21

14.2K 612 6
                                    

Tur tambahan putaran pertama ditutup dengan manis di Sydney. Tiket terjual habis, merchandise juga demikian. Lelah yang dirasakan setiap orang yang berpartisipasi dalam tur ini terbayar lunas saat mendengar para penggemar tersenyum dan ikut bernyanyi bersama. Namun kepulangan mereka harus tertunda sampai besok malam karena Hujan harus melakukan wawancara dengan salah satu majalah mode terkenal di Australia dan WARM didaulat tampil di siaran langsung salah satu saluran televisi di sana.

Sesungguhnya Ken sudah tidak sabar ingin kembali ke Jakarta dan bertemu Cessa untuk menyelesaikan perang dingin antara mereka berdua—dan dengan Hujan juga tentunya. Bahkan, Kenzo sekalipun yang tidak terlibat sekarang terkena imbasnya. Cessa juga tidak mau menerima telepon darinya. Berkali-kali Hujan dan Kenzo berusaha membuat Ken tenang, namun Ken tetaplah Ken, ia tidak akan bisa tenang kalau sudah berurusan dengan Cessa.

Keesokan harinya, mereka sudah berada di studio salah satu stasiun televisi untuk siaran langsung salah satu reality show yang disiarkan disana. Ken berusaha sekeras mungkin untuk menutupi masalah seperti biasanya. Senyumnya dipaksa mengembang, agar masalah pribadinya tidak mencampuri pekerjaannya. Dan hal tersebut berlaku pula pada Kenzo dan Hujan.

Setelah acara berjalan selama tigapuluh menit, pertanyaan yang cepat atau lambat akan ada yang menanyakan akhirnya ditanyakan juga. "So, sepertinya kalian mulai mengurangi kebiasaan rutin kalian sebagai social media stars, ya. para penggemar kalian sangat penasaran mengapa kalian melakukan hal ini. Apakah rumor yang beredar di luar sana benar adanya kalau kalian sedang ada masalah tentang wanita?" tanya pembawa acara itu.

Meeka bertiga sempat diam sejenak, saling berpandangan seperti bisa saling membaca pikiran satu dengan yang lainnya. "Oh, tentu tidak. Kami melakukan hal ini karena kami sedang melaksanakan tur yang baru selesai tadi malam," Kata Hujan.

"Benar yang dikatakan Arnold, lagipula kami melaksanakan tur ini untuk bertemu dan saling bercengkrama dengan para penggemar. Itu alasannya mengapa kami jarang online di jejaring sosial pribadi kami," Tambah Kenzo.

"Dan semua rumor yang beredar di luar sana itu kami pastikan tidak benar," Kata Ken untuk menutupi semuanya, yang disambut anggukan setuju dari Hujan dan Kenzo.

***

Pagi-pagi sekali Ken sudah bersiap meninggalkan apartment Hujan. Ia benar- benar sudah tidak tahan dengan keadannya dengan Cessa yang sudah berlangsung lebih dari dua bulan itu. Bahkan, sejak mereka mendarat di Jakarta malam tadi Ken sudah tidak tidur dan terus memikirkan cara agar Cessa mau segera memaafkannya. Atau paling tidak, mau bertemu dengannya saja sudah lebih dari cukup.

"Tidur dulu, Ken. Gue nggak mau lo jatuh sakit karena kurang tidur dan asupan makanan," Kata Kenzo yang membantu Ken mencari sepatu dalam kopernya.

"Nggak bisa, Kenzo. Masalah ini harus segera selesai."

"Paling nggak lo makan dulu," Kata Hujan yang membawakan sepiring omelette dan segelas susu dan memberikannya pada Ken. "Kalau lo bisa bertemu dengan Cessa, tolong sampaikan maaf gue belum bisa menemui dia. Gue ada photoshoot untuk majalah Malaysia hari ini."

"Terima kasih," kata Ken menerima sarapan dari Hujan. "Bakal gue sampaikan kalau gue berhasil berbicara dengannya."

"Mau gue temenin?" tanya Kenzo.

"Nggak usah, lo pulang aja. Takut mama khawatir kenapa kita nggak langsung pulang ke rumah."

Ken buru-buru memakan sarapannya dan langsung beranjak menuju pintu dengan mulut yang masih terisi penuh. Ia sudah tidak ingin membuang waktu lebih banyak lagi.

"Ken," panggil Hujan yang kemudian melemparkan kunci mobilnya. "Pake mobil gue aja."

"Thank you," Kata Ken sambil mengacungkan kunci mobil lalu meninggalkan apartment Hujan.

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang