Ting!!!
Nong!!!
Ting!!!
Nong!!!
Bunyi bel. Aku segera berlari menuju pintu appartement dan melihat siapa yang datang.
"Ah! MinJung." Gumamku. Lalu berlari menuju telfon rumah.
"Yeoboseyo? Kau dimana? Aku sudah didepan appartement-mu"
"Pintunya dikunci dari luar. Passwordnya adalah ulangtahun-ku. Masuk saja."
Cklek!!!
"Kenapa dikunci dari luar? Ouh, jangan bilang kau terkunci dan menelfonku hanya untuk membukakan pintu untukmu. Ouh so sweet."
"Tidak."
"Lalu?"
"MinJungie? Aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu." Ucapku seraya memeluknya.
Aku tak bohong. Aku memang merindukannya, aku merindukan semuanya.
"YA! Apa yang terjadi? Kenapa kau seperti ini, eoh? Apa Jungkook menyakitimu?"
Aku menggeleng dipundaknya, lalu mempererat pelukan-ku padanya. "Katakan padaku! Aku akan mendengarkanmu." Ucapnya seraya melepas pelukanku.
Aku tertunduk dan menghapus kasar air mataku yang akan keluar, aku tak mau menangis sebelum aku menceritakan semuanya. "Aku ingin kembali pergi ke kampus, berbicara denganmu dan EunHa, aku mau melakukkan yang sama seperti yang kulakukkan lima bulan yang lalu,"
"Kalau begitu kenapa tak kau lakukkan? Kau bisa melakukkannya."
"Tidak, kau salah. Aku tak seperti yang kau bayangkan. Aku tak bebas seperti burung-burung diluar sana, aku ibarat seekor burung yang terkurung didalam sangkar. Aku a-aku ingin bebas sepertimu atau EunHa."
"Jung... Kook dia mengurungmu?"
Aku menganggukan kepalaku, tak mampu lagi menahan semua beban yang ku rasakan sendiri selama lima bulan lamanya. Itu sudah cukup lama bagiku, "Dia ... mengurungku selepas dia mengajakku pulang dari taman, setelah bertemu denganmu. Dia ... mengetahui bahwa aku membohonginya, dia di-dia... sangat marah kepadaku dan mengancam akan a-kan menghancurkan karir eomma dan appa. Dia ... Di-a memintaku untuk selalu menuruti apa yang dikatakannya, dia menjadikanku seperti seorang robot."
"Kau membohonginya? Kenapa?"
"Jimin selalu saja menghubungiku, saat tau Jimin selalu menghubungiku dia sangat merasa marah dan terusik. Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka, dan kenapa bisa Jimin terus menerus menghubungiku." tururku seraya menyeka airmata yang telah keluar tanpa kendali.
"A-aku tau Jungkook sangat terusik akan kehadiran Jimin diantara aku dengannya, jadi aku mengubah nama Jimin menjadi 'MinJungie others'. Maaf, melibatkanmu dalam masalahku ini."
"Baiklah. Lalu?!"
"Kau masih ingat saat pertama kali bertemu Jungkook?" MinJung menganggukan kepalanya, "Apa saat itu, ponselku berdering?"
"Eoh aku mengerti! Saat itu Jungkook menanyakan apa aku sengaja menelfon-mu? Dia bilang ponselmu tertinggal. Aku menjawab, aku tak menghubungimu. Dia bertanya lagi seraya menujukan ponselmu, dia juga menanyakan nomornya. Tapi aku dengan cepat menggeleng, dan mengakui bahwa aku hanya mempunyai satu nomor telfon."
"Jimin menelfonku saat itu. Dia langsung marah dan mengurungku disini. MinJung-aa aku sangat merindukan kehidupanku."
"Maaf tapi aku tak bisa membantumu."
"Hatiku sakit. Hatiku sangat sakit Minjung-aa."
"Sstt... Berhenti. Jangan menangis. Smile? Sudah cukup untuk hari ini, dont cry more than. I dont will look you like this, my baby. Semua yang dilakukkan Jungkook, mungkin yang terbaik untukmu. Percayalah kepadanya."
"Please stay in here, understand me and hear me."
"Aku sudah mengertimu, dan mendengarkanmu. I dont will you cry more than. Cukup untuk hari ini saja kau menangis. Perasaanmu aku mengerti, RaeHwa."
"Tapi aku membutuhkan seorang sahabat sekarang, dan hanya kau saja yang bisa kuhubungi."
"Trust me. Jungkook adalah sahabat sejatimu. Dia selalu ada saat kau membutuhkan seseorang, jika saja tadi kau menelfonnya, mungkin yang akan berada disini bukan aku, melainkan Jungkook. Aku memang sahabatmu, begitupun kau, kau adalah sahabat sejatiku. Tapi sahabat sejatimu yang pertama adalah Jungkook, bukan aku."
"Tidak. Jungkook bukan sahabatku. Dalam dirinya terdapat sosok mon-"
"Sstt... Dia suamimu. Kau tak sepatutnya menjatuhkan-nya. Tuhan membenci akan hal seperti itu, kau bisa saja masuk ke neraka karena hal seperti itu 'Sebaik-baiknya seorang istri dia adalah yang selalu menuruti apa yang dikatakan suaminya, mendukung semua kegiatannya selagi belum bertentangan dengan aturan, melayani dengan penuh cinta, itulah tanda istri calon penghuni surga' percayalah akan ucapanku."
"Tapi aku selalu menuruti semua yang dikatakannya."
"Tapi kau tak melayaninya dengan penuh cinta. Aku tau kau mencintainya, tapi saat kau bersamanya, perasaanmu menghilang."
"Apa aku salah?"
"Kau tidak salah, caramu bertindak yang salah. Setelah dia pulang, minta maaf padanya dan kembali pada dirimu yang sebelumnya, kau mengerti?"
Aku menganggukan kepalaku, "Aku pulang dulu, ya. Selesaikan masalahmu dengan Jungkook, jangan bertindak yang salah untuk kedua kalinya."
"Iya."
"Gadis pintar. Cah, aku pulang dulu, bye." Ucap MinJung lalu menghilang dibalik pintu terkutuk itu.
🔥🔥🔥
Kemana Jungkook? Kenapa dia belum juga pulang? Ini sudah hampir tengah malam tapi, dia belum juga kembali.
Titt!!!
Titt!!!
Tittt!!!
Cklek!!!
Apa itu Jungkook? Aku segera berlari menuju pintu, untuk memastikan siapa itu?
"Jungkook?"
Brukk!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Twins Is My Husband | J.J.K
Fanfiction[Completed+Sequel] Kalian pernah membayangkan jika kalian akan bertemu seorang yang mempunyai wajah mirip dengan kalian, dan dia bukanlah anggota keluarga kalian? Bayangkan jika seorang itu adalah lawan jenis kalian? Apa yang akan kalian lakukkan? A...