Gue berjalan bersama Silla dikoridor sekolah. Rencananya, kita mau ke kantin nih. Kalau difikir-fikir, udah lama gue gak jalan bareng sama Silla, palingan ketemunya pas dikelas doang, kalau istirahat gue sama Bimo, dan kalau pulang sekolah Silla sama Fero. Jadi, kita jarang ada waktu barengan akhir-akhir ini. Pas sekalinya jalan bareng kayak gini nih, semua gue obrolin sama si Silla. Gue cerita tentang hubungan gue sama Bimo, dan dia cerita tentang hubungan dia sama Fero.
Tiba-tiba Clarissa berdiri dihadapan gue dan Silla dengan melipatkan kedua tangannya didada dan mempertahankan mimik wajahnya yang terlihat belagu alias songong. Ngapain sih nih orang ngehalangin jalan gue sama Silla? Sumpah ya, dia tuh kayaknya gak ada kerjaan lain deh selain ngusik orang. Lagian kan, bukannya dia udah lulus? Ngapain lagi dia disekolah? Zzz.
"Kasian, hidupnya penuh drama." ujarnya.
Gue mengerutkan dahi dan tidak menjawab apapun perkataan dia. Lagian dia ngomong sama siapa? Sama gue? Silla? Atau sama tembok.
"Udah bahagia banget kayaknya dapetin prince gue. Taunya, dududu, kasihan." ujarnya.
Prince dia? Siapa? Hm, dia kan naksir sama Bimo, apa dia lagi bahas soal Bimo? Lagian ini orang gak jelas banget dah, ngomong apaan sih.
"Kak, please, gausah ngusik hubungan gue sama Bimo." kata gue penuh penekanan.
"Sorry, gue bukan ngusik hubungan lo sama prince gue, but, gue kan cuma ngasih tau lo, supaya lo gak jatuh terlalu dalam dan...feel pain. Dududu, malangnya..." jelasnya.
Gue mengerutkan dahi, apaan sih maksud dia.
"Udah lah Nin, gak usah dengerin dia." ujar Silla.
Gue mengangguk dan berbalik badan bersama Silla, berencana balik ke kelas. Dari pada ngeladenin senior rempong ini.
"Jadi lo belum lihat kiriman video dari gue?" tanya Clarissa agak keras karena gue dan Silla sudah jalan beberapa langkah.
Gue dan Silla berhenti berjalan dan berpandangan bingung. Lalu kita kembali berbalik badan berhadapan dengan Clarissa.
"Video? V-video apa maskud lo Kak?" tanya gue bingung.
"Yaaaa, lo cek aja tuh hp lo."
Gue memutar bola mata dan mengambil ponsel gue disaku baju gue, gue membuka satu pesan dari Clarissa, ya benar, dia memang mengirimkan gue sebuah video. Tapi video apaan ya? Perasaan gue jadi gak enak.
"Video apaan ya Sill?" bisik gue pada Silla.
"Coba buka aja." ujar Silla.
Gue mengangguk. Dan membuka video kiriman Clarissa tersebut. Di video itu terdapat dua orang pria yang gak asing, ya gue tau itu Fero sama Bimo.
"Kapan lo ajak Nina kesini? Gue udah kenalin Silla sama bokap nyokap." ujar Fero didalam video tersebut.
"Buat apa?" tanya Bimo.
"Kok buat apa sih? Gimana sih lo, dia kan pacar lo, ya kenalin lah sama bokap nyokap, biar mereka tau." ujar Fero.
"Gak perlu, gue gak serius sama dia." ujar Bimo.
Jleb! Sumpah itu sakit. Jadi Bimo gak serius pacaran sama gue? Mata gue berkaca-kaca. Silla langsung mem- pause video tersebut. "Udah gausah dilanjut deh Nin, palingan ini rekayasa dia aja." ujar Silla.
"Rekayasa? Lo fikir gue kurang kerjaan? Jelas-jelas disitu ada suara dan videonya, itu asli! Mana mungkin rekayasa, udah lah, terima aja nasib." ujar Clarissa.
"Eh, lo tuh kenapa sih gangguin hubungan sahabat gue terus? Lo mau ngerusak hubungan mereka?" Silla menyolot. Clarissa tetap mempertahankan muka songongnya.
"Udah Sill, ini gak mungkin rekayasa, gue mau liat lanjutannya." ujar gue lalu menekan tombol play.
"Gak serius? M-maksud lo gimana sih?" tanya Fero dengan wajah sedikit emosi.
"Gue pacarin dia biar Clarissa gak ngedeketin gue terus."
What? J-jadi gue cuma dijadiin boneka sama Bimo? Gila, dia jahat banget sumpah!
"Lo keterlaluan! Jadi lo gak cinta sama Nina?"
"Ah? Gue? Cinta sama cewek pecicilan, alay, norak kayak dia? G-gak mungkin lah."
Gue menghentikan video tersebut. Gue gak kuat lagi, sumpah, kata-kata Bimo itu nusuk banget sampai hati gue yang paling dalam. Sumpah Bim, lo jahat banget.
Gue lemas, gue menjatuhkan tubuh gue sendiri ke lantai, gue bersandar pada dinding sekolah, lalu gue memeluk kaki gue sendiri, dan menenggelamkan wajah gue diantara dada dan lutut. Bahu gue bergetar, gue gak bisa menahan airmata gue, ini terlalu sakit. Lo jahat banget Bim! Gue tulus cinta sama lo, tapi apa? Lo giniin gue Bim? Lo jahat!!! Harusnya dari awal gue sadar, harusnya dari awal gue gak nyimpen perasaan sama lo, Bim. Gue bodoh, kenapa gue percaya sama lo, kenapa gue bisa nganggep lo orang baik? Padahal dari awal lo selalu ketus sama gue, padahal lo gak baik sama gue. Dan sekarang gue baru sadar, lo bener-bener JAHATTTTTT!!!!
Gue merasakan ada sentuhan lembut yang menenangkan dari seseorang, dan gue tau itu pasti Silla. "Nin, udah ya, mungkin lo butuh penjelasan dari Bimo. Lo gak usah percaya sama video itu sepenuhnya." ujar Silla.
Gue mengangkat kepala gue, menatap Silla. "Engga Sill! Gue gak butuh penjelasan apapun! Semua ini tuh udah jelas! Gila, parah, gue merasa jadi orang paling bego didunia ini. Gue dibohongin sama orang kayak Bimo? Ya, sekarang gue tau, sekali ketus ya tetep ketus, mungkin Bimo emang sudah menjadi es yang gak bisa mencair. Dia orang paling jahat yang pernah gue kenal Sill! DIA JAHATTTT!" Tangis gue benar-benar pecah, lalu gue tenggelam didalam pelukan Silla.
=================================
Thanks for reading Don't forget to vote, comment, and follow my wattpad account: buterabieberstories
Thank you

KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S COOL
Ficção AdolescenteApa sih defini cowok dingin menurut Lo? ✔Nyebelin ✔Sok ✔Malesin ✔Bikin Emosi ✔Minta digaruk ✔Bikin batal puasa ✔De El El Begitu? ya emang awalnya sih iya, tapi entah, makin kesini pemikiran gue malah makin muter 360°. Kalau menurut gue, cowok dingi...