Lima Belas

2.3K 144 11
                                    

Video multimedia 'Tears of an Angel'.

Ada yang aneh, semua terasa terlalu mudah. Apa Tuhan yang sedang bermurah hati kepadanya atau setan yang menunjukkan jalan yang penuh tipu daya? Dalam kemelut pikirannya untuk mendekati Kevin, dengan tangan terbuka pria itu memberi akses pada Billa. Waktu panjang yang ia habiskan untuk memikirkan bagaimana rencana Kim bisa terlaksana menjadi tidak bermakna. Tanpa terduga sekejap saja kesempatan itu datang bak umpan mengantarnya ke tempat ini, Bali.

Billa mematut bayangan di dalam cemin. Sebuah gaun biru tergantung indah pada tubuhnya dengan potongan leher yang agak lebar memamerkan leher Billa yang jenjang. Sebuah gaun sederhana nan detilnya tidak terlalu berlebihan namun dapat memancarkan aura si pemakai. Tidak perlu menghabiskan puluhan juta rupiah untuk sebuah Versace untuk pesta malam ini. Itu hanya akan mengundang pertanyaan Kevin dan tidak mungkin ia akan bercerita bahwa dahulu ia adalah seorang agen rahasia dengan honor puluhan ribu dolar. Lumayan, mengingat misi kali ini adalah misi pribadi yang tidak akan disponsori lagi oleh Black Mask.

Merasa penampilannya sempurna, –sempurna? Jawabannya iya. Billa harus memikat hati Kevin bukan? Bahkan Billa sempat mencari tahu tipe gadis yang disukai Kevin. Karena Kevin pernah atau masih menyukai Niki, maka Billa mencoba mempelajari style fashion Niki. Niki bukan tipe wanita yang suka mengumbar kemolekan tubuhnya. Ia lebih terkesan anggun– Billa keluar dari kamar hotelnya menuju kamar Kevin yang tepat di depan kamar Billa.

Kevin membukakan pintu setelah beberapa kali ketukan dari Billa. Dengan senyum semenawan mungkin, ia menghadap Kevin. Sialnya, Kevin hanya memandang Billa datar, tidak bereaksi.

"Tidak terlihat seperti dirimu biasanya," Kevin berkata sambil mendorong kursi rodanya mendahului Billa.

"Aku anggap itu definisi kata cantik darimu untukku," setengah berlari Billa mendekati Kevin dan mendorong kursi roda Kevin menuju lift.

.

Lift membawa mereka menuju grand ballroom Ayana hotel. Sebuah area luas yang dapat menampung lebih dari lima ratus orang. Ruangan tersebut di-design elegan dan menghadap langsung ke taman menawan di depan lobby utama.

"Bukankah itu Kevinardian Iskandar?"

"Yang diselingkuhi dan mengalami kecelakaan itu kan? Ku dengar ia berhenti bermain musik karena hal tersebut, " rentetan kalimat terdengar jelas di telinga Kevin dan Billa. Dua orang wanita memakai gaun merah dan hitam berdialog tak jauh. Billa mengarahkan pandangan ke sekeliling ruangan menyadari beberapa pasang mata memandang kehadiran mereka.

"Kasihan, padahal ia berbakat. Mereka sempat dinobatkan golden couple dunia musik Indonesia." Di mata Billa kedua orang tersebut tampak seperti komentator olahraga yang berceloteh tiada henti. "Eh, aku melihat Niki di pesta ini tadi. Itu... yang memakai gaun sutra hitam," Billa mengikuti arah tunjuk wanita bergaun merah. Tampaknya Kevin juga melakukan hal yang sama.

Billa memegang pundak Kevin, "Kau baik-baik saja?"

"Ya. Tak usah pedulikan mereka!" balas Kevin. Billa mengangkat alisnya, jika Kevin saja tidak peduli kenapa dia harus?

Di depan sana Farat melambaikan tangannya ke arah Kevin. Billa mendorong kursi roda Kevin ke arah Farat. Farat tidak sendiri, Kevin menyalami kedua pria yang tadi sedang berbincang dengan Farat, salah satunya adalah sang tuan rumah. Terakhir menjabat tangan Niki, mantan kekasih Kevin. Billa tidak dapat mengamati air muka Kevin saat ini yang berada di depannya.

"Kau datang Kevin?" Niki berujar, "Farat bilang, kau tidak akan datang ke acara ini—"

"Hei... dia memang bicara begitu padaku. Aneh saja sekarang dia ada disini," timpal Farat menautkan alisnya.

HALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang