Chapter 13
---------------------
"Harry!"
"Ya?"
Emily tersenyum. "Tidak. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padamu."
"Terima kasih untuk?"
"Karena sudah menolongku dari gadis-gadis sinting tadi. Kupikir tidak ada salahnya sekali-kali bersikap baik padamu. Iya, kan?"
Harry terkekeh, kemudian mengangguk. "Iya, sama-sama kalau begitu. Dan..ya. Mungkin akan lebih baik jika kau tidak terus-terusan bersikap jutek padaku. Asal kau tau saja, itu sangat menyebalkan."
Emily mengangguk, tersenyum lebar kemudian berjalan melenggang pergi.
Senyuman Harry langsung merekah seketika itu juga. Emily tersenyum padanya barusan. Yaampun, itu baru pertama kalinya terjadi hari ini.
**
Niall Point Of View
"Harry, sebenarnya apa yang terjadi padamu?"
Harry hanya diam, seakan tidak mendengar sama sekali apa yang kukatakan. Oh, ayolah. Kenapa mendadak ia jadi diam seperti ini?
Uh. Sejak pulang sekolah tadi, Harry tidak henti-hentinya tersenyum. Sekarang aku ada di rumahnya, menyaksikan dirinya sedang beristirahat di sofa ruang tengah sambil tersenyum memandang langit-langit.
Aku menghela nafas panjang. Lama-lama aku bisa gila kalau seperti ini jadinya.
"Untuk pertama kalinya, dia bersikap ramah padaku. Itu merupakan sebuah kemajuan, benar kan?"
Alisku mengkerut sekarang. "Apa maksudmu, eh?"
Harry menoleh padaku sebentar, masih dengan senyumnya. "Aku bertemu dengan seorang gadis." Ucapnya, kembali menghadap langit-langit dinding.
Oh. Aku mengerti sekarang.
"Siapa?"
"Dia gadis yang menakjubkan. Awalnya, kupikir dia sama dengan gadis lainnya. Munafik, di depanku mereka bersikap seolah-olah tidak mengenalku, tapi berteriak di dalam hatinya. Tapi ternyata, pendapatku tentangnya salah besar. Setelah kuselidiki, dia memang ternyata benar-benar tidak suka padaku, yang membuatnya bersikap menyebalkan setiap harinya. Hanya padaku."
"Dan..?"
"Hari ini, dia tersenyum tulus padaku dua kali. Untuk pertama kalinya. Bukankah itu sebuah kemajuan, Niall?"
Aku terkekeh, kemudian mengangguk mengerti. "Jadi kau menyukainya?"
Harry tersadar, kemudian mengganti posisinya menjadi duduk. Senyumnya menghilang, kemudian ia menggeleng. "Tidak, aku tidak menyukainya. Aku hanya menganggapnya sebagai teman."
Aku tersenyum jahil, memainkan alisku sambil menatapnya curiga. "Oh ya? Kau tidak menyukainya? Apa itu benar?"
"Ya, itu benar. Mana mungkin aku menyukai seorang gadis aneh sepertinya?" Harry tampak panik, membuat perutku geli sendiri melihatnya seperti itu. Kejadian seperti ini benar-benar langka.
"Tapi kau bilang dia gadis yang menakjubkan."
"Y-ya. Dia memang menakjubkan. Tapi aku hanya menganggapnya sebagai teman, tidak lebih."
"Kau bohong."
"Tidak, aku berkata jujur."
"Kau bohong, aku tahu itu."
"Tidak, Niall. Aku jujur, sungguh. Aku hanya bilang bahwa dia adalah gadis yang menakjubkan, A--"
"Dan kau terus-terusan tersenyum sejak tadi hanya karena dia tersenyum padamu 2 kali hari ini. Bukankah itu aneh jika kau bilang bahwa kau tidak menyukainya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/6817900-288-k333996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Us (One Direction Fan Fiction)
Любовные романыCerita tentang siswa terpopuler, Zayn, dan Jade si murid pindahan. Tentang Harry yang menyebalkan dan begitu percaya diri, dengan Emily yang selalu menentangnya tentang segala hal. Tentang Liam yang terlalu setia, dan Sharon si pejuara renang. Ten...