah gak ngambek lo?" sindir Dominic.

"Lo gak usah ngajak ribut, deh, " relai Putri. "Gimana, Go?"

"Gapapalah. Biar nama gue terkenal," jawab Hugo pede.

"Narsis," cibir Patrice pelan tapi masih bisa di dengar Hugo.

Hugo memeletkan lidahnya. "Biarin."

"Udah, kan?" tanya Celta.

"Udah, kok," jawab Putri enteng.

"Bentaran, deh," sela Patrice. "Kita dikumpulin disini cuma buat nentuin formasi?" tanya Patrice yak percaya.

"Iya," jawab Putri dan Celta tanpa rasa bersalah.

Jelas ucapan mereka berdua di protes semua pihak yang ada disana. "Kok lo gak ngomong dari awal?"

"Hehehe... sorry."

"Isshhh.... kalian berdua tuh ya."

"Yaudah. Gue pulang dulu, ya," pamit Celta.

"Gue juga, deh."

Perlahan, satu persatu dari mereka pulang. Yang tersisa kini hanya Patrice dan Hugo.

"Lo gak pulang?" tanya Patrice berusaha santai. Padahal debaran jantungnya sudah melebihi kecepatan normal. Ditinggal berdua seperti itu, membuat Patrice tidak nyaman.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang