Chapter 24
(WARNING : Maaf karna bakal ada kealayan di bagian cerita ini. Mohon dimaklumkan-)
-----------------
Jade's Point of View
"Em, aku sama sekali tid-" Ucapanku terputus ketika seseorang memanggilkan namaku. "Uhm, nona Jade? Apa itu kau?"
Aku menoleh, dan mendapati Henry yang baru saja terhentikan aktivitasnya olehku. Baru saja, ia tengah membaca buku super tebal yang kini diletakkannya di atas meja.
"Oh, Selamat pagi." Kataku sopan.
Emily menahan senyumnya, sikutnya menyenggolku. Yaampun, sebenarnya yang berlebihan itu dia, bukan aku. Lihat, matanya tidak bisa lepas dari sosok Henry yang kini tengah berdiri di hadapan kami.
"Selamat pagi, nona Jade. Hari ini kau membawa temanmu?"
Aku menggeleng pelan. "Tidak. tepatnya, dia yang membawaku kesini. Ah, ya. Perkenalkan. Ini temanku, Emily."
Mereka berjabat tangan. "Emily Jones." Katanya, tersenyum.
"Henry Rivers. Senang bertemu denganmu, Nona Emily."
Emily masih mempertahankan senyumnya, sementara Henry berjalan kembali ke tempatnya untuk mengambil buku super tebalnya itu.
"Jika aku boleh tau, apa yang ingin kalian cari? Mungkin aku bisa membantu."
Aku menyikut pinggang Emily, yang langsung membuatnya refleks berbicara. "Uhm, iya. Aku sedang mencari-"
Pintu perpustakaan tiba-tiba saja terbuka. Seorang laki-laki dengan rambut keritingnya yang begitu khas pun masuk dan berjalan ke arahku dan Emily.
"Dasar gadis nakal. Ternyata kau malah berdekatan dengan si penjaga perpustakaan yang baru selagi aku tidak ada. Apa kau lupa bahwa kita harus berkumpul di klub drama sekarang?" Harry menarik pergelangan Emily. "Ap- hei! Apa maksudmu dengan berdekatan?! Dasar orang gila. Aku bahkan bukan pacarmu, kenapa kau memaksaku seperti ini?!" Ocehan Emily yang panjang itu sama sekali tidak diperdulikan oleh Harry. Ia hanya menariknya menuju pintu keluar perpustakaan yang langsung dibanting olehnya.
Diam-diam aku tertawa. Mereka benar-benar terlihat lucu jika bersama, sungguh.
"Uhm, nona Jade. Apa kau bersedia untuk menjelaskan padaku apa yang terjadi barusan? Yang tadi itu.. terjadi begitu cepat."
Aku tertawa, lalu berjalan menuju salah satu rak buku. "Yang tadi itu,"
Aku mengambil sebuah buku, lalu duduk di sebuah kursi terdekat. "Hanya pasangan kecil yang tidak tau bahwa mereka akan terlihat lebih cocok jika bersama."
Henry menarik kursi di hadapanku, lalu ikut duduk. "Kau sendiri?"
Aku menatapnya bingung. "Maksudmu?"
Ia terkekeh pelan. "Maksudku, apa kau tidak memiliki pacar? Begini. Kau gadis yang cantik, nona Jade. Dan sepertinya kau juga pintar dan memiliki sifat yang baik. Apa tidak ada satupun laki-laki yang tertarik padamu?"
"Pada awalnya.. ada. 'Ku pikir'. Tapi nyatanya dia tidak serius terhadapku. Aku benar-benar bodoh, bisa-bisanya aku ditipu oleh laki-laki sepertinya."
Henry memiringkan kepalanya sedikit. "Siapa yang nona maksud? Uhm, tentu saja jika nona tidak keberatan menceritakannya padaku."
Aku terkekeh pelan. "Yaampun, tuan. Sudah berapa kali kubilang untuk tidak memanggilku dengan sebutan 'nona' ?" Kataku sambil menekankan kata tuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Us (One Direction Fan Fiction)
RomanceCerita tentang siswa terpopuler, Zayn, dan Jade si murid pindahan. Tentang Harry yang menyebalkan dan begitu percaya diri, dengan Emily yang selalu menentangnya tentang segala hal. Tentang Liam yang terlalu setia, dan Sharon si pejuara renang. Ten...