Chapter 11

4.6K 330 8
                                    

Skip!

Skip!

Skip!

6 Bulan Kemudian.

Hari ini gue datang ke sekolah sendirian. Iya, semenjak Silla pacaran sama Fero tiap hari dia berangkatnya bareng Fero. Dan gue dilupakan. Wkwk, engga deng. Silla sih mau tetep berangkat sama gue, tapi gue yang nyuruh dia berangkat sama Fero. Ya gue mah sahabat yang pekaan, pasti didalam hati Silla juga dia mau sama pacarnya. Yagitu deh, jadi belakangan ini gue naik ojek online kesekolah.

Gue mencari kelas gue, karena hari ini pembagian kelas. Ya, kelasnya diacak lagi-_- dan akhirnya gue nemu nama gue dijendela kelas 11 science 4. Disitu juga ada nama Silla, yash gue sekelas lagi sama Silla. Horayyy! Tapi, kira-kira kelas Bimo dimana ya? Please dong sekelas lagi sama gue. Gue mencari namanya dijendela kelas gue, bolak-balik sepuluh kali tapi tetep gak ada. Jadi gue gak sekelas nih sama Bimo? Ah bete! Astaga, gue kenapa jadi begini sih? Kenapa gue ngerasa selalu pengen deket sama Bimo ya. Iya, gue akuin gue suka sama dia, tapi emang segininya? Kalau ini sih namanya cinta. Eh? Emang iya? Masa sih gue cinta sama Bimo? Gak deh ah.

Gue masuk ke kelas sambil manyun. Ternyata didalam sudah ada Silla, dia telah menyiapkan kursi untuk gue disampingnya. Dia melambaikan tangannya pada gue, dan gue menghampiri lalu duduk disamping Silla.

"Kenapa tuh muka? Digodain abang-abang gojek?" tanya Silla, eh nanya apa ngeledek ya?

Gue berdecak, "Gak lucu, Sill."

"Ih, ambekan wo!"

Gue memutar bola mata, "Gue ke toilet bentar ya." ujar gue lalu berjalan keluar kelas.

Gue berjalan menuruni anak tangga, ah, malesin ya kelas sebelas tuh, harus naik-turun tangga. Enakan kelas sepuluh deh, gak usah naik tangga, dan sekelas sama Bimo. Eh, kenapa nyambung-nyambung ke Bimo sih? Tuh kan gue udah error.

Eh, itu...Bimo kan?

Iya, itu Bimo, dia lagi duduk dikoridor kelas sambil baca buku. Elah, baru juga masuk belum belajar efektif, ini anak udah belajar aja. Pacar idaman banget sih. Beuh, gue bergidik. Otak gue makin error.

Gue menghampiri Bimo dan duduk disampingnya, "Hai, Bim." sapa gue sambil memasang senyuman termanis gue.

Bimo menatap gue datar, "Tumben gak manggil gue aneh-aneh."

Hah? Emang iya apa? Gatau, iya, gue baru sadar kalau gue jarang banget panggil nama asli dia. Gue selalu panggil dia Bemo. Ah, tapi kan dia juga sama, panggil gue Kare ayam.

"Emang lo lebih suka kalau gue panggil Bemo ya?" ledek gue.

"Ga juga." juteknya.

Gue manyun, kenapa sih dia tuh ya. "Btw, lo masuk kelas mana?"

"Ini." ujarnya.

Gue melirik keatas, melihat nama kelas Bimo. 11 science 2. Jadi kelas dia dibawah kelas gue? Jauh dong. Hiks.

Gue mengangguk. Tiba-tiba Clarissa menghampiri gue dan Bimo.

"Bim, sarapan bareng yuk?" ajak Clarissa.

Sumpah, hati gue sakit banget.

"Sorry, gue udah janji sarapan bareng Nina." ujar Bimo. Gue langsung nganga aja, kenapa sih Bimo selalu drama didepan Clarissa?

"Nina? Dia lagi?" Clarissa menatap sinis gue. Anjirrr, gue takut. Eh ngapain gue takut ya? Tapi, gue males ah berurusan sama senior.

Bimo mengangguk lalu menggandeng tanganku. "Yuk, Nin."

Gue mengangguk dan ikut Bimo.

Bimo menggandeng gue sampai ke kantin, dan kita menempati salah satu meja kantin.

"Bim, kenapa sih lo selalu drama didepan Clarissa?" tanya gue.

Bimo meletakkan jari telunjuknya dibibir gue, "Ssst, orangnya masih ngikutin." ujar Bimo. Gue menelan ludah dan menyingkirkan jari Bimo.

Gue menoleh, benar, Clarissa masih mengikuti kita, dia duduk dimeja yang letaknya selang dua meja dari kita.

"Yaudah, makanya jawab." ujar gue namun dengan agak mengecilkan suara gue.

"Ok, gue bakalan cerita. Jadi, dia itu anak temennya bokap gue, dan bokap gue utang budi sama bokap dia. Gue rasa, Clarissa itu naksir sama gue, dia tuh selalu main kerumah gue dan awalnya jutek sama dia, tapi kata bokap gue, gue harus bersikap seramah mungkin sama dia karena bokap gue gak enak sama bokap dia." jelas Bimo. Sumpah, ini obrolan terpanjang yang pernah gue alami sama Bimo.

Gue ngangguk-ngangguk. Sekarang gue ngerti, tapi gue teringat sesuatu. "Tapi...lo suka gak sama Clarissa?" tanya gue hati-hati. Please, jawab engga please.

"Ya---"

"Suka? Iya lah, pasti, Clarissa kan cantik banget." potong gue, gue gak sanggup deh denger lanjutannya. Gue yakin, setelah kata 'ya' pasti Bimo akan memuji-muji Clarissa. Pupus deh, gimana sama perasaan gue coba.

"Bisa gak kalau orang ngomong jangan dipotong?" ketus Bimo.

Gue mengatupkan mulut, "Sorry."

"Gue boleh lanjut jawaban gue?"

Gue mengangguk pasrah, duh, hati, sabar ya, lo harus ngerasain sakit lagi.

"Ya...gak suka lah gue sama dia. Kalau gue suka ngapain juga gue drama didepan dia? Kalau gue suka pasti gue udah pacaran sama dia." jelas Bimo.

Gue langsung tersenyum. Sumpah, itu refleks.

"Kenapa lo? Seneng amat?"

Gue menggeleng sambil tetap tersenyum. "Kalau lo gak suka, kenapa lo gak bilang aja sama bokap lo?"

"Udah. Tapi bokap gue bilang gue harus tetep ramah sama Clarissa." ujarnya.

Gue berdehem panjang, tiba-tiba gue jadi bete. "Berarti lo bakalan dijodohin ya sama dia?"

Bimo berdecak sambil menjitak kepala gue, "Gak lah stupid!" gue meringis. "Ramah sebagai teman aja. Kalau sampe gue dijodohin, gue bakalan kabur dari rumah." sambungnya.

Oh, begitu. Gue mengangguk sambil tersenyum. Btw, Silla nungguin gue gak ya? Sebenarnya sih gue masih mau lama-lama disini sama Bimo, tapi kasihan Silla.

"Bim, gue ke kelas duluan ya, kasihan Silla sendirian dikelas." ujar gue sambil beranjak berdiri.

Bimo menahan lengan gue, "Eh, bareng ke kelasnya. Kalau lo tinggalin gue sendirian, bisa-bisa Clarissa gangguin gue lagi." ujarnya.

Gue tersenyum. "Ok, come on!"

Gue dan Bimo berjalan menuju kelas. Hari ini gue bahagia banget bisa ngobrol panjang sama Bimo, gue juga bahagia karena Bimo udah mau berbagi sedikit cerita tentang kehidupannya. Fix gue gak bisa ngelak lagi. I love him.

"Kita pisah disini ya, gue ke kelas, lo ke atas." ujar Bimo.

Gue mengangguk.

Ketika Bimo beranjak pergi, gue menahannya. Bimo mengerutkan dahinya, gue tau itu tanda tanya kenapa.

"Thanks ya udah mau cerita sama gue, gue seneng bisa ngobrol banyak sama lo." ujar gue.

Bimo menaikkan sebelah alisnya, lalu ia tersenyum tipis dan pergi ke kelasnya. OMG! Walaupun senyumannya tipis, tapi berhasil bikin gue deg-degan ditambah sesak nafas. Gilaaa, mau pinsan nih gue.

=================================

Thanks for reading Don't forget to vote, comment, and follow my wattpad account: buterabieberstories

Thank you

HE'S COOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang