Chapter 20

6.7K 560 32
                                    

Chapter 20

"Cinta mungkin akan membuatmu terluka, tapi cinta juga membuatmu semakin dewasa."

------------------

Spencer’s Point of View

Tebak aku dibawa oleh siapa ke pesta ini.

Ah, ya. Tentu saja kalian tahu. Aku diajak oleh Louis Tomlinson untuk berpasangan dengannya.

“Ah, sepertinya aku agak haus. Aku akan pergi mengambil minuman sebentar. Apa kau mau juga?” Tanyaku, bangkit berdiri dari tempat dudukku.

Louis mengangguk, “Iya. Hati-hati di jalan, ya."

Aku yang baru saja berjalan satu langkah, dibuat berbalik lagi olehnya. “Hati-hati di jalan?” Tanyaku dengan dahi yang mengkerut.

Louis terkekeh, kemudian mengangguk lagi. “Mungkin saja kau digoda pria lain ditengah perjalananmu nanti. Aku tidak mau kau beralih pada pria lain kemudian meninggalkanku sendirian disini.”

“Oh yaampun, Louis. Kau terlalu berlebihan.” Kataku, memutar kedua bola mataku padanya.

“Jika kau digoda pria lain nanti, panggil namaku sebanyak tiga kali maka aku akan datang.”

Aku tertawa kecil, kemudian menggeleng-geleng sendiri. “Bagaimana bisa kau begitu yakin bahwa aku akan digoda pria lain ditengah jalan nanti?”

Louis mengedikkan bahunya, “Entahlah. Perasaanku berkata seperti itu. Tapi jika itu terjadi, maka hal itu adalah wajar. Siapa yang tidak tertarik pada wanita sepertimu, hm?”

“Siapa manusia di ruangan ini yang akan tertarik dengan wanita tua sepertiku, hm?” Tanyaku berbalik.

“Tentu saja ada. Seperti aku, contohnya.” Ucapnya, kemudian menarik sebuah senyuman lebar.

Oh, astaga. Dia benar-benar gila.

Entah bagaimana bisa, aku berubah menjadi gugup sendiri. “Sudahlah. Aku mau pergi mengambil minuman dulu. Berdebat denganmu tidak akan ada habisnya.” Tanpa menunggu dirinya menjawab, aku langsung berbalik dengan langkah terburu-buru.

Yaampun. Kenapa wajahku jadi terasa panas begini?

***

Sharon’s Point of View

Kupikir yang menghampiriku adalah dirinya. Tapi ternyata bukan. Sepertinya sampai kapanpun juga, dia tidak akan pernah melihatku.

Andaikan keinginanku terkabul, untuk kali ini saja.

Kulihat sesosok laki-laki berjalan mendekatiku, kemudian duduk di sebelahku. “Tumben, tidak ada yang bersamamu kali ini.”

Aku menghela nafas berat, “Iya. Aku sedang tidak berminat dengan mereka.” Kataku dengan pandangan tertuju pada sekumpulan laki-laki yang menatapku dengan pandangan memohon. Sejak tadi mereka mengelilingiku, yang langsung membuatku muak sehingga aku menyuruh mereka untuk menjauh.

“Ck. Sebegitu repotnya ya, menjadi seorang primadona sekolah?”

Aku tertawa kecil. “Primadona? Kau terlalu berlebihan, Li.”

“Yah, setidaknya seperti itu maksudku. Dan jangan panggil aku dengan sebutan ‘Li’, please. Terdengar seperti panggilan untuk perempuan, kau tahu?”

Aku menjulurkan lidahku padanya. “Terserah padaku, dong. Lagipula kau tidak pernah memprotesnya sejak dulu, bukan?”

“Aku sudah dewasa sekarang, Sharon. Aku sudah menjadi laki-laki sejati. Itu berbe-“

The Story Of Us (One Direction Fan Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang