Chapter 14

4.2K 303 1
                                    

Yeay, akhirnya sampai juga di mall. Gue turun dari motor Bimo dan menyerahkan helm kepada Bimo. Bimo turun dan menggantungkan helm pada motornya.

Gue dan Bimo berjalan memasuki mall tapi gue berjalan dua langkah lebih maju dibanding Bimo. Abisan Bimo lelet banget.

"Bim, timezone yuk?"

Bimo mengangguk saja, lalu kami masuk ke timezone dan Bimo yang membeli kartunya, padahal gue punya sih kartunya tinggal diisi aja, tapi Bimo main beli aja gak ngasih gue kesempatan buat ngomong. Whatever lah ya. Yang penting kita maiiiiiin!

Gue mulai memainkan semua permainan yang gue suka dari ujung ke ujung. Sedangkan Bimo hanya melihati saja, hm, dia tuh ya flat banget dah hidupnya. Ini males, itu males. Kerjaannya cuma belajar aja kali ya?

Gue mengajak Bimo ke arena permainan basket. Gue punya ide buat ngajak dia taruhan.

"Bim, kita tanding basket yuk? Yang kalah harus traktir ice cream. Gimana?" tawar gue.

Bimo berdecak malas, "Males."

"Oh, jadi lo takut?"

"Mana ada gue takut."

"Yaudah, berani gak nih?"

"Ok,"

"Ok ya? Yang paling banyak skornya dia yang menang."

Bimo memajukan bibir bawahnya sambil mengangkat alisnya. Gila, he's cool!

Gue mulai menggesek kartu dan bola basket pun mulai keluar, gue dan Bimo langsung sibuk memasukkan bola ke dalam ring. Dan akhirnya...

Gue yang menang!

"Yes! Gue menang!" sorak gue sambil loncat-loncat.

Bimo tertawa kecil. Yaelah Bim, ketawa aja ditahan-tahan, gue tau lo mau ketawa, stay cool banget sih ini anak.

"Abis ini lo harus traktir gue es krim!" sambung gue.

Gue mengedarkan pandangan gue, dan gue langsung excited ketika melihat tempat photo box.

"Bim, Bim, kesana yuk?"

"Kemana?"

"Itu kesana!" ujar gue sambil menunjuk area photo box dengan excited.

Bimo mengerutkan dahi, lalu ia bergidik, "Ogah ah."

"Ih! Harus mau pokoknya!" gue menarik paksa Bimo dan akhirnya Bimo pasrah.

Gue dan Bimo masuk ke dalam area photo box dan gue mulai bergaya. Cekrek! Gaya pertama canggung banget masa, mana Bimo gak ada senyum-senyumnya sama sekali.

"Bim, senyum dong senyum!" perintah gue, akhirnya Bimo tersenyum dengan paksa, lalu gue merangkul Bimo sambil senyum tiga jari dan cekrek! Yasssh, hasil yang ini jauh lebih baik dibanding yang pertama tadi.

Dilanjutkan dengan gaya-gaya berikutnya, dimulai dari gue yang manyun sambil melirik Bimo, terus gue bersandar dibahu Bimo sambil tersenyum dengan mata terpejam, gaya salam dua jari, dan beberapa gaya lainnya. Setelah selesai, akhirnya kami keluar dari photo box.

"Nih, lo simpen satu, gue satu." ujar gue sambil memasukkan foto kedalam slingbag, dan memberikan satu foto yang lain kepada Bimo. Bimo menerimanya dan memasukkannya ke dalam saku celananya. "Oiya, lo kan harus traktir gue ice cream." sambung gue.

Bimo menghela nafas, "Ok, come on!"

Bimo berjalan mendahului gue dan gue langsung mengikutinya dengan tersenyum. Bimo membeli dua buah es krim, yang satu rasa coklat, yang satunya rasa vanilla.

"Mau yang mana?" Bimo menawarkan gue untuk memilih.

Gue mengambil es krim rasa vanilla, "Ini." gue mulai menjilat dan melamoti es krim tersebut.

Bimo tiba-tiba menarik hidung gue dengan gemas, "Makannya yang bener kek, lap tuh berantakan gitu." ujar Bimo.

Gue tersenyum, pipi gue terasa hangat. Gue mengambil ponsel dan bercermin di ponsel, gue langsung nyengir ketika melihat wajah gue yang berantakan karena es krim. Gue membersihkannya dengan tisu.

"Lo laper gak?" tanya Bimo.

Gue berdehem, "Lumayan sih."

"Yaudah, ayo makan." Bimo berjalan mendahului gue, dan gue langsung berlarian agar menyetarakan posisi gue dengan Bimo.

Gue dan Bimo masuk ke dalam kafe dan menempati salah satu meja kosong disana. Lalu Bimo memanggil pelayan kafe.

"Mau apa?" tanya Bimo.

Gue berdehem sambil membaca menu kafe, dan gue menunjuk salah satu menu pasta, "Ini."

"Yaudah, Mba, ini satu sama ini satu ya." Bimo menunjuk salah satu menu pasta dan salah satu menu pudding. "Minumnya mau apa?" tanya Bimo lagi.

"Samain aja deh."

"Yaudah, sama lemon tea dua ya Mba."

Pelayan kafe mencatat pesanan lalu pergi.

Setelah menunggu agak lama, akhirnya pesanan pun datang. Gue langsung menyantap pasta gue, dan Bimo juga menyantap puddingnya.

Hm, tapi kayaknya pudding Bimo kelihatannya lebih enak. Hm, tadi aja gue pesen pudding juga. Pasta mah bosen.

Bimo menatap gue sambil menaikkan sebelah alisnya dan ia tertawa kecil. Omg! Bim. Mendingan lo gak usah ketawa deh, rasanya jantung gue mau copot kalau lo ketawa begitu. "Mau? Nih, gausah melas gitu kek." Bimo menyuapi gue sesendok pudding, gue menerimanya sambil tersenyum malu-malu. Bimo, pekaan ya ternyata orangnya. Padahal gue gak bilang apa-apa.

"Nih, lo cobain juga deh pasta gue." gue menaruh sesendok pasta didepan mulut Bimo.

Bimo bergidik, "Gamau ah."

Gue memelas dan memasang puppy eyes andalan gue, dan akhirnya Bimo berdecak, "Ok." ujarnya lalu melahap suapan gue. Gue pun tersenyum, lalu kami kembali menyantap makanan masing-masing.

Piring kosong, perut kenyang. Yaa, gak penting sih kenyangnya, tapi yang jelas gue bahagia jalan sama Bimo.

"Udah yuk balik?" ajak Bimo.

Gue mengangguk setuju.

Bimo memanggil pelayan kafe dan membayar tagihannya. Lalu kami pergi keluar mall dan pulang dengan motor Bimo.

Ngik!

Bimo menekan rem ketika sudah sampai di rumah gue, gue turun dan memberikan helm kepada Bimo.

"Gue balik ya?" pamit Bimo.

"Eh, Bim!" tahan gue, Bimo mengerutkan dahi, "Thanks." sambung gue.

Bimo mengangkat kedua alisnya lalu ia menjalankan motornya, sampai lama-kelamaan semakin menjauh dan hilang ditikungan gang.

=================================

Thanks for reading Don't forget to vote, comment, and follow my wattpad account: buterabieberstories

Thank you

HE'S COOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang