19 : Bertemu

3.5K 176 8
                                    

I need your boo
I gotta see your boo
And the hearts all over the world tonight
And the hearts all over the world tonight

Musik itu mengalun pelan ke telinga Razka melalui earphone miliknya. Setelah memasukkan HP nya ke saku jaketnya beserta tangannya, ia melangkah menuju kelasnya.

And i
Will never try to deny
Cuz you are my whole light
Cuz if you ever let me do
I would die

Kelasnya masih sepi. Mungkin karena ia datang kepagian. Atau teman-temannya yang terlambat? Entahlah. hanya tuhan yang tahu bukan?

Setelah meletakkan tasnya,ia segera menduduki bangkunya dan bersandar sambil menikmati lagu yang ia dengarkan.

I'm into you and girl
No one else would do
Cuz with every kiss and every hug
You make me fall in love

Lagi lagi ia tertawa sendiri mendengarkan lagu itu. Seandainya. Seandainya ia masih bersama Andara,mungkin sekarang ia sedang menyanyikan lagu itu di hadapannya.

Razka merindukannya. Menjauhinya selama 2 minggu ini benar benar menyiksa nya. Tapi mau bagaimana lagi? Ia tak boleh menjadi perusak hubungan orang kan?

Karena ia tahu bagaimana rasanya hubungan yang ia bangun dirusak.

Mungkin ini saatnya merelakan. Merelakan Dara menjadi milik orang lain. Dan Razka hanya bisa berharap,semoga Dara bahagia dengan pilihannya.

Ketika kau pura pura membenci orang yang sangat kau cintai,maka saat itulah kau merasakan rasa sakit yang paling sakit di antara yang ada.

~~~

"Dara jalan yuk?" Dara menggeleng pasti. Yang seketika membuat Devan merengut kesal. Dara tertawa melihatnya.

"Gue ada deadline tugas Devano. Mungkin lain kali aja ya?" raut wajah Devan yang awalnya kecewa,kini menjadi kegirangan. Dengan semangat ia menganggukkan kepalanya.

Dara tertawa melihat tingkah laku Devan yang lebih mirip anak kecil daripada seorang cowok berumur 17 tahun. Raut wajah Devan yang menggemaskan itu membuat Dara ingin sekali menonjoknya, eh maksudnya mencubit nya.

"Oh ya Ra"

"Hm?" Dara kembali menoleh ke arah Devan yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Jadi kapan lo mau bilang ke Razka?"

Deg!

Demi apapun,Dara seketika merasakan jantungnya berhenti bekerja.

"Ha-harus bilang ya??" tanya Dara gugup. Bagaimana ini?

"Iyalah. Masa lo mau sembunyiin terus sih?"

Dara menggigit bibirnya sendiri. Gelisah. Itulah yang ia rasakan.

"Udah gausah tegang gitu. Santai aja kali" ucap Devan dengan mengelus penggung Dara. Seperti mengisyaratkan untuk 'tenang'.

"Ya tapi gimana??"

Hello [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang