29

13.7K 589 13
                                    

"Lo nggak perlu membuktikan apapun," Kata Cessa akhirnya. "Lo boleh marah sama gue atas kejadian ini."

Cessa menunduk setelah mengatakan hal itu. Tanpa aba-aba apapun, Ken langsung membalikkan badan dan pergi begitu saja. Ken memang sosok yang cuek, namun saat ini ia seperti sedang meredam sesuatu dalam tubuhnya agar tidak meledak. Cessa menghela nafas panjangnya, ia tidak memperkirakan rencananya akan berakhir menyeramkan seperti ini.

"Come, baby," Madi menarik Cessa ke dalam pelukannya. Terasa ada tangan lain yang mengelus rambutnya. Cessa benar-benar meletakkan segala pikirannya di pundak Madi sehingga ia bisa merasa kepalanya lebih ringan. Tidak lama kemudian, Cessa melepaskan pelukannya dan menatap Madi sambil berusaha tersenyum.

"Madi, terima kasih kamu udah mau membantuku dalam rencana ini, meskipun berakhir menyeramkan bagiku," kata Cessa. "Kamu jangan khawatir, saya akan membuat hubungan kamu dengan Hujan, atau kau panggil dirinya Arnold, kembali baik seperti dulu."

"Tidak masalah. Saya siap membantumu dengan segala resikonya," Kata Madi lalu tersenyum. "Lagipula, misi-mu berhasil 'kan? Kamu sekarang tau kalau dia mencintaimu, dan selama ini aku tidak bohong."

"Orang itu belum tentu saya, Madi. Bisa saja orang yang ia maksud adalah dirimu."

"Itu nggak mungkin, Cess. Arnold tidak lagi mencintaiku."

"Bagaimana kamu bisa bilang seperti itu? Ya, mungkin Arnold sempat sedikit menjauh darimu saat ia sudah tidak lagi di Paris dan sialnya, di Indonesia dirinya bertemu denganku. Kemudian dia juga banyak menghabiskan waktu dengan saya karena fakta terungkap kalau saya dan Arnold adalah teman saat berada di taman kanak-kanak, sehingga kami berdua terlihat seperti orang yang sedang saling jatuh cinta. Padahal kenyataannya tidak."

"Lo nggak bisa menyimpulkan masalah begitu aja, Cess. Belakangan ini terlihat Hujan sangat sensitif kalau sudah membahas tentang Cessa Roberts," Kata Kenzo ikut angkat bicara.

"Gue bisa menyimpulkan seperti itu karena gue yang mengalami semua kejadiannya," Kata Cessa yakin.

"Aku mengetahui Arnold luar dan dalam, Cessa. Aku tau kapan ia hanya menyayangi orang, dan kapan ia mencintai orang itu," Kata Madi.

"So am I with Ken," Kata Kenzo menimpali.

"Ya, Hujan memang mencintai gue, tapi sebagai teman kecilnya. Tidak lebih. Because I know, jauh di dalam hatinya hanya ada satu nama. Madison Dubois," Kata Cessa lalu tersenyum. "Mungkin beberapa waktu belakangan ini Hujan memang sering sekali membahas Cessa, Cessa, dan Cessa. Tapi apa kamu tau, dengan Arnold selalu bercerita denganmu, memercayai dirimu sebagai guardian angel nya adalah sebuah tanda kalau dia mencintaimu? Bukankah orang yang cinta dengan seseorang kuncinya adalah 'percaya'?"

Sunyi langsung menghampiri mereka disana. Hanya deburan ombak yang terdengar menemani kesunyian malam itu. Mereka bertiga tidak saling bicara, hanya saling melempar pandang ke sembarang arah.

"Kamu masih mencintainya 'kan?" tanya Cessa.

"Tentu saja saya masih mencintainya."

"Kalau begitu biarkanlah aku memperbaiki hubungan kalian setibanya Arnold di Indonesia. Kamu masih lama stay disini 'kan?" Kata Cessa. "Kenzo, makasih udah mau bantu gue hari ini. Meskipun berakhir sangat buruk," sambung Cessa lalu tertawa.

"Ya, saya masih ada urusan di Yogyakarta dan Bali sampai dua minggu kedepan. Kamu tidak usah memikirkan itu, Cess. Itu urusan mudah."

"Sudah, lama-lama kalian bertengkar disini. Ayo, gue antar pulang," Kata Kenzo.

Cessa dan Madi tertawa mendengar Kenzo yang ternyata sudah bosan mendengar mereka berdua adu mulut. Mereka pun mengikuti langkah Kenzo menuju mobilnya yang akan mengantar mereka pulang.

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang