Hingar bingar musik, asap rokok, bau alkohol, menjadi perpaduan yang sangat pas bagi orang-orang yang putus asa. Tapi mereka menyembunyikannya dengan kata 'bersenang-senang'. Hanya orang-orang naif yang benar-benar bersenang di tempat penuh nista itu.
Begitu pula jason, ia sudah tak sanggup lagi mengangkat kepalanya dari meja bar, yang bisa ia lakukan hanya memandang sendu pada gelas kosong yang kini ada di genggamannya, ia sudah tak berniat lagi untuk minum. Dengan kepala yang berat ia memaksakan dirinya untuk berjalan keluar club mewah itu.
Bahkan ia melihat segala benda yang ada di hadapannya menjadi dua, kakinya tak lagi bisa menopang berat tubuhnya sepenuhnya. Dengan sempoyongan ia berjalan menuju area parkir club. Ia mulai tak yakin bisa selamat sampai apartemennya jika ia memaksakan untuk menyetir sendiri. Walaupun begitu ia masih cukup sadar untuk mengenali tempat sekitarnya.
Masih dengan kepala yang luar biasa pusing, ia perlahan-lahan mencari mobilnya, langkahnya semakin pelan karna siksaan di kepalanya semakin menjadi.
Jason mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang mungkin bisa menolongnya, sekedar untuk mencarikannya taxi. Ia sedang ingin sendiri, tidak mungkin ia meminta salah satu temannya untuk menjemputnya ataupun manajernya yang tak berguna itu.
Matanya menangkap seorang wanita dengan gaun putih ketat tengah duduk di tepi kap mobil, entah mobilnya atau bukan. Di tangannya terdapat sebatang rokok yang masih mengepulkan asap. Dengan langkah gontai ia mendekati wanita itu. Ia duduk di sampingnya, kemudian mengambil batang rokok yang hendak di hisap oleh wanita bergaun putih itu.
***
Awalnya jennifer tak peduli pada seseorang yang sepertinya tengah mabuk itu. Ia masih menikmati rokoknya, ia sedang merenungi hidupnya, ia mulai bosan dengan rutinitasnya di club itu, hanya seputar uang, alkohol, rokok, dan seks.Hingga tiba-tiba laki-laki itu dengan begitu percaya diri duduk di sampingnya, dan merebut batang rokok yang sedang ia nikmati. Hembusan nafas jengah langsung keluar dari mulutnya. Siapa yang berani-beraninya mengusik ketenangannya.
Dengan perasaan dongkol ia menoleh pada laki-laki mabuk di sampingnya itu. Tak dapat di pungkiri jika laki-laki di sampingnya ini memiliki karismanya tersendiri. Dengan kulit eksotis, tidak hitam tidak pula putih, hidung mancung yang proporsional dengan rahang tegas, dan bibir yang cukup menarik. Dari pengamatannya laki-laki yang duduk di sampingnya itu juga jauh lebih tinggi darinya. Mungkin ia hanya sebatas dada lelaki itu. Padahal menurutnya ia memiliki tinggi yang lumayan di bandingkan teman-temannya yang lain.
Dengan sedikit berat hati ia mengambil sebatang rokok dari kotaknya yang berada di sampingnya. Jenifer menyalakannya dan menghirup asap rokok itu dalam-dalam, menikmati sensasi sesak di dalam paru-parunya sambil memejamkan mata hingga kemudian ia hembuskan perlahan dari mulut dan hidungnya. Untuk sejenak ia melupakan tentang seorang laki-laki yang kini duduk di sampingnya sambilnya menatapnya dalam.
Merasa ada yang mengawasi, barulah ia tersadar jika ada seorang lelaki menawan yang tengah duduk di sampingnya. Keheningan terjadi di antara mereka, hingga jason sadar kemudian ia berdehem, "tidak baik seorang wanita cantik sepertimu merokok" kata jason. Mendengar komentar jason jenifer hanya bisa tersenyum meremehkan, "tidak baik untukku tapi baik untukmu? Mengesankan sekali" kemudian ia menghisap rokoknya lagi. Mendengar jawaban wanita itu entah kenapa membuatnya geli, baru kali ini ada wanita yang bersikap biasa saja di sekitarnya. Wanita ini cukup menarik, dengan rambut hitam lurus yang menutupi sebagian bahunya dan wajah yang manis, tidak terlalu cantik tapi tidak membosankan untuk di pandang. Matanya berwarna coklat tua khas orang timur, hidungnya tidak mancung tapi juga tidak pesek, dan bibir merah yang menggoda untuk di nikmati. "Boleh ku tahu namamu?" Pertanyaan spontan itu keluar begitu saja dari mulutnya.
Tbc
Maap gaje, cerita pertama di sini, dari dulu uda pengen nulis tapi ceritanya sering mirip sama author lain, ga jadi deh takut di bilang plagiat, saya sadar saya orang baru. Mohon bantuannya yaaaa
Regards
19062016
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitch Diary
RomanceKesedihan, kesakitan, tak di hargai, menjadi makananku sehari hari. Tak ada yang bisa aku salahkan karna memang ini salahku, ini karmaku. Dan maaf harus membuatmu merasakannya karnaku. -jennifer Dove- Keegoisanku membuatku menyesal, ketidak pekaanku...