PART III

184 12 0
                                    

(VANYA versi lama)

***

VANYA POV

"Gege anterin gua sekolah ya hari ini," ujarku yang baru saja bangun dari tidur setelah semalaman memutari Mall. Biasanya aku berangkat menggunakan sepeda atau Bis umum, namun tiap kehadiran Gege, pasti Bunda memperbolehkan Gege menggunakan mobil lamanya seperti semalam.

"Iyah, cepet mandi sana, gua gamau kejebak macet," ujar Gege yang sudah sibuk menonton tv dengan pakaian rapih. Walaupun sepupuku itu tomboy namun dia selalu bangun dan mandi pagi hari.

Aku memutuskan beranjak dari tempat tidur, menuju lemari tua tempat aku minyimpan pakaian. Tunggu dulu ... Kemana seragam-seragamku? Kenapa tempat menyimpan seragamku kosong ....

"Bunda seragam Anya dimana?? Kok ga ada yaaa????" teriakku dari dalam kamar. Walaupun Bunda di dapur, Bunda pasti mendengar karena suara ku yang nyaring dan rumah yang kecil.

"Anjir lu ya, jangan teriak-teriak napa, jd ga kedengeran kan tadi cowonya bilang apa. Lagian juga Bunda lu udah berangkat habis sholat subuh, ada Dokter baru katanya, jadi harus sambutan gitu," Gerutu Gege yang sedang menonton sinetron di salah satu TV Swasta.

"Yaaaaaah Ge, seragam gua ga ada. Pdhal ini hari terakhir gua Ujian." aduku pada sepupuku itu.

"Yang atasnya putih bawahnya merah kotak-kotak?," tanya Gege sembari memasukan kripik kentang yang sudah pasti punyaku ke dalam mulutnya.

"Iyah iyah Ge, lu tau gak dimana??? Eh ... Kok lu tau seragam gua?," tanyaku heran.

Gege hanya mengangkat dagunya menunjuk ke arah samping TV, dan Gotcha! Semua seragamku tergantung disana.

Persetan dengan letak seragamku, aku harus segera mandi dan berpakaian. Dengan cepat aku ambil seragam yang harus digunakan hari ini dan langsung saja masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamarku.

---

Kini aku sedang merapihkan rambutku yang sekarang berwarna coklat. Aku tak takut terkena sanksi karena disekolahku hanya mewajibkan menggunakan seragam. Warna sepatu dan rambut itu dibebaskan, karena tidak berhubungan dengan pembelajaran menurut mereka.

'Kenapa jadi sempit begini ya, roknya juga agak pendek tadinya kan selutut. Apa ketuker ya' batinku.

CEKLEK

"Udah selesai? Nih lu bawa bekel aja udah gua siapin, sekarang kita berangkat," ujar Gege yang langsung memberikan kotak bekal dengan tas sekolahku.

"Tunggu deh Ge, kayanya seragam gua ketuker deh soalnya jadi kecil begini," ujarku

Namun, hanya di balas tawa menggelegar dari Gege, sedangkan aku hanya mengernyitkan dahi, bingung dengan kelakuannya.

"Itu gua kecilin kamarin pagi, sengaja, abisnya seragam lu gombrang gombrang semua si," ujar Gege dengan wajah tanpa dosanya.

Aku hanya diam menurut, Gege itu sepupu terbaikku, yang dilakukannya pasti terbaik untukku, jadi aku ga akan banyak menolak.

---

Gege mengantarkanku sampai Gerbang sekolah. Semenjak turun dari mobil, aku mendapatkan banyak pandangan dari orang-orang ini. Dari yang tersenyum kagum hingga tersenyum merendahkan. Terserahlah lebih baik aku bergegas menuju ruang ujian. Menurutku sekolah itu untuk belajar ditambah menatap wajah Reyhan, bukan mengurus omongan mereka.

"Van? Ini elu?," ujar Raka yang merupakan ketua kelasku. Aku hanya menganggukan kepala dan lanjut berjalan menuju kursiku. Aku memang menerapkan sistem belajar sebelum minggu ujian, jadi saat ujian aku sudah menguasi materi.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang