10. Dating But, Tragedy Again?

1K 172 208
                                    

Hayatin baik2 nih, Louis jarang romantis sama manja manjaan nih wkwkwk longchapt nih heheh :))

"Mills, kau jangan menganggap serius ucapanku tadi di telepon, aku hanya bercanda." Aku menatap Louis bingung.

"Ucapanmu yang mana?"

Louis menatapku dengan cengiran khasnya. "Aku tidak serius meminta kartu unlimited, aku hanya bercanda saja." Aku menghembuskan nafas lega dalam hati, beruntung dompetku aman. "Malam ini aku akan mengajakmu kencan, dan aku yang mentraktirmu semua." Mataku berbinar, Louis memang yang terbaik.

"Bagaimana, aku sudah romantis 'kan?" Aku tersenyum lalu menganggukan kepalaku semangat. "Aku membacanya di internet tadi siang."

Senyumku luntur seketika, jika seperti ini tetap saja ia tidak romantis. "Seharusnya kau tidak mengucapkan kalimat terakhir, idiot." Ia menepuk dahinya lalu meringis.

"Aku gagal lagi, ya?"

Jujur aku lebih nyaman dengan Louis yang bodoh, bukan Louis yang romantis. "Tak apa, itu tak membuat kadar cintaku menurun." Aku menjulurkan lidahku lalu melemparkan tisu yang sedari tadi ku genggam ke arahnya yang sedang fokus ke jalanan.

Kekehan khasnya terdengar dan membuatku terkekeh juga, tawanya sangat menular. "Kau tahu, aku pernah berpikir aku telah jatuh cinta pada orang yang salah, kepada pria manja yang brengsek."

"Tapi kau salah, karena kau mencintai pria tampan idaman semua wanita yang sangat baik." Lanjutnya yang membuat wajahku mengernyit jijik.

"Bukan, tapi aku salah, karena aku mencintai pria bodoh dan idiot sepertimu." Timpalku yang membuatnya menatapku dengan tatapan ganas. Satu tangannya menggelitiki pinggang ku yang membuat tubuhku menggeliat dan tawaku pecah.

Louis memberhentikan mobilnya lalu menggelitiku dengan kedua tangannya yang membuatku semakin menggila. "Tarik ucapanmu atau aku akan terus menggelitikimu seperti ini?" Ancamnya sembari terus menggelitiki pinggang dan perutku.

"Tidak akan! Itu memang kenyataannya!" Teriakku diselingi oleh tawa yang membludak.

Louis semakin menjadi-jadi menggelitiki pinggangku,  namun aku menangkap kepalanya dengan kedua tanganku lalu mengecup bibirnya. Keadaan berubah menjadi hening. Jantungku berdegup kencang saat mataku bertemu dengan netranya yang membutakan.

"Hah"

Aku membulatkan mataku lalu menjauhkan tubuhnya saat ia menghembuskan udara dari mulutnya di wajahku. Bisa tidak ia menjadi pria romantis dalam semenit saja? Menyebalkan sekali. "Brengsek, aku membencimu. Cepat jalankan lagi mobilnya" perintahku dan ia malah tertawa sendiri di tempatnya.

"Kau mau aku kemanakan lagi mobilnya? Hell-o sudah sampai nona" Sahutnya dengan nada yang dibuat-buat, uh so sassy.

Pun aku turun dari mobil dan membanting pintu mobilnya. Rasanya aku ingin marah, tapi juga aku ingin tertawa karena kelakuannya tadi, dia idiot. Aku berjalan lebih dulu meninggalkannya berpura-pura marah, aku ingin lihat usahanya padaku, semoga hasilnya positif.

"Mills, tunggu aku!"

Tetap dalam misimu, berpura-pura marah dan tidak mendengar. Langkahku terhenti saat melihat pemandangan yang sama sekali tidak ingin ku lihat. Hatiku terasa remuk saat ini juga, apa-apaan ini? "Huh akhirnya kau berhenti–"

Tanpa mendengarkan ucapan Louis, aku memantapkan langkahku mendekati mereka. Ya, Niall dan Hailey. Berani-beraninya wanita itu mendekati sahabatku, brengsek.

"Niall!"

Pemilik nama itu pun membalikan tubuhnya lalu menatapku dengan tatapan terkejut. "Mi–Milly? Sedang apa kau disini?"

Shadow | l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang