Melukis Bayangmu

18 0 0
                                    

Acara kelulusan baru saja berakhir sekitar 2 jam yang lalu. Namun saat ini, Alfa bersama dengan ketiga temannya sedang berkumpul di Green Caffe untuk menikmati sisa waktu bersama Alfa, yang tidak kurang dari 5 jam akan terbang menuju kota Surabaya, dimana dirinya telah diterima di salah satu universitas yang terkenal disana.

Berbagai hal mereka manfaatkan. Mulai dari bercerita, mengerjai Alfa dengan bermain TOD, dan juga saling curcol akan hal yang selama ini tidak mereka beberkan satu sama lain.

Seperti halnya dengan yang lainnya, Keefe yang notabene teman Alfa sedari SD mencoba mengorek informasi tentang Alfa yang sangat tertutup.

"Al, gue mau tanya, deh. Hubungan lo sama Echa serumit apaan dah? Lo narik ulur dia, ya?" tanya Keefe.

"Eh, iya. Kesian tau anak orang lo PHP-in mulu," sahut Andre.

"Emang iya? Kok lo gak cerita-cerita sih lagi deket sama Echa? Oh jadi gitu? Lo gak anggep gue temen lo?" cerocos Iko lebay.

Di bom pertanyaan yang tidak teduga dari ketiga temannya, Alfa hanya menaikkan salah satu alisnya seraya menatap semuanya.

"Gue yang punya hubungan kenapa kalian yang ribet coba," jawab Alfa sambil lalu.

"Eh, tapi ya, Al, gue juga denger dari temen sekelas, katanya Gia suka tau sama lo," lanjut Keefe. Untuk sesaat, Keefe seakan melihat tubuh Alfa menegang. Namun dalam satu kedipan, tubuh Alfa seperti biasa saja. Salah lihat kali gue, batin Keefe.

"Ho-oh," sambar Iko dengan mulut penuh makanan. "Malahan gue denger, dia suka sama lo dari kelas 10. Cuma, gara-gara lo aja yang kelewat cuek, dia jadinya gak berani deketin lo," lanjut Iko setelah menelan habis makanannya.

Melihat gelagat Alfa yang sedikit tidak nyaman, Andre mencoba mengalihkan pembicaraan. "Buset. Lo berdua dapet info gitu dari mana, dah. Hebat bener bisa tau. Gue aja yang bisa dibilang cukup eksis di kelas malah gak tau begituan."

Iko yang sedang menenggak minumnya seketika langsung tersedak. "Elo? Eksis? Ge-er bener, dah."

Andre yang akan menjawab seketika terinterupsi dengan sebuah suara yang agak dikenalnya.

"Selamat malam semuanya."

Alfa yang merasa cukup familiar dengan suara tersebut, langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara.

"Eh, panjang umur bener. Baru juga diomongin, udah nongol aja tu orang," cerocos Iko yang tak dipedulikan ketiga temannya. Terlebih Alfa. Dia hanya fokus dengan sosok di depan sana.

"Maaf mengganggu acara kalian. Saya disini hanya ingin menghibur pengunjung sekalian dengan menyanyikan sebuah lagu.

"Waow. Dia mau nyanyi," ujar Iko yang lagi-lagi dianggap angin lalu oleh teman-temannya.

"Lagu yang akan saya bawakan ini, sedikit pas dengan apa yang sedang saya alami. Kalau boleh curhat sedikit, saya menyanyikan lagu ini hanya untuk menghibur hati saya yang sedang galau karena orang yang saya suka akan pergi dari hidup saya.," ujar seseorang yang ternyata adalah Gia disertai senyuman tipis.

DEG!

"Woi, bro! Jangan-jangan dia nyanyi buat lo lagi," ucap Keefe dengan entengnya.

"Semoga lagu ini bisa menghibur kalian semua," ujar Gia masih  tersenyum manis.

Sambil memainkan gitar yang ada di pangkuannya, Gia mulai bernyanyi.

Ku melintas pada satu masa
Ketika ku menemukan cinta
Saat itu, kehadiranmu
Memberi arti bagi hidupku

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang