Tulus

16 1 0
                                    

X : Gue iri deh sama mereka.

Y : Iri?

X : Iya, iri.

Y : (Memperhatikan sejenak) Oh, paham gue. Lo iri ya mereka bisa pelihara segitu banyaknya binatang?

X : Hah? Kok binatang sih?

Y : Iyalah. Orang semua nama bianatang keluar dari mulut mereka gitu.

X : Ih. Bukan itu. (Menghela nafas sejenak) Mereka kan cowok tuh.

Y : Iyalah. Masak bencong.

X : (Melotot kesal) Jangan potong ucapan gue.

Y : Hm-m

X : Ya mereka nih ya, meskipun ngebanyak bacotin binatang, tapi setidaknya apa yang mereka omongin tuh jujur gitu, gak ada yang ditutup-tutupin. Jadi gak ada istilahnya munafik gitu.

Y : Jadi maksud lo, lo lebih milih temen yang nyablak gitu?

X : Yaiyalah. Zaman sekarang mah orang pada munafik semua. Terutama sih yang cewek. Di depan aja dibaik-baikin, dijanji-janjiin, nyatanya, cih, bullshit.

Y : (Menatap heran) Buset. Lo kenapa deh? Pengalaman banget ya?

X : Bisa iya bisa juga enggak sih. Zaman sekarang susah bedain mana yang tulus sama yang enggak. Jadi rasanya bingung. Maunya punya temen apa enggak.

Y : Ya harusnya maulah. Kan manusia adalah makhluk sosial.

X : Tapi kalau temen pada munafik semua sih sama aja ya. Kasihan hatinya. Disakitin mulu.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang