"Ya tante saya Vadrian Gevardo," ucap Drian tenang. Vanya sendiri hanya diam memandang dua orang didepannya.
"Kita ngomong di dalam aja ya," ujar Vanya mengintrupsi kekagetan Bundanya.
Bunda Marsha terlihat shock dengan kedatangan Drian, air mata masih terus meluruh di wajahnya.
"Kamu sehat nak?" tanya Marsha pada Drian yang masih tenang di sofa ruang tamu Vanya, Vanya sendiri sudah menuju dapur untuk membuatkan minum untuk Bundanya dan Drian.
Sekembalinya Vanya, terlihat badan Bunda yang bergetar, sungguh kabar yang baru saja di terima nya sangan menyakitkan.
Vanya yang kaget melihat Bundanya, segera menenangkan sang Bunda, Drian pun memutuskan untuk menceritakan kepada Bunda dan Vanya, apa yang sebenarnya di lakukannya setelah kecelakaan itu.Flashback.
"Luka yang di alami saudara Vadrian terlalu parah, tulang rahangnya retak, dan sebagian wajahnya terkena luka bakar. Peralatan rumah sakit ini tak memadai untuk melakukan oprasi besar, sebaiknya Bapak dan Ibu membawanya kerumah sakit yang lebih besar," ucap Dokter yang kala itu menangani Drian.
"Berapa lama waktu yang dimiliki anak saya Dok?" tanya sang Ayah yang terdengar sangat cemas. Sang ibu hanya menangis tak kuasa mendengar keadaan anaknya.
"Apabila dalam 24 jam tak segera di lakukan oprasi, kemungkinan kerusakan bagian tubuh anak Bapak sudah tak bisa di perbaiki,"
Ucapan sang dokter membuat si Ibu semakin menangis.Dengan segera Ayahnya pun memindahkan Drian ke rumah sakit yang lebih besar, tak tanggung-tanggung mereka memindahkan Drian ke London, dengan meminjam Jet Pribadi milik sahabatnya, akhirnya si Ayah dapat membawa Drian dalam waktu kurang dari 24 jam.
Operasi pun segera di lakukan, namun sayang beberapa bagian wajah Drian harus berubah, karena kerusakan parah yang terjadi pada wajahnya yang pas terkena hantaman bagian depan Truk.
Setelah operasi di lakukan, si Ayah dan Ibu baru menyadari kalau mereka belum berpamitan dengan Bunda Marsha, mereka merasa tak enak hati, apalagi keadaan Bunda Marsha sedang down, kepergian suaminya di tambah lagi putri kecil mereka yang mengalami trauma mendalam.
Drian sendiri masih dalam keadaan koma, tinggal menunggu dirinya tersadar beberapa hari lagi. Akhirnya kedua orang tua Drian menitipkan Drian pada dokter yang menanganinya, dokter yang sekaligus sahabat si ayah. Mereka memutuskan ingin menemui Marsha di Indonesia.
Namun takdir berkata lain, Pesawat milik perusahaan swasta yang di naiki oleh kedua orang tua Drian mengalami kecelakaan. Dan na'asnya kedua orangtua Drian tak terselamatkan.
Drian yang baru sadar, hanya mendapati sang dokter di sampingnya. Dokter itupun menjelaskan apa yang terjadi pada Drian, dan apa yang terjadi pada orang tua Drian.
Awalnya, Drian tak terima karena wajahnya yang berubah, di tambah parah dengan kepergian orang tuanya. Namun dengan perlahan sang dokter mencoba membuat Drian mengerti.
Akhirnya Drian menerima keadaannya, dan sang dokter pun mengangkat Drian sebagai anaknya, kebetulan dia dan sang istri tidak dapat memiki keturunan.
Drian menyelesaikan ceritanya, tanpa disadari air mata Vanya sudah terlihat di wajahnya. Vanya merasakan sakit di hatinya, tak menyangka kalau nasib Drian seburuk ini. Drian tersenyum maklum melihat tatapan Vanya dan Bunda marsha.
Tiba-tiba saja Bunda marsha memeluk Drian, "maafin Bunda ya nak, maafin," ujar Bunda marsha lirih sembari terisak. Drian hanya membalasnya sembari mengelus punggung bunda marsha mencoba untuk menenangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
VANYA
Fiksi RemajaReyhan Adrian Prasetya, nama laki-laki itu. Nama laki-laki yang selalu tersimpan dihati seorang Vanya. Vanya hanya gadis biasa, bukan gadis bak model seperti Brianna, ataupun bak malaikat seperti Laura, diapun tak setomboy Geandra. Vanya adalah Vany...