-SELESAI-
Akankah mereka bisa mengatasi permasalahan kehidupan dan percintaan mereka ?
Dimana perasaan bisa berubah seiring berjalannya waktu dan dimana perasaan itu tidak bisa berubah karena kamu begitu mencintai nya.
Apa yang akan mereka pilih?
.Ke-esokan harinya, Sakura terbangun dari tempat tidur. Kamar yang bernuansa putih dan merah muda itu di penuhi dengan foto dirinya, keluarga beserta teman-temannya, juga bermacam-macam aksesoris seperti topi, tas juga sepatu. Ia bahkan mengajak ibunya yang tinggal jauh darinya demi berbelanja bersama.
Sakura beranjak dari tempat tidur mengambil handuk untuk segera mandi, setelah mandi ia ganti baju dan tak lupa membereskan buku yang akan dia bawa nanti kesekolah, hari ini Sakura ingin terlihat beda, ia menguncir rambutnya ala ponytail dengan kunciran berwarna hijau tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sakura pun berangkat kesekolah bersama supir pribadinya, setelah sampai di sekolah Sakura disambut baik oleh Tenten, dan eh tunggu siapa gadis itu.
"Hai Sakura" sapa tenten ramah.
"Hai, teman baru mu? Dia cantik yaa" ucap Sakura sambil tersenyum.
"Apa? Dia seperti gadis tenten,'Gomen" ucap Sakura menyesal.
"Tak apa, yakan Neji" ucap Tenten sembari melihat pria itu
"Hm" 2 kata itu saja yang dapat ia jawab, seperti Sasuke.
"Baiklah aku duluan ya, kalian bermesraan saja dulu sebelum bel, jaa" ucap Sakura tertawa jahat
"E-eehh Sakura-chan" rona merah menelusuri pipi tenten.
"Tenten, aku ingin bicara denganmu di taman" ucap Neji serius.
Tenten hanya mengekor saja mengikuti Neji, hingga mereka tiba di taman, Neji memandang Tenten dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada apa dengan pria ini? Apa Tenten melakukan kesalahan? Tapi sepertinya tidak.
"Ada apa Neji-kun?" tanya Tenten was-was.
"Kenapa kau tak bisa berteman baik dengan adikku?" tanya Neji tiba-tiba.
Tenten menghela nafas, ternyata karena ini? Bukankah jelas Tenten itu bukan tidak mau tapi Hinata sendiri lah yang menjauh.
"Aku sudah mengajaknya, dia yang menjauh. Bahkan ia lebih suka di atap. Hanya Shino dan Kiba yang bisa mendekati gadis itu."
"Ya karena mereka sahabat, ia sangat susah untuk kusuruh mencari teman" ucap Neji menghela nafas kasar.
Tangan Neji menggapai pipi tenten Dan seketika wajah tenten merah padam ala kepiting rebus yg siap di santap oleh Neji.
