Chapter 4

5.8K 351 4
                                    

Yap!

Gue lagi cerita sama Silla tentang kejadian kemarin, dimana gue dijadiin babu sama si ketus. Pokoknya, gue cerita sambil emosi gitu deh. Si Silla malah bahagia banget ngedenger gue dijadiin babu sama si ketus. Dan pas gue lagi cerita, si ketus datang ke kelas dan dia ngelewatin gue dengan tampang tanpa dosa. Sumpah! Gue kesel ya sama tuh anak lama-lama. Padahal tuh kemarin gue niatan baik sama dia tuh karena gue mau temenan sama dia, karena dikelas ini cuma dia yang gak pernah bersosialisasi sama gue, mungkin sama yang lainnya juga. Tapi sekarang, bodo, gue gak perduli deh, kalau dia mau temenan sama gue sih syukur, kalau enggak juga gue gak rugi. Gue sih anaknya nyelaw aja, yegak? Kalau si Silla sih gak pernah dijutekin sama si Bimo, kenapa? Karena dia gak pernah nanya sama si ketus.

Guru pun datang ke kelas, dan langsung menyuruh anak-anak kelas membuka buku materi, dan ia menjelaskan sambil menulis di papan tulis.

Gue bukannya dengerin guru ngejelasin, malah bercanda sama si Silla. Please ini contoh yang gak baik, gak usah ditiru ya.

"Eh, bisa diem gak?" si ketus mulai galak lagi. Elah, nyebelin.

"Suka-suka gue lah." jawab gue, wih, udah sama belum ketusnya? Wkwk.

"Gue ketua kelas!"

Hufft, gue memutar bola mata malas. Ketua kelas? Ketua kelas yang suka ngebabuin bendahara? Iuh.

Gue memutuskan untuk diam, malas mendengarkan omongan dia yang suka seenak jidatnya.

ooo

"Ya, Mom. I love you too."

Sambungan terputus. Ya, tadi gue baru aja teleponan sama Mom gue. Dia bilang liburan kali ini dia belum bisa pulang ke Indonesia karen masih banyak kerjaan disana. Ya ya ya, gue sudah terbiasa dengan alasan itu.

Ting!

Satu pesan BBM masuk ke ponsel gue. Oh, si Silla.

Silla Chantika:

Wey lo lagi dimana?

Karenina Shalum:

Dirumah, napa?

Silla Chantika:

Gue ke rumah lo ya? Gue mau cerita.

Karenina Shalum:

Ok, bawa jajanan ya!

Silla Chantika:

Dasar! Yaudah gue otw.

Gue menutup menu BBM dan menaruh ponsel gue dengan asal-asalan. Dan bel rumah gue udah berbunyi, pasti Silla tuh. Cepet ya? Yaiyalah orang rumah kita deket, cuma beda blok aja. Gue tetep tiduran dikasur, karena itungan ketiga juga pasti dia udah sampe dikamar gue.

Satu...

Dua...

Tiga...

Clek! Pintu kamar gue terbuka dan Silla pun masuk. Bener kan? Iya, emang dia udah biasa kayak gitu, begitupun gue kalau main kerumah dia. Dia langsung ikutan gue tiduran dikasur.

"Ada cerita apa?" tanya gue.

"Gue punya gebetan baru!"

Gue langsung nganga, wah parah nih anak main ngelewatin gue aja, dia udah maju start duluan. Lah gue masih aja jomblo-_-

"Siapa-siapa? Ganteng gak?"

Pertanyaan macam apa itu? Masa yang ditanyain ganteng atau enggak sih? Ya ampun ketahuan deh kalau gue sering liat dari fisik wkwk. Boong deng, gue gak gitu kok, gue sih yang penting baik aja, terus kalau bisa sih ganteng, eh kalau bisa ya, kalau enggak juga gapapa deng, ga maksa, asal gak jelek aja. Eh? Sama gak sih? Whatever.

"Namanya Fero. Nih, bentar gue kasih tau fotonya." Silla membuka ponselnya dan memberi tahu gue foto seorang pria, tapi keknya senior deh ini cowoknya. "Gimana ganteng gak?"

Gebetannya Silla sih cakep, tapi kayak mengingatkan gue sama siapa gitu. Wkwk.

"Ganteng. Nemu dimana lo? Sekolah dimana dia?"

"Nemu di kontak be be em. Wkwk."

"Serius lo?"

"Iya, jago kan gue? Dia baru lulus SMA sekarang dia baru masuk kuliah. Dia dulu SMA nya di SMA kita."

Gue ngangguk-ngangguk aja, "Lo udah pernah ketemu?"

"Udah tiga kali."

"Widih, kapan? Kok gue kagak tau."

"Kalau lo tau ribet nanti."

Gue menjitak kepala Silla, "Damn!"

Silla tertawa, lalu tiba-tiba ia mengubah posisinya menjadi duduk. Lalu ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah menjadi datar.

"Kenapa, Sil?" tanya gue dengan wajah serius.

"Gue lapar." jawabnya tanpa dosa, dan langsung mendapatkan bom bantal dari gue. Dan dia malahan nyengir, ngeselin emang. "Ada apa dirumah lo?"

"Mi instan."

"Dimana disimpennya?"

"Tempat biasa."

"Yaudah gue masak ya."

"Yaudah sana, masakin gue juga!"

Silla turun dari kasur dan keluar kamar sambil berteriak,"OK!"

"NANTI GUE NYUSUL KE BAWAH!" Teriak gue.

Lalu gue masuk ke kamar mandi, karena apa? Karena gue belum mandi. Wkwk.

ooo

Gue turun ke meja makan dan disana Silla sudah lahap memakan mie nya. Gila, tuh anak kayak belum makan lima hari tau gak.

"Woi tungguin kek!"

Silla tertawa kecil, "Abisan lo lama, lo baru mandi?"

Gue nyengir sambil duduk disamping Silla dan ikut melahap mie.

"Pantesan tadi kek ada bau-bau apaan gitu." ujar Silla.

"Sialan lo."

Ting!

Ada BBM masuk di ponsel Silla. Tiba-tiba aja Silla jadi senyum-senyum gak jelas. Kenapa itu anak? Wah, apa jangan-jangan gara-gara mie dia jadi gila? Buru-buru gue berhenti makan mie nya, takut ikutan gila.

"Sill, lo kenapa? Lo sehat kan? Apa kesambet?" tanya gue.

Silla berdecak, "Enak aja, gue gak gila ataupun kesambet! Gue lagi bahagia tau, ini yang BBM si Fero." ujar Silla.

Wtf!

Gue kira dia kenapa. Alah! Mendingan gue lanjutin nih makan mie gue yang sudah tertunda karena gue takut gila. Nyammmm!

=================================

Thanks for reading Don't forget to vote, comment, and follow my wattpad account: buterabieberstories

Thank you

HE'S COOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang