Tujuhbelas.

5.5K 338 5
                                    

"Vionna, lebih baik kau pulang. Aku takut jika keluargamu meng kawatirkanmu," ucap Steven

Vionna pun menaiki kudanya. Ia pun pergi tapi tatapannya hanya kepada Steven.

'Aku akan menjagamu Vionna jika kau sudah menikah dengannya,'

Steven hanya menatapi Vionna pergi dengan kudanya. Walaupun hati Steven sampai sekarang masib tertusuk tusuk.

Saat di perjalanan, Vionna merasakan pusing dikepalanya, ia merasa badannya kurang baik dan lemas. Konsentrasi Vionna pudar.

Ia pingsan.

Hanya bayangan samar samar saja yang ia bisa lihat dan yang hanya ia rasakaan hanya lemas dan sakit.

Tak lama kemudian suara suara orang datang dengan kereta kudanya, walaupun hanya suara samar samar yang di dengar Vionna tapi Vionna tau itu pelayan Vionna

🍂🍂🍂

Vionna sudah di atas ranjang kasurnya, di kamarnya Ratu Hana sangat khawatir dengan kondisi Vionna.

Saat Vionna membuka matanya, ada Bretha dan Elle. Mereka tersenyum kepada Vionna

"Pelayan, Vionna sudah bangun, siapkan ia teh hangat," ucap Bretha.

"Vionna?," Ratu hana mengusap kepala Vionna yang berkeringatan itu.

"Ibu.." suara Vionna terdengar sangat lemas.

Pelayan membawakan satu teko dan satu cangkir teh dan ditaruhlah di meja dekat ranjang Vionna.

Ibu Vionna mengambilkan secangkir teh "nak, ayo minumlah." ratu Hana mebangunkan badan putrinya itu dan memberi ia minum

"Vionna, sekarang kau sudah membaik?" tanya Bretha

"Hmm, Bretha, kau sudah memanggil dokter?" tanya Ratu Hana

"Sudah, mungkin ia sedang dijalan."

Tok.. Tok.. Tok..

"Biar aku yang buka!," ucap Elle.

Elle pun membuka pintunya. Dokter itu sudah datang, ia memakai pakaian layaknya dokter dengan membawa perlengkapan ia juga tak lupa memakai kacamata tua nya itu

Vionna mengamati dokter itu dengan teliti, ia sangat mengenalnya

"Dokter tolonglah dia-"

Dokter itu mengangkat tangannya seakan isyarat untuk berhenti bicara "aku sudah tau," ia berjalan mendekat kearah Vionna

Dokter itu membuka perlengkapan pengobatannya, tiba tiba ia menatap Ratu Hana, Bretha dan Elle.

"Keluarlah, aku akan memeriksa nya." pinta dokter itu

Mereka bertiga pun mengikuti ucapan dokter itu. Dokter itu mulai mengeluarkan obat semacam racikan.

Vionna masih mengamati dokter itu dengan teliti, ia baru sadar itu adalah Steven! Ia menyamar menjadi Dokter!

"S..steven?," tanya Vionna

"Stt!!" Steven menutup mulut Vionna "aku pura pura menjadi dokter agar aku bisa melihat keadaanmu!" ia pun melepaskan tangannya dari mulut Vionna

"Lalu apa racik ini?," tanya Vionna

Steven pun mengambil cangkir teh dan menuangkan racikan itu

"Minumlah! Ini bukan racun,"

Vionna hanya menatap Steven

"Kenapa hanya menatapku? Ayo minum!" Steven meminumkan camgkir itu kedalam mulut Vionna

Setelah tiga detik, teh di dalam cangkir itu habis. Vionna hanya tertunduk

"Sudah, besok kau akan merasakan baikan." Steven membereskan barang barangnya
Ia pun pergi tanpa ucapan selamat tinggal

"Steven?," langkah steven terhenti "terimakasih,"

Steven pun hanya tersenyum "sama sama. Semoga kau cepat sembuh!,"

Steven pun pergi dari kamar Vionna. Ibu, Bretha dan Elle pun masuk dengam cepat.

"Vionna, bagaimana?" tanya ibu Vionna

"Aku sudah membaik!"

"Oh syukurlah!" ucap mereka bertiga

"Vionna, besok perancang gaunmu akan datang" berita ibu Vionna membuat Vionna malas

"Apa vionna akan nikah bu?," tanya bretha

"Satu minggu lagi dngan mentri sekertaris,"

Bretha hanya terdiam menatap Vionna. Mungkin Bretha tahu jika hati Vionna sangat sedih. Terpaksa Vionna harus mengikuti perintah kedua orangtuanya itu menikah dengan yang tak dicintainya.

VIONNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang