Part 10 : Kenapa?

4.1K 190 3
                                        

Koridor pagi itu ramai sekali. Anak anak memadati mading yang berada di sebelah kelas Dara. Dara mengernyit heran ketika melihat siswa siswi saling dorong hanya untuk melihat sesuatu yang ada di mading tersebut.

"Ada apaan sih. Rame banget" Nadiv hanya mengangkat bahunya. Pertanda ia tak tahu. Dara akhirnya memutuskan untuk tak penasaran pada sesuatu-yang-ada-di-mading tersebut.

Pagi ini Razka tak menjemputnya. Sesuatu yang agak di luar kebiasaan Razka. Dara berpikir mungkin ia punya urusan lain sehingga tak bisa menjemputnya. Toh hidup Razka adalah milik Razka. Terserah ia ingin melakukan apa.

"Shandiva Andara. Apa yang sedang kamu pikirkan sehingga mengabaikan saya?" Guru Matematika di depan kelas menatap tajam ke arah Dara.

"A-anu pak maaf..."

"Kerjakan latian ini di papan tulis sekarang" kelar idup gue.

~~~

Dara

Akhir akhir ini,Razka mulai jarang mengirimi ku pesan. Ah maksudku ia tetap perhatian seperti biasanya. Hanya saja ia mulai seperti malas berbicara denganku.

Yah,kau bisa membayangkannya. Mungkin Razka sibuk dengan basketnya. Karena ku dengar sebentar lagi Tim Basket akan mengikuti suatu kompetisi.

Aku lalu mengambil gitarku dan mulai memetik senarnya. Memainkan sebuah lagu yang beberapa waktu lalu sempat diajarkan oleh Kak Gege.

Don't the water grow the trees
Don't the moon pull the tide
Don't the stars light the sky
Like you need to light my life
If you need me anytime
You know I'm always right by your side
See I've never felt this love
You're the only thing that's on my mind

You don't understand how much you really mean to me
I need you in my life
You're my necessity
But believe me you're everything
That just makes my world complete
And my love is clear the only thing that I'll ever see

You're all I ever need
Baby you're amazing
You're my angel come and save me
You're all I ever need
Baby you're amazing
You're my angel come and save me

(All I Ever Need - Austin Mahone)

Uh seandainya Razka ada disini. Jujur saja aku merindukan dirinya. Sangat sangat merindukannya.

"HEEHHH DARA LU NGAPAIN DAH DIPANGGIL DARI TADI KAGAK NYAUT" sepertinya suara itu familiar.

"Siapa?"

"YA ALLAH INI KAKAK LO DARA. GEOFANI MAHARDIKA"

ya ampun! Gimana bisa aku melupakan suara kakak laki laki ku itu.

Ceklek!

"Hehe maapin napa dih. Dara lagi gak fokus nihh"

"Dih sok manja. Ditungguin di meja makan. Diteriakin kagak nyaut. Maunya lo apaan dah. Lelah hayati" ujar Gege sambil mengelus dadanya. Aku hanya tertawa melihat tingkah kakak ku itu.

"Iya iya. Ayok turun" aku lalu menggandeng tangan Kak Gege menuju ruang makan. Dan dia hanya menampilkan wajah heran.

~~~

"DEVAAANNN" Devan yang mendengar suara itu langsung menoleh ke arah sumber suara.

Mampus.

Hello [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang