Milly mengerjapkan matanya beberapa kali dan merasakan pelukan yang hangat, lebih hangat dari semalam. Ia menelaah pandangannya ke depan dan sekitarannya dan ia tidak menemukan Harry yang sudah dijanjikan Louis.
Kesal, Milly membalik tubuhnya kasar dan sedikit terkejut melihat sosok Harry yang tengah memeluknya saat ini dan bahkan dari tadi malam. Tangannya menyentuh permukaan wajah Harry, dari dahi hingga dagunya, semuanya nyata. Perasaan Milly sangat senang dapat melihat kembali keluarga satu-satunya itu, walaupun tidak kandung.
Harry terbangun saat Milly mencubit hidungnya gemas, namun ia tetap memejamkan matanya dan berpura-pura masih tertidur. Milly berpikir Harry akan bangun ketika ia mencubit hidungnya, namun Harry tak kunjung bangun. Kini perasaan Milly berkecamuk lagi, ia mengira Louis membawakan mayat Harry hanya untuk menghiburnya saja.
"Louis!"
Harry membuka matanya yang membuat Milly menjerit ketakutan. Mendengar jeritan nyaring Milly, Louis pun langsung berlari ke kamarnya. "Hey, ada apa?" Tanya Harry namun Milly langsung beringsat berdiri dan turun dari ranjang dengan memasang wajah ketakutan.
"Milly ada apa?"
Milly berlari kedalam pelukan Louis lalu bersembunyi di dadanya. "Mengapa kau membawakan mayatnya padaku! Lihat! Harry jadi mayat hidup!" Lantur Milly tidak karuan yang membuat Harry kebingungan sendiri.
Wah kurang minum nih anak, batin Louis.
Louis menarik tubuh Milly yang menempel namun tidak berhasil, dan akhirnya ia berjalan ke dekat ranjangnya dengan susah payah karena Milly nempel seperti koala pada pohonnya.
"Milly, ia masih hidup. Semalam kau minta bertemu dengan Harry, sekarang malah seperti ini," canda Louis sembari terkekeh diikuti senyum dari Harry.
"Kenapa kau mengira aku sudah–" Louis mempelototi Harry dan Harry langsung tersadar. "Lupakan, apa kau tidak merindukanku? Kemari!" Harry beranjak berdiri dan memeluk Milly yang masih menempel lekat dengan Louis. Dan hasilnya mereka berpelukan bertiga.
"Mengapa aku mencubit hidungmu kau tidak bangun! Biasanya kau bangun lalu marah-marah! Makanya aku kira kau mayat hidup."
Harry menatap Louis lalu tergelak mendengar ocehan Milly. "Aku hanya mengerjaimu saja, mana ada mayat hidup" Akhirnya Milly melepaskan pelukannya dari Louis lalu beralih kepada Harry.
-
"Aku akan mengajaknya ke taman kota," ucap Harry sembari meneguk soda yang baru diberikan Louis.
"Apa? Kau tidak bisa membawanya keluar! Kalau terjadi apa-apa bagaimana?!" Sahut Louis tidak setuju. "Apa-apa bagaimana? Aku rasa ia baik-baik saja, dan ia tidak berhak dikurung di dalam kamar terus menerus." Bela Harry.
Saat Louis baru saja akan menimpah lagi perkataan Harry, Milly datang dengan pakaian yang sudah rapih dan tas kecil diselempangkannya. "Ayo, Harry! Aku sudah siap." Jika sudah begini, Louis tidak bisa mencegahnya lagi atau sesuatu yang buruk akan terjadi.
"Jaga dia baik-baik, atau kau akan tahu akibatnya."
Milly menatap galak Louis kemudian menarik lengan Harry. "Jika kau melukai kakak ku, kau akan tahu akibatnya." Louis kembali terdiam dan pasrah.
"Iya, baiklah, hati-hati!" Seru Louis saat mereka beranjak pergi.
Milly tak mau melepaskan tangannya sedetik pun dari genggaman Harry. Suasana hatinya membaik dan membuat keadaannya perlahan memulih. "Kita berjalan saja, ya. Kita akan menghabiskan waktu di taman kota, jadi lebih baik tidak bawa kendaraan" tutur Harry dan Milly hanya mengiyakan saja. Dipikirannya yang terpenting ia tetap bersama Harry.