PART VIII

122 9 1
                                    


Flashback

Hari ini Vanya selesai melaksanakan ujian tengah semester, Gege memutuskan untuk kembali menjemput Vanya. Tak sengaja Gege melewati taman belakang dan melihat Reyhan dan Laura yang tengan berbincang serius, Gege pun segera memposisikan dirinya agar tak terlihat ke duanya.

"Kenapa lu manggil gua Adrian?," tanya Reyhan tajam.

"Ternyata lu bener-bener udah lupain gua ya yan?," lirih Laura.

"Siapa lu sebenernya?," tanya Reyhan tanpa mengalihkan tatapannya dari Laura.

"Lala," ujar Laura singkat namun berhasil membuat Reyhan terlonjak kaget.

Tanpa sadar Reyhan menarik Laura kedalam pelukannya, tak berniat melepaskannya lagi. Dari awal Reyhan memang seakan familiar ketika melihat Laura, sehingga saat ini dia langsung mempercayai ucapan Laura. Ya, Laura adalah Lalanya, cinta kecilnya, wanita yang di tunggunya hingga hari ini.

"Aku sayang sama kamuLla, aku kangen banget," ujar Reyhan.

Tanpa di sadari oleh mereka, Gege memandang sinis ke arah mereka. 'Tega-teganya ya lu ra, nyembunyiin semua ini dari sahabat lu'.

Dengan langkah kasar Gege meninggalkan mereka berdua. Melupakan niat awalnya menjemput Vanya, Gege kembali ke rumah. Menenangkan diri dari pengkhianatan yang di lakukan sahabatnya.


"Kejadiannya udah 6 bulan yang lalu nya, maaf gua baru punya keberanian buat cerita sekrang," ujar Gege setelah menceritakan kejadian yang dialaminya.

'Jadi itu yang bikin lu nangis di hari terakhir kita ketemu ra?' batin Vanya.

Vanya yang masih tak menyangka dengan apa yang di lakukan Laura, hanya memandang nanar bunga bunga di depannya. "Jadi itu yang bikin lu jadi ga suka sama Laura?"

"Iyah nya, gua ngerasa ... Ga seharusnya Laura nyembunyiin hal ini, pdhal dia tahu kalau lu-"

"Itu masa lalu, gua sama Reyhan bukan apa-apa kok Ge," potong Vanya sebelum Gege sempat menyelesaikan ucapannya.

"Makasih ya Ge," lanjut Vanya.

Gege tahu, walaupun Vanya bilang 'gapapa' tapi hanya Vanya hancur. Terlihat jelas di mata Gege kalau Vanya tengah mati-matian menahan air matanya.

Dengan perlahan Gege bangkit dari duduknya, berdiri di hadapan Vanya, dan langsung saja memeluk Vanya erat. Dengan sekejap tangis Vanya tumpah. Dia lelah ... Kenapa baru sebentar Vanya merasa bahagia, ada saja hal yang selalu membuatnya menumpahkan air matanya.

---

Vanya berniat tidak akan menanyakan hal itu pada Reyhan, biarlah kalau Reyhan dan Laura saling menyayangi, biar Reyhan yang memberitahunya. Vanya ingin mendengarnya dari mulut Reyhan.

Hari ini Vanya mengunjungi salah satu Mall untuk menemani Gege berbelanja, sekalian mempertemukan Gege dengan Drian. Vanya telah menceritakan tentang Drian ke Gege, Gege pun mengiyakan kalau Drian dan Vanya dekat saat mereka kecil, Gege pun mengenal Drian, namun tak sedekat Vanya.

"Drian," panggil Vanya saat melihat Drian yang tengah mencatat pesanannya,

"Gila lu nya, dia lagi kerja," tegur Gege. Mendengar teguran Gege Vanya akhirnya tersadar, dia lupa kalau Drian sedang bekerja, dia pun hanya tersenyum malu.

Sehabis mencatat pesanan, Drian segera memberikan pesanan itu pada temannya, dan langsung menghampiri Vanya dan Gege yang sudah duduk di suduh pojok toko.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang