Bonus Chapter

893 146 142
                                    

Author point of view

"Aku tidak bisa menyelamatkan nyawanya," Louis menarik jas putih milik dokter lalu mencengkramnya erat-erat dengan penuh emosi.

"Dengar, aku tidak segan-segan menuntutmu ke pengadilan jika kau mengambil nyawa kekasihku! Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan jika kau menghentikan kekonyolan yang sedang kau mainkan. Aku bisa memberimu sebuah mansion mewah di kawasan California, oh atau kau ingin pesawat jet pribadi? Um, bagaimana jika rumah sakit besar untukmu?" Louis mulai melanturkan hal-hal yang tidak jelas yang membuat Harry mengernyit mual mendengarkannya.

Dokter itu berusaha menenangkan Louis namun Louis semakin menjadi dan mengamuk meminta dokter itu mengatakan ini hanya sebuah prank yang biasa ada di acara televisi. "Dimana kameranya? Ayolah muncul, aku sudah mengetahuinya!" Harry menarik tubuh Louis yang membuat dokter itu bisa sedikit bernafas lega.

Niall yang berada di samping Harry menenangkan Louis namun tidak berhasil. Louis memukul-mukulkan kepalan tangannya ke dinding hingga terluka. Ia merasa sangat terpukul dan masih belum bisa mempercayakan semua ini. Baru tadi pagi Louis merasa bahagia karena kembali melihat senyum bahagia Milly, dan itu baru beberapa jam yang lalu.

Dokter meminta Harry sebagai kakaknya untuk memberikan penjelasan lebih. Harry mengikuti dokter menjauhi Louis dan Niall lalu berhenti di lorong yang cukup sepi.

"Aku turut berduka atas kepergian adikmu. Aku tidak bisa menyelamatkan nyawanya karena tidak ada yang bisa di harapkan lagi. Benturan mengenai pusat syarafnya yang membuat seluruh syarafnya mati dan tidak dapat berfungsi kembali. Dan kehancuran tubuhnya mencapai tujuh puluh persen, dalam artian tubuhnya tidak dapat kembali bergerak dan melakukan apapun, sudah tidak berbentuk. Ia juga kehabisan darahnya saat di perjalanan, kami tidak bisa melakukan apapun lagi, kami sudah melakukan semaksimal mungkin kemampuan kami, sekali lagi aku meminta maaf."

Harry menghela nafasnya panjang, "Aku mengerti, dokter. Terimakasih banyak telah berusaha untuk menyelamatkan nyawa adikku, mungkin ini takdirnya. Dan aku meminta maaf atas kelakuan Louis, ia merasa sangat terpukul karena ia tidak memiliki siapapun lagi. Sekali lagi terimakasih dan maaf,"

"Aku mengerti, aku turut berduka." Dokter itu menepuk punggung Harry lalu meninggalkannya.

Harry kembali ke tempat sebelumnya dan melihat Niall sedang berdiri di luar sendirian. "Dimana Louis?" Tanya Harry. "Di dalam, aku tidak kuat melihat jasad Milly, ia sangat menyeramkan." Harry mengabaikan ucapan Niall lalu ikut masuk ke dalam ruang operasi yang hanya tersisa Louis dan Milly saja. Louis menggenggam tangan Milly lalu menciuminya walaupun berlemuran darah yang sudah sedikit mengering.

"Kau sangat senang menjahiliku, dan kali ini kau berhasil. Sekarang bangun lah, kita akan pergi berkencan nanti malam. Aku sudah membelikan gaun cantik untuk kau pakai, aku yakin kau akan sangat menyukainya. Dan aku juga sudah menyiapkan kejutan untuk melamarmu,"

Louis mengodok sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak bludru berwarna merah berbentuk hati yang berisi cincin berlian yang sangat diidam-idamkan Milly dari dulu. "Lihat ini? Ini cincin yang sangat kau sukai saat kau bercerita padaku dulu, aku membelinya untukmu, untuk melamarmu malam ini." Louis mencabut cincinnya dari kotak lalu memasangakannya di jari tengah Milly yang sudah sedikit hancur.

"Sangat indah, kau pantas memakainya. Sekarang jawab aku, mau kah kau menikah denganku?"

Louis menangis karena tak kunjung mendapat respon dari Milly. "Tentu kau akan menikah denganku," Senyum nanar Louis terpancar dengan aura yang menyedihkan, ia merasa kehilangan lagi. "Dasar dokter pembohong, ia mengatakan jika kau mati, lebih baik ia saja yang mati ya kan?" Louis tergelak diiringi air mata yang ikut mengalir.

Tubuh Louis tertarik ke belakang saat Harry menariknya. "Kau ingin bersama Milly?" Senyum mengejek Harry terlukis jelas namun Louis tidak terlalu memperdulikannya. "Aku bisa melakukan hal yang sama dan membawamu menemuinya, hari ini juga." Ucap Harry dengan suara rendah yang terkesan menyeramkan.

"Apa maksudmu?" Louis berusaha menyingkirkan tangan Harry dari bahunya, namun Harry mencengkramnya kuat-kuat. "Aku membunuh Milly dan aku juga akan membunuhmu,"

"AAAA!"

Harry mengernyit saat melihat tubuh Milly terhantam sebuah truk yang sedang melaju kencang. Seringai terpapar sempurna di wajahnya, pun ia segera menghampiri tubuh adiknya yang terpental beberapa meter dengan keadaan mandi darah dan mengerikan.

"Maafkan aku, adik. Tapi aku masih ingin hidup. Jangan salahkan aku untuk semua ini, aku tidak ingin mati untuk yang bukan kesalahanku, ini semua salah ibumu, dan aku tidak ingin mati karena ibumu sendiri."

"Kau membunuhnya? Jadi kau benar-benar membunuhnya? BRENGSEK!" Louis mendorong Harry hingga membentur tembok. Hujaman demi hujaman Louis hantarkan tepat di wajah Harry. Louis tidak memberi ampun Harry dan terus memukuli wajahnya hingga hidung dan matanya berdarah.

Ujung kaus Harry ditarik lalu Louis memukuli perutnya hingga mulut Harry mengeluarkan gumpalan darah. Namun saat Louis lengah, Harry berbalik memukulnya dengan membabi buta. Sengaja, Harry membalik tubuh Louis dan menendak tulang belakangnya yang membuat Louis sedikit berteriak hingga terjatuh dalam posisi tengkurap.

Harry menginjak tepat di bekas luka jahit Louis yang belum mengering benar. "Kau pikir aku akan berterimakasih saat kau membebaskanku dengan jaminan mahal? TIDAK." Harry menghentakan kakinya yang membuat tulang punggung Louis berbunyi dan itu sangat menyakitkan.

"Kalian berdua, hanya hama dalam hidupku! Kalian membuat hidupku semakin rumit dan menderita. Kau pikir aku senang berkorban untuk orang lain? Kau pikir aku akan melakukan segalanya agar Milly tetap hidup? Atau dirimu? Hey, lebih baik aku mengurusi hidupku sendiri."

Harry tergelak lalu mengambil sebuah pisau dari peralatan operasi yang masih tergeletak bebas di meja. Ia menarik kerah belakang jaket Louis dan membuat Louis kembali berdiri dengan setengah kesadaran yang mulai menghilang karena tulang punggungnya terasa kembali hancur.

"Saat panggung itu rubuh, aku sangat senang karena aku tepat sasaran! Kau kena! Sebenarnya aku sedikit kecewa karena kau hanya kritis, aku ingin kau mati karena kau masuk kedalam masalah kami dan akan membuat kekacauan besar." Harry mendorong tubuh Louis hingga membentur tembok dengan kerasnya. Louis hanya bisa meringis, karena ia tidak bisa mendengarkan ucapan Harry, telingannya berdengung akibat menahan rasa sakit yang menjalar di tubuh belakangnya.

Harry menghampiri Louis dengan seringai lebar. Tangannya menekan bahu Louis dan yang satunya lagi memegang pisau operasi. "Kau lihat itu," Harry menunjuk Milly dengan pisaunya. "Kau akan segera menyusulnya, kau akan menikah dan hidup bahagia dengannya, di alam lain."

"OMONG KOSONG, KAU BRENGSEK—FUCK!" Umpat Louis saat pisau Harry merobek bibirnya dengan satu sabitan. Darah segar mengucur dari lukanya yang membuat kepala Louis semakin terasa pening.

Louis menatapnya dengan penuh rasa benci, dan Harry tidak suka dilihati dengan pandangan seperti itu. "TUTUP MULUTMU DAN BERHENTI MENATAPKU SEPERTI ITU!" Harry menancapkan pisaunya di bola mata kiri Louis yang membuatnya berteriak kesakitan.

Mendengar teriakan Louis, Niall membuka pintu dan terhenyak menyaksikan kejadian di dalam. Harry terus menghujami Louis dengan pisau di lehernya hingga Louis benar-benar menghembuskan nafas terakhirnya. Darah mengalir deras dari leher dan wajah Louis.

"Berguna juga aku berkerja sebagai pembunuh bayaran,"

Harry berbalik dengan wajah yang terkena cipratan darah dan baru menyadari kehadiran Niall yang sedang menontoni aksinya.

"Menikmati pertunjukan? Niall, you turn, come here,"

AND THIS STORY REALLY REALLY END

Gah udah selesai mweheeheh. Udah ya gue ngebut nih bikinnya wkwkwkwk maap ya atas insiden kemarin :-(

Makasih buat 6k readers 1k Votes and 2k comments dalam waktu kurang lebih satu bulan, You're amazing guys i love you smoch :*

Gue gatau harus ngomong apa lagi, but gue makasihh banget udah ada yang respon cerita ini dengan baik dan ngikutin selalu dari awal.

I LOVE YOU I LOVE YOU I LOVE YOU I LOVE YOU

Shadow | l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang