Dua Puluh Satu; Perantara Rasa

1.8K 134 9
                                    

-Ku persembahkan salah satu ruang dimensi dunia ku pada kamu sekalian-

Enjoy it!

Kevin dan Niki baru saja menyelesaikan meeting mereka dengan salah seorang perancang yang cukup tersohor. Kontrak dengan AB Bross sudah akan selesai menjelang akhir tahun ini. Niki bukanlah bagian dari perusahaan, tetapi ia memiliki banyak koneksi dengan berbagai kalangan sehingga tak jarang diandalkan oleh Farat. Bahkan Farat sudah meminta Niki untuk bekerja diperusahaannya namun Niki menolak, karena Yodi tunangannya tidak suka jika Niki bekerja di perusahaan. Niki bersedia melakukan ini semua terlebih untuk memperbaiki hubungannya dengan Kevin.

Awalnya, Farat yang akan mengurus masalah kontrak dengan rumah mode ini, tetapi mendadak Farat menerima telepon untuk mengurus beberapa hal yang mendesak. Jadilah Kevin yang harus menggantikannya.

"Ku dengar Tante Rosita di Jakarta ya, Kev?" tanya Niki yang sedang melihat-lihat gaun di butik pada Kevin.

"Ya, hari ini Ibu akan kembali ke Makasar," jawab Kevin. Ia mengikuti Niki yang bergerak lamban dari satu gantungan ke gantungan lain.

Kevin mengedarkan pandangannya seantero butik dan berhenti pada sebuah gaun kuning gading selutut dengan bordiran halus di bagian pinggang hingga lutut. Ia mendekati manekin yang memakainya.

Pegawai butik yang menyadari ketertarikan Kevin pada gaun tersebut mendatangi sambil menebar senyum ramah. "Gaun ini adalah koleksi terbaru butik kami Tuan. Bordirannya dibuat dengan jahitan tangan dari benang berkualitas. Gaun ini sangat cocok dipakai oleh pasangan anda," ucapnya sambil menunjuk ke arah Niki yang masih melihat-lihat pakaian di bagian kanan.

Niki yang kebetulan memandang ke arah Kevin, menyadari dirinya menjadi topik pembicaraan. Ia mendekati Kevin melempar senyum pada sang pegawai.

"Bagaimana menurut anda Nona?" tanya pegawai toko pada Niki.

"Apanya?" Niki belum paham dengan apa yang pelayan itu tanyakan. Ia mengangkat kepalanya isyarat bertanya pada Kevin yang tampak bingung harus menjawab apa, namun sebelum Kevin mengeluarkan suaranya pegawai tersebut mendahului.

"Tampaknya pasangan anda hendak mencarikan sebuah gaun untuk anda," katanya sok tahu.

"Oh..." Niki tersenyum. Ia menyentuh gaun yang menjadi inti pembicaraan. Merasakan kehalusan bahan dan detil bordiran di sekitar pinggang. "Gaun ini sangat indah, begitu kan Kevin?" lempar Niki pada Kevin yang memandangi gaun tersebut.

"Begitukah?" tanya Kevin balik datar.

Merasa menjadi pengganggu, sang pegawai beranjak dari dua orang manusia yang memang sempat menjadi pasangan di masa lalu. Membungkuk hormat sebelum benar-benar pergi dari hadapan keduanya –setelah menawarkan bantuan jika dibutuhkan. Pasangan yang serasi, pendapatnya. Kevin dan Niki memang tidak seterkenal Dian Santro dan Nicolas Saputra sehingga hubungan masalalu mereka di ketahui semua kalangan masyarakat.

"Datar sekali jawabanmu...," tanggap Niki. "Gaun ini benar-benar indah. Kau bermaksud membelinya? Kau ingin aku mencobanya untukmu?"

***

Ini entah kali keberapa Rosita mendatangi restoran ini, hampir setiap hari barangkali. Pasalnya setiap Billa menemui Rosita, wanita penuh keibuan itu akan membawanya ke tempat ini. Begitu pula dengan sekarang saat tiga jam lagi pesawat yang membawanya kembali ke Makasar mendarat. Sebuah resto sederhana bergaya bangunan jawa kuno berpadu sedikit sentuhan kekinian dengan kaca-kaca besar yang mempersilahkan mata memandang keluar. Makanan di sini juga tidak kalah enak dengan makanan-makanan resto mahal yang terkenal. Cumi saus pedas dan gurame goreng patahnya luar biasa menggugah selera. Disamping itu Rosita tampak sangat akrab dengan ibu koki pemilik resto.

HALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang