Bonus Chapter - Cessa dan Ken

32.2K 873 91
                                    

Keadaan apartemen yang masih berantakan tidak mempengaruhi Cessa untuk tidak pergi ke kantor hari ini—ya, Cessa dan Ken telah membeli satu unit apartemen yang memiliki ukuran lebih besar dari unit apartemen sebelumnya untuk mereka tinggal berdua nantinya, namun saat ini hanya Cessa yang menempatinya—Bahkan, Ken yang sedaritadi duduk di atas tempat tidur Cessa sambil memperhatikan dirinya sama sekali tidak mengganggu Cessa yang sedang bersiap.

"Cessa," panggil Ken sambil menatap wajah Cessa dari cermin.

"Hmm.."

"Cessa," panggilnya lagi.

"Iya Ken," jawab Cessa singkat sambil terus memoleskan maskara di bulu matanya.

"Cessa."

Cessa menghela napas panjang sambil menghentikan aktivitasnya lalu membalikkan badan untuk menatap Ken. "Iya, sayang. Kenapa?"

Ken tersenyum puas karena ia berhasil membuat Cessa menyerah dengannya.

"Nggak ada apa-apa. Aku hanya suka menyebut namamu," kata Ken. "Aku punya dua permintaan."

"Go ahead," kata Cessa yang sudah kembali merias wajahnya.

"Pertama, mulai sekarang nggak ada lagi gue-lo. Kamu harus mulai menggunakan aku-kamu."

Cessa kembali memutar badannya sambil memberikan pandangan tidak terima pada Ken. Sedangkan Ken hanya tersenyum sambil mengangkat dua bahunya tanda ia tidak peduli.

"Kedua, aku lapar."

"Gue bisa memenuhi permintaan lo yang pertama," kata Cessa sambil merapikan alat riasnya. "Uhm, maksudnya aku bisa memenuhi permintaanmu yang pertama. Tapi tidak dengan yang kedua. Punya tangan 'kan? Bisa masak 'kan? Silahkan masak sendiri. Aku harus ke kantor."

"Cessaaa," kata Ken sambil merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. "Kamu nggak bisa mengantarku ke bandara nanti, dan sekarang kamu nggak mau masak buat aku? Tunangan macam apa itu."

"We're not officially engaged yet, Kendeka."

"Aku mau makan, bukan mau berdebat sama kamu."

Entah sejak kapan Cessa sangat mudah mengalah dengan Ken. Seperti kali ini, Cessa rela memenuhi permintaan Ken terlebih dahulu sebelum ia berangkat ke kantor. "Oke. Kamu mau makan apa?"

"Nasi goreng," kata Ken dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

"Cuma nasi goreng?!" wajah bahagia Ken membuat Cessa tidak berkutik. Segera ia beranjak ke dapur untuk memasak apa yang Ken inginkan.

Sudah tepat satu tahun sejak Ken melamar Cessa di Paris waktu itu, namun sampai saat ini mereka berdua belum juga meresmikan pertunangan itu. Banyak halangan yang mereka hadapi yang membuat mereka terpaksa terus mengundur peresmian pertunangan mereka hingga sekarang. Untungnya, hubungan mereka cukup kuat yang membuat mereka bisa bertahan sampai sekarang.

Dua lengan milik Ken melingkari pinggang Cessa dan kepalanya sengaja ia sandarkan di bahu kanan Cessa untuk mengganggunya yang sedang sibuk memotong daging ayam. "Ken, jangan ganggu aku! Aku harus buru-buru ke kantor!"

"Kamu hari ini nggak usah ke kantor deh," kata Ken.

"Apa?!" kata Cessa seraya mengangkat pisau yang sedang ia genggam. Hal tersebut mampu membuat Ken melepaskan pelukannya dan menjauh dari Cessa sambil mengangkat kedua tangannya.

"Wow chill girl," kata Ken. "Aku udah izin sama Nayla kalau kamu mau ikut aku tur lagi."

Cessa mencuci tangannya lalu mengambil ponsel Ken untuk membaca pesan singkat yang Ken kirimkan pada Nayla. Senyum kecil terukir di bibir Cessa saat membaca balasan pesan singkat dari Nayla yang memarahi Ken namun akhirnya ia memberikan izin juga.

"Kalau kamu ikut 'kan kita bisa sekalian cari tempat untuk foto pre-wedding atau tempat untuk honeymoon nantinya," sambung Ken yang disambut jitakan dari Cessa.

"Aku nggak mau ikut, aku mau kerja aja," kata Cessa sambil meneruskan memotong daging ayam.

"Cessaaaa," Ken kembali mengeluarkan suara memohon pada Cessa. "Ayolaaahh."

"Kalau nanti aku dipecat sama Nayla karena kebanyakan cuti, gimana?" tanya Cessa.

"Nggak bakalan!" kata Ken yakin.

"Terusin nih masaknya. Sebel aku sama kamu bisanya cuma maksa aja," kata Cessa sambil memberikan pisau yang sedang ia pegang pada Ken kemudian berlalu pergi.

"Eh, kamu mau kemana?"

Cessa menghentikan langkahnya dan kembali menatap Ken dengan wajah kesal. "Mau beresin pakaian. Mau ngapain lagi?" kata Cessa lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Cessa tidak benar-benar sebal dengan Ken. Ia hanya ingin membuat Ken panik karena selama ini Ken-lah yang selalu membuat Cessa panik tidak karuan sementara dirinya hanya duduk sambil menertawakan Cessa yang seperti orang bodoh dibuatnya.

"E-eh!" Cessa terkejut saat Ken dengan cepat memeluknya dari belakang dengan erat. "Ken! Kamu kenapa sih?"

"Sebel! Mau kamu itu apa sih?" tanya Ken seraya menatap Cessa dari sisi kanan sambil tetap memeluknya.

"Mau aku itu buat kamu kesal. Tapi sepertinya nggak berhasil," kata Cessa seraya tersenyum pada Ken.

"Kali ini berhasil," kata Ken sambil membiarkan Cessa memutar badannya hingga mereka berdua saling berhadapan satu dengan yang lain dan Ken kembali memeluk Cessa erat dengan senyum yang terus menghiasi wajah mereka. "I love you."

"I Love you too, silly."

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang