3. He broke my leg

1.3K 207 27
                                    

"Kumohon, Louis. Aku sangat merindukannya, tolong mengertilah."

Ia tetap menggelengkan kepalanya dan berpura-pura sibuk dengan laptopku, memang apa yang ia kerjakan di laptopku, tidak ada. "Louis, sekali saja." Rengekku dan Louis mengulang kembali hal yang sama.

"Kau tidak mengerti, aku sangat merindukannya, aku hanya ingin melihat wajahnya saja, walaupun terakhir–"

Ucapanku terpotong saat Louis tiba-tiba menutup laptopku dengan kasar, hey aku membelinya dengan jerih payahku!

"Kau masih mencintainya?! Iya? Milly, come on, ia masih dan akan selalu menjadi kakak tirimu, dan aku kekasihmu, tidak bisakah kau menjaga perasaanku sedikit saja? Seharusnya kau hanya diam dan lebih baik tidur, tidak perlu memikirkannya lagi!"

Jantungku berdebar dua kali lebih cepat saat Louis berteriak padaku, sebelumnya ia tidak pernah seperti ini padaku. Tanpa kusadari air mataku jatuh dari pelupuk mataku, dengan segera aku menghapusnya, aku tidak selemah itu.

Tapi aku tidak bisa menahan air mataku lagi saat mengingat Harry, aku menyayanginya sebagai kakak seklaigus ibu bagiku, karena ia yang merawatku dan menjagaku dari aku sekolah dasar saat ibuku dan ayahnya tewas dalam kecelakaan. Aku memang pernah menyukainya, tapi aku tidak mencintainya, dan perlu diingat, itu dulu, sudah lama sekali. Cintaku hanya untuk Louis, hanya dirinya.

"Mills maafkan aku, aku hanya terbawa suasana."

Aku menepis tangannya yang akan menghapus air mataku, aku hanya sedang tidak mau. "Aku mengerti, maafkan aku. Jika kau membutuhkanku, aku ada di luar, aku ingin membersihkan pikiranku dahulu." Enggan menatapnya, aku membuang pandanganku ke dinding sebelah kiriku.

"Percaya atau tidak aku akan membuat hidupmu lebih menderita dari sebelumnya, camkan saja ucapanku"

Aku menoleh ke sisi sebelah kanan, tidak ada siapapun disana, lalu suara siapa tadi. Jika Louis, tidak mungkin, dari suara pun sudah berbeda. Oh. Aku tahu, iblis brengsek itu.

"Aku tidak takut kepadamu, siapapun kau! Mau kau iblis atau pun keturunan dari makhluk terlaknat sekali pun, aku tidak takut padamu! Kau–"

Pintu jendela terbanting keras hingga kacanya hancur berjatuhan ke lantai. Bajingan itu pasti datang lagi dan akan menyiksaku lagi, tapi aku kuat! Aku bukan wanita lemah, ia harus mengetahui hal itu.

"Hey, kita bertemu lagi, dan santaikan pandanganmu. Kau membuatku ingin mencekikmu"

Iblis itu menarik kakiku lalu menyeretnya ke luar jendela dan membawaku ke suatu tempat. Hell, ia bisa menggandeng tanganku, tanganku masih utuh. Sialnya rasa sakit dari gesekan kulitku dan tanah terasa sangat nyata, tenang ini hanya mimpi seperti kemarin, aku akan terbangun di ranjang rumah sakitku dan semuanya akan berjalan baik-baik saja.

"Iblis! Aku masih memiliki tangan yang bisa kau tarik, setidaknya aku bisa berjalan sendiri tanpa kau seret seperti ini!"

Ia menghentikan langkahnya lalu menekuk kakiku ke depan hingga terdengar bunyi patahan, serius ini sangat sakit. "Diam dan jangan banyak protes!" Iblis itu menghentakan kakiku lalu menariknya lagi dengan lebih kasar, oh lututku hancur sepertinya sekarang.

Aku berusaha menahan tubuhku dengan mengaitkan tanganku di sebuah batang pohon, ia pun mendelik kepadaku. "Sekali lagi kau berulah, ku pastikan kau kehilangan kaki kananmu." Dengan pasrah aku pun melepaskan tanganku dan mengikuti semua kemauannya, bahkan aku sudah tidak peduli dengan apa yang akan ia lakukan padaku nanti.

Ia membanting kakiku lalu menyuruhku berdiri, apa ia gila? Lutut kananku hancur, bagaimana bisa aku berdiri. "Butuh bantuan, nona?" Aku hanya memicingkan mataku tapi dalam satu hentakan tubuhku terdorong ke sebuah tembok, hey mengapa aku bisa berada di gudang?

Leherku terasa tercekik lalu terangkat ke atas yang membuatku berdiri sempurna, tetap saja cekikan itu tidak lepas dari leherku. Aku menolehkan kepalaku ke seluruh isi gudang, dimana bajingan itu? Dan siapa yang mencekikku?!

"Mencariku? Santai saja, aku akan selalu mengikutimu kemana pun kau pergi karena aku sudah diikatkan denganmu"

Sekarang iblis itu ada di hadapanku, wajahnya nampak lebih baik dari kemarin, ia semakin tampan sekarang. Mills kau sadar, ia iblis, kau harus ingat itu. "Apa maksudmu? Aku tidak pernah merasa memiliki ikatan apapun denganmu, kau saja yang mengikutiku." Tangannya membelai pipiku halus yang membuat tatapanku sedikit melunak dan terlena.

"Ya, kita punya, tapi aku tidak bisa menjelaskannya sekarang karena kekasihmu dan orang-orang sedang mencarimu, kembali lah"

Apa yang ada di pikirannya? Jika hanya ingin mematahkan kakiku dan mencekik leherku, ia bisa melakukannya di ruang rawatku, tidak perlu di bawa kemari.

"Kembali? Maksudmu roh ku kembali kedalam tubuhku? Bagaimana bisa?"

Ia hanya tertawa lalu menatapku dengan tatapan kasihan yang dibuat-buat.

"Milly Styles, bangun sayang, kau nyata dan aku juga nyata. Kau pikir aku sedang bermain dengan roh mu? Tidak menantang sekali, mulai sekarang dan seterusnya kau harus bisa membedakan kau nyata atau tidak, karena jika kau salah kau akan menimbulkan masalah baru"

Tunggu, ada sesuatu yang aneh,

Berarti semua ini nyata dan–argh kaki kananku?! Bagaimana aku menjelaskan semuanya pada Louis dan dokter, apa aku harus menjelaskannya semua?

"Tidak boleh ada yang mengetahui apapun tentang ini, atau kau lihat saja akibatnya"

-

Gue ngetiknya sambil istighfar berapa kali yaoloh :"

Udah tau Harry? Udah tau siapa iblisnya? Yaudah berarti gue gausah panjang lebar ngejelasin gimana muka si iblis oke, kalian udah tau dari judul juga keliatan lha

Met puasaa ya bagi yg puasa,

Nih ya gue kasih tau, jangan baca harlot sama make out siang gini, udah make out belum gue private-in lagi, batal tar nyalahin gue dosanya ke gue

Yaudah 20+ comments leh ugha

[not edited]

Shadow | l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang