Part I

591 23 6
                                    


(VANYA versi lama)

***

"Vanya bisa gak sih lu gausah ikutin gua??! Bisa gakjauh-jauh dari gua?! Lu pirik nyaman apa dideketin cewe kaya lu gini?cih! Engga ya engga!!! Harus berapakali lagi gua bilang kalau gua gak akan pernah suka sama lu? GA AKAN VANYA! GA AKAN!!" Cecar laki-laki dengan rambut hitam legam didepan seorang gadis yang dari tadi mencoba mengikutinya.

"Engg ... Reyhan ... Itu tadi lu di ...." jelas perempuan tersebut dengan suara sedikit bergetar karena kaget dengan bentakan laki-laki yang di panggilnya Reyhan tersebut.

"Apa???!! Udahlah gausah banyak alesan. Gua tau lu suka kan sama gua makanya selalu ngikutin gua? Cih! Jangan mimpi terlalu tinggi Vanya" desis Reyhan dengan nada meremehkan.

Vanya yang entah merasa malu telah menjadi tontonan teman sekolahnya atau karena tak kuat lagi menahan tangisnya langsung berbalik arah meninggalkan Reyhan yang tersenyum sinis ditempatnya.

Melupakan niatnya memberi tahu Reyhan kalau laki-laki itu dipanggil ke ruangan Bu Indri, wali kelasnya.

***

Tadinya Vanya tak pernah bermimpi untuk jatuh cinta pada seorang kasanova seperti Reyhan. Toh dia sadar diri, dengan penampilannya yang jauh dari kata menarik, mana mungkin laki-laki seperti Reyhan akan meliriknya. Namun ketika cinta itu jatuh pada Rayhan, apa lagi yang bisa dilakukan Vanya, kalau bisa memilih dia akan memilih jatuh cinta pada orang lain yang bisa menghargainya.

Tapi sekali lagi semua ini di luar kuasanya, entah apa yang istimewa selain ketampanan dan otak encer milih Reyhan yang dikagumi Vanya? Tidak ada. Laki-laki dengan kata-kata tajam, laki-laki yang selalu menghinanya, menghindarinya karena malu disukai oleh dirinya yang bak seorang pelayan dalam suatu kerajaan, atau sebut saja jelek.

Awalnya Vanya sedikit merasa sakit hati ketika Reyhan menghinanya, tidak, bukan menghina, hanya memperjelas kalau Vanya sangat buruk dimatanya. Namun sekali lagi karena cinta menyedihkan ini Vanya hanya menyimpat rapat lukanya tanpa berniat melupakanya.

Dulu saat kelas 10, ketika Vanya pertama kalinya menjejakan kaki di SMA DARMA BANGSA ini, Vanya hanya penasaran dengan cerita sepupu terdekatnya, Gege. Gege bilang ada seorang laki-laki yang akan masuk sekolah ini juga bersamaan dengan Vanya, namanya Reyhan, Gege bilang Reyhan itu memiliki wajah bak dewa romawi.

Karena rasa penasaran yang tinggi akhirnya Vanya mencari laki-laki dengan Name Tag Reyhan Adrian Prasetya-menurut informasi dari Gege yang kini tinggal di Bali.

Saat penutupan MOS akhirnya Vanya menemukan laki-laki dengan name Tag Reyhan Adrian Prasetya dibawah salah satu pohon dekat lapangan sekolahnya. Karena teriknya matahari Reyhan mencoba menghalau dengan tangannya, namun masih terdapat celah hingga cahaya itu menyentuh wajahnya.

Saat itu Vanya tak bergeming menatapnya. Benar kata Gege, atau mungkin lebih dari benar. Karena kini Vanya terpaku menatap wajah dengan pahatan sempurna tersebut.

Sejak saat itu tanpa disadari oleh Vanya dia telah jatuh hati pada laki-laki bernama Reyhan itu. Dia mencoba mendekati Reyhan yang kebetulan sekelas dengan sabahatnya, Laura. Dengan alasan mengunjungi Laura ke kelasnya, Vanya mengambil kesempatan menatap wajah Reyhan yang sedang membaca buku di tempat duduknya.

"Jangan diliatin terus Van, bolong muka orang". Kata-kata yang selalu diucapkan Laura ketika mendapati Vanya yang tak berkedip menatap Reyhan.

Kalau kalian kira hanya Vanya yang jatuh cinta pada Reyhan, kalian salah besar. Temen sekelas Reyhan,Brianna juga menyukainya, karena fisik Brianna yang bak seorang model, dan sikapnya yang terang-terangan menunjukan kalau dia manyukai Reyhan membuat Reyhan jatuh pada pesona Brianna.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang