Chapter 11

7.9K 582 9
                                    

Chapter 11

--------------------

 Emily's Point Of View

Tepat jam 4 sore, aku melangkahkan kakiku menuju kafe. Sejujurnya, aku masih tidak bisa menerima kenyataan. Kenyataan bahwa aku memanglah dipecat. Dan itu sama artinya dengan aku harus mencari pekerjaan baru yang sama sekali tidak mudah.

Aku menghela nafas panjang, kemudian masuk ke dalam kafe dan pergi menuju ruangan Mrs. Sheer.

Aku mengetuk pintu dua kali, kemudian masuk setelah mendengar sahutan dari wanita paruh baya itu.

"Good afternoon, Mrs. Sheer." Sapaku lesu, dengan senyum yang kupaksakan. Uh, ya. Aku tahu mungkin sebaiknya aku tidak usah tersenyum, karena senyum terpaksa memanglah terlihat jelek.

"Duduklah."

Aku mengangguk kemudian duduk di hadapannya.

Mrs. Sheer menarik sebuah senyuman, kemudian memberikanku sebuah amplop. "Kau bisa bekerja lagi disini."

Aku mengerutkan alisku, kemudian menepuk-nepuk kedua telingaku. Tidak mungkin. Aku pasti salah dengar.

"Uhm, maaf. Tapi, boleh kau ulangi lagi, Mrs. Sheer?"

Mrs. Sheer tersenyum lebar, kemudian menggeleng. "Kau mendengarku, Em."

Aku terdiam sebentar, sebelum akhirnya tersenyum lebar dan memeluknya. Yaampun. Tuhan memang masih sayang padaku.

"Tunggu dulu, Mrs. Sheer. Kenapa tiba-tiba kau memperkerjakan aku kembali?"

**

Author's.

"Hujan-hujan seperti ini, aku jadi ingin makan es krim."

Zayn mengerutkan alisnya, menatap gadis di sebelahnya penuh kebingungan. "Es krim? Yang benar saja, Jade. Yang ada kau malah sakit nantinya."

"Ah, biar saja. Lagipula besok adalah hari libur. Jadi, tidak apa kalau aku sakit. Iya, kan?"

Zayn terdiam sebentar, kemudian menyelipkan jari-jari tangannya diantara jari-jari tangan Jade. "Kau benar. Makan es krim tidaklah buruk."

Zayn menarik Jade menuju mobilnya, kemudian masuk dan menjalankan mobilnya menuju sebuah kedai es krim.

Dan sesuai dugaan, kedai es krim itu sangatlah sepi. Tentu saja, siapa yang mau makan es krim di tengah hujan deras seperti ini? Hanya orang-orang beride gila yang ingin makan es krim di saat seperti ini. Seperti Jade dan Zayn, contohnya.

Jade's Point Of View

"Blueberry."

Zayn mengangguk, kemudian pergi memesan. Tak lama kemudian, Zayn kembali dengan dua cup es krim dengan rasa yang berbeda.

"Thankyou."

Zayn mengangguk, kemudian mulai menyantap es krimnya.

"Hey Jade,"

"Hm?"

Zayn menatapku intens, kemudian tersenyum. "Sama sekali tidak terasa sudah selama ini."

Aku mengerutkan keningku. "Maksudmu?"

"Sudah hampir dua bulan kita berteman. Aku hanya tidak menyangka, aku bisa mengenal seseorang sepertimu. Mungkin akan ada banyak orang yang bertanya-tanya, bagaimana bisa aku berteman dengan seorang gadis sepertimu, padahal diluar sana masih banyak gadis yang lebih baik darimu. Mungkin mereka akan beranggapan bahwa ini adalah hal yang aneh. Tapi entah kenapa, aku merasa nyaman berdekatan dengan seseorang yang mengagumkan sepertimu."

The Story Of Us (One Direction Fan Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang