Chapter 26
---------------
Jade's Point of View
Aku berjalan menuju lapangan basket, sendirian. Bahkan Emily pun tidak tau apapun soal ini. Duh, aku bahkan sama sekali belum bertemu dengan Emily hari ini. Sekalipun.
Area lapangan basket selalu sepi, dan mungkin itulah alasannya mengapa Zayn memilih tempat ini. Tidak ada seorangpun yang ada di sekitar sini, kecuali ..
Sesosok laki-laki yang sedang menungguku di tengah lapangan. Menatapku penuh harap, begitu sendu.
Hatiku mencelos. Yaampun, kenapa dia bisa terlihat begitu keren sekarang, bahkan dalam keadaan seperti itu.
Rambutnya terlihat basah dan berantakan akibat air bercampur keringat, sementara tubuhnya menjadi terlihat begitu tegap, tinggi, dan rasa-rasanya aku sudah bisa membayangkan bagaimana nyamannya jika aku diperbolehkan untuk memeluk tubuh itu.
Aku berjalan ke arahnya, perlahan. Kini jarakku dengannya hanya tinggal sebatas satu meter, dan itu bukanlah jarak yang jauh.
Kulihat ia mulai melangkahkan kakinya lagi. "Berhenti. Kau cukup berdiri disitu." Kataku memerintah, yang langsung dituruti olehnya.
Ia menghela nafas panjang, lalu mulai berbicara. "Awalnya, aku sama sekali tidak menyangka bahwa justru aku akan jatuh dalam perangkapku sendiri. Kupikir ini hanya akan berakhir tanpa kau ketahui. Tapi ternyata aku salah. Aku justru benar-benar jatuh cinta padamu, dan kau pun juga pada akhirnya tau soal taruhan itu."
Zayn melangkah lagi, membuatku memutuskan untuk mundur selangkah. "Saat itu, aku benar-benar kebingungan. Aku masih belum yakin, apakah perasaanku ini nyata atau tidak. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku padamu. Aku pun membatalkan taruhan itu, dan Liam juga menyetujuinya. Aku tidak ingin kau tau soal ini, Jade. Karena aku takut kehilanganmu. Aku tau hal ini bisa saja membuatmu memutuskan untuk meninggalkanku. Aku tau, kau kecewa padaku. Tapi aku berani sumpah, perasaanku padamu benar-benar nyata. Aku selalu berusaha untuk memperlakukanmu dengan baik, supaya kau merasa nyaman denganku. Aku selalu berhati-hati ketika berdekatan denganmu, mencoba untuk menjadi orang yang tidak membosankan bagimu. Mungkin kau tidak pernah menyadarinya. Tapi aku hanya menunjukkan sifatku yang seperti itu, hanya padamu."
Yaampun, rasanya perutku serasa melilit sekarang. Air mataku kembali menetes, membuat Zayn kembali melangkah mendekat padaku. Aku tau, mungkin apa yang dikatakannya benar. Bahwa yang terjadi hanyalah sebuah kesalah pahaman.
Tapi apakah aku masih bisa mempercayainya? Entahlah. Perasaanku campur aduk sekarang. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Aku tidak tau apa hal terbaik yang seharusnya kulakukan untuk memperbaiki ini semua. Hingga aku mendengar suara laki-laki dihadapanku, mulai menyanyikan sebuah lagu dengan suaranya yang parau.
"So your friend's been telling me, you've been sleeping with my sweater.
And that you can't stop missing me.
Bet my friend's been telling you, I'm not doing much better.
'Cause I'm missing half of me.
And being here without you is like I'm waking up to.."Zayn melangkah lagi. Kini aku bisa menatapnya dengan jelas, meski jujur aku juga tidak sanggup melakukannya. Hanya dengan merasakan keberadaannya yang kini didekatku pun, seakan mampu membuatku mati kutu seketika. Astaga, sebegitu besarnyakah pengaruh yang kuterima hanya dari seorang sepertinya?
"Only half a blue sky, kinda there but not quite.
I'm walking around with just one shoe, I'm half a heart without you.
I'm half a man at best, with half an arrow in my chest.
I miss everything we do, I'm half a heart without you.."
![](https://img.wattpad.com/cover/6817900-288-k333996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Us (One Direction Fan Fiction)
RomanceCerita tentang siswa terpopuler, Zayn, dan Jade si murid pindahan. Tentang Harry yang menyebalkan dan begitu percaya diri, dengan Emily yang selalu menentangnya tentang segala hal. Tentang Liam yang terlalu setia, dan Sharon si pejuara renang. Ten...