Ini baru jam lima pagi, dan coba tebak sekarang gue lagi ngapain? Gue lagi main kompor alias masak. Masak nasi goreng aja sih, tapi ini nasi gorengnya spesial, soalnya mau gue kasih ke Bimo hehe. Sekarang gue gak ngelak lagi deh, gue emang jatuh cinta sama dia, dan gue akan berusaha buat dapetin hati dia, walaupun dia sedingin es, tapi gue bakalan kasih dia kehangatan biar dia bisa mencair sama gue.
Yaps! Setelah satu jam gue bikin nasi goreng akhirnya jadi juga, kelamaan ya? Maklum lah, gue kan mau rasanya perfect di lidah Bimo. Yaudah ok, gue masukin nasi goreng buatan gue ke tempat bekal gue yang warna biru, dan gue masukin ke tas gue. Sekarang saatnya gue siap-siap dan mandi.
Eh, pesen ojek online dulu deh baru mandi. Gue meraih ponsel gue dan membuka aplikasi ojek online lalu memesannya. Yash! Sudah pesan, sekarang waktunya gue mandi.
Satu menit...
Dua menit...
Lima menit...
Sepuluh menit...
Lima belas menit...
Taraaaa! Gue udah selesai mandi dan gue udah siap-siap buat ke sekolah.
Ting-neng!
Nah tuh kayaknya abang ojek online tuh yang datang. Gue langsung menggendong tas dan berlarian kecil keluar rumah.
"Ayo berangkat bang," ujar gue sambil mengunci pintu rumah.
Gue memakai helm milik bang ojek dan langsung naik motor ojek.
Setelah sekitar sepuluh menitan, akhirnya gue sampai disekolah dan gue langsung mengambil uang dan membayar ojek lalu gue lari masuk kedalam sekolah.
Gue berjalan menuju kelas Bimo, gue nengok ke dalam kelasnya, tapi Bimo gak ada.
"Eh, liat Bimo gak?" tanya gue sama teman sekelas Bimo.
"Tuh, dibelakang lo." jawabnya.
Gue noleh, dan benar saja Bimo sudah ada dibelakang gue.
"Yaudah thanks ya." ujar gue pada teman sekelas Bimo.
Ia mengangguk dan pergi dari sana.
Gue membalikkan badan, berhadapan dengan Bimo. Gue tersenyum kepada Bimo, namun tak mendapatkan balasan senyuman dari Bimo.
"Ngapain nyari gue?" tanyanya.
Gue berdehem sambil nyengir, huft, kenapa jadi gugup gini ya. "Lo udah sarapan belum?" tanya gue.
"Belum. Ini abis naro tas gue mau ke kantin."
"Eh-eh gak usah ke kantin." tahan gue.
Bimo mengerutkan dahinya, "Napa?"
Gue berdehem, lalu gue membuka tas dan mengambil bekal yang sudah gue siapkan untuk Bimo. "Nih, gue masakin nasi goreng." ujar gue sambil mengulurkan bekal tersebut.
"Buat gue? Dalam rangka apa?"
Mampus! Dalam rangka apa ya. "Gak dalam rangka apa-apa sih. Ya, gue mau berbagi kebaikan aja. Nih, ambil!"
Bimo berdehem, "Gak ah, jangan-jangan tuh makanannya udah lo kasih racun lagi." ya ampun, suudzon aja sih.
"Astaga, fikiran lo tuh ya harus dinetralisir deh. Mana mungkin gue ngelakuin itu sama orang yang gue tak---" astaga, hampir aja gue bilang taksir-_-
"Tak apa?" tanya Bimo.
Gue gelagapan. Mampus deh gue. "Tak..anu, tak.. Takut! Iya mana mungkin gue racunin orang yang gue takut, lo kan serem banget, ih." alibi gue.
Bimo tersenyum miring, lalu ia menatap gue dengan jahil. "Takut atau taksir?"
Mati! Kok dia bisa tau sih kalau gue bohong. Aduh, tamatlah riwayat mu Nin. "Udah, lo mau gak nih? Gue udah bikin cape-cape tau gak." ujar gue sambil manyun.
Bimo mengambil bekal yang gue berikan, "Awas kalau gak enak." ujarnya.
Gue tersenyum, "Ok, dihabisin ya. Gue ke kelas dulu, bye Bimo!" gue berlarian naik tangga dan masuk ke kelas.
ooo
Fero sudah menunggu didepan gerbang sekolah, bukan nunggu gue, nunggu si Silla lah.
"Gue duluan ya, Nin." ujar Silla yang sudah duduk didalam mobil Fero.
Gue mengacungkan jempol. Sebenarnya gue selalu diajak bareng, tapi gue aja yang gak mau. Abisnya mereka suka mampir-mampir mulu, gue males jadi obat nyamuk.
Setelah mobil Fero sudah terlihat sangat kecil, gue mengambil ponsel untuk memesan ojek online. Namun ketika gue mau memesan ojek, seseorang menepuk bahu gue. Gue langsung noleh, dan ternyata itu Bimo. Nah, mulai kan, jantung gue gak normal.
"Eh, Bim, kenapa?" tanya gue.
Bimo mengulurkan kotak bekal biru milik gue, "Nih, thanks."
Gue mengambil kotak bekal gue dan menaruhnya didalam tas gue. Gue bahagia, isinya habis. "Gimana Bim? Enak kan?"
"Hm, lumayan." jawabnya.
Gue berdehem sambil tersenyum. Kenapa gue jadi bingung bersikap gini ya didepan Bimo? Kelihatan banget pasti gue gugupnya.
"Yaudah deh, gue balik duluan ya." gue balik badan dan mulai berjalan.
Sebuah tangan menahan lengan gue, gue noleh, ternyata itu tangan Bimo. Gue menelan ludah gue. Gue gugup.
"Balik sama siapa?" tanya Bimo.
Gue berdehem, "Ehm, palingan gue pesen ojek online."
"Bareng gue aja." ujar Bimo lalu ia berjalan menuju parkiran motornya.
Gue masih nganga. Serius nih Bimo ngajak gue balik bareng? Gak bohong? Mimpi apa gue semalem.
"Woi! Ngapain lo bengong?"
Gue langsung tersadar. Ternyata Bimo udah ada didepan gue naik motornya dan ia udah pake helm.
Bimo memberikan helm kepada gue, gue menerimanya sambil tetep bengong, ini seriusan gak sih?
"Cepet pake, lama."
"Ini serius?"
Bimo berdecak, "Yaudah sini balikin helm nya kalau gamau."
"Eh-eh, jangan gitu dong. Mau kok." gue langsung memakai helm dan duduk dibelakang Bimo.
Bimo langsung ngegas dan gue refleks melingkarkan tangan gue dipinggang Bimo. Astaga! Ini lebih dari ekspetasi gue.
=================================
Thanks for reading Don't forget to vote, comment, and follow my wattpad account: buterabieberstories
Thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S COOL
Teen FictionApa sih defini cowok dingin menurut Lo? ✔Nyebelin ✔Sok ✔Malesin ✔Bikin Emosi ✔Minta digaruk ✔Bikin batal puasa ✔De El El Begitu? ya emang awalnya sih iya, tapi entah, makin kesini pemikiran gue malah makin muter 360°. Kalau menurut gue, cowok dingi...