PART IV

161 11 0
                                    

(VANYA versi lama)

***

Vanya

Waktu liburan sudah habis, dan kini aku kembali bersekolah. Namun, sekolah kali ini mungkin akan lebih seru, karena Gege juga bersekolah disini. Ingin sekali rasanya aku langsung mencari Laura ke kelasnya, tapi karena si Gege satu ini aku jadi telat dan harus segera ke kelas.

"Ge pasti nanti lu disuruh perkenalan, kok lu gak gugup si?," tanyaku heran melihat Gege yang tenang-tenang saja duduk sambil mengunyah permen karet disampingku.

Dan Gege hanya mengangkat bahunya acuh. Jangan heran mengapa Gege bisa duduk disamping ku, dengan seenaknya Gege mengusir temang sebangku ku.

Teman-teman disekolahku juga sudah menatapku biasa, mungkin karena kejadian memalukan itu sudah lewat terlanjur lama. Atau mungkin kini aku sudah bukan upik abu lagi? Sudahlah persetan! Aku udah engga perduli lagi, toh aku sudah memutuskan untuk berhenti ngejar Reyhan. Ingin sekali rasanya bercerita pada Laura kalau aku sudah berhenti mengharpakan Reyhan.

"Selamat pagi anak-anak." ucap wali kelasku yang entah sejak kapan berdiri di depan kelas.

"Hari ini kita kedatangan teman baru, silahkan maju nak," perintah Bu Indri sambil menatap ke arah Gege, dengan santainya Gege berdiri di depan kelas.

'Ck, anak itu. Tenang sekali dia' batin Vanya.

"Hallo semua, nama saya Geandra V. Cellona. Panggil aja Gege. Pindahan dari SMA 1 DENPASAR. Pindah kesini karena mau nemenin sepupu saya, Vanya. Terimakasih," ujar Gege dengan santainya.

"Terimakasih Gege, ada yang ingin bertanya?," Tanya Bu Indri pada teman sekalasku,

"Saya Bu!," ujar ketua kelasku-Raka-.

"Ya Raka, silahkan,"

"Apa kepanjangan dari V di tengah nama lu?" tanya Raka santai.

"Itu bukan pertanyaan yang cocok untuk ditanyain di sini, ketua kelas," jawab Gege tak kalah santai, namun kentra sekali kalau dia agak menekan di kata Ketua Kelas.

"Tinggal jawab aja susah," celetuk Raka kesal mendengar jawaban Gege. Aku sendiri hanya terkekeh geli melihat kelakuan mereka.

"Sudah-sudah, kamu duduk kembali ya Gege," ujar Bu Indri

"Baiklah kita mulai pembelajaran hari ini." ujar Bu Indri tegas.

---

Hari ini aku mengitari sekolah, mencari keberadaan Laura. Heran, tak biasanya Laura mematikan Handphonenya sampai berhari-hari seperti ini. Aku mencoba mencari kekelasnya sendiri, Gege sendiri menolak saat di ajak.

"Hei, Laura ada di dalam?" tanyaku pada teman sekelas Laura yang sedang berdiri di koridor depan kelas mereka.

"Hari ini Laura ga masuk Van, denger-denger sih dia pindah ke Belanda," ujar perempuan didepanku.

Deg! Belanda? Kenapa Laura ga kasih tau aku? Sebenernya Laura kenapa? Kenapa jadi aneh begini.

"Siapa yang nyariin Laura?," tanya seseorang tiba-tiba. Suara ini ... sudah sangat di hafal di kepala ku ... Ya dia adalah ....

"Eh Reyhan, ini Vanya nyariin," jawab perempuan di depanku.

Persetan! Enyahlah Reyhan, tanpa perduli dia yang berada di depanku, aku membalikan badan dan berjalan menuju ke kelas. Terserahlah! Aku udah ga perduli lagi, masalah Laura aja udah bikin kepalaku berasap.

---

Sebentar lagi Ujian Nasional, malam ini Gege sibuk dengan segala buku persiapan Ujian Nasionalnya, aku sendiri juga sudah membuka buku persiapan ini, namun otakku terlalu terpaku dengan kejadian tadi. Kenapa Laura harus pindah? Itu masih menjadi petanyaan di kepalaku. Gege sendiri sudah ku beri tahu, dan dengan enaknya dia bilang 'baguslah' benar-benar anak itu. Mungkin dia kesal karena Laura pergi tanpa pamit.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang