Aneh bin Ajaib

37 7 1
                                    

Cerita ini tidak ada hubungannya dengan IMmi, tetapi cerita ini masih berada dalam lingkungan IMmi. Cerita orang-orang yang ada di sekitar IMmi.


Saat ujian.

Hari ini ulangan sosiologi. Dan hari ini pengawasnya adalah Pak Hierpan atau Bola (jika ingin tahu mengenai cerita Pak Hierpan atau Bola bisa dibaca pada part "Pojok Kanan Belakang"). Semua para peserta ujian menganggap remeh Pak Hierpan. Ya... secara Pak Hierpan itu masih muda, jadi mereka bisa merayu Pak Hierpan untuk mengalihkan perhatian Pak Hierpan dari mereka yang menyontek dan membuka buku.

Mereka sering mengajak Pak Hierpan mengobrol dan Pak Hierpan pun menanggapinya. Tetapi saat ujian sudah berjalan lima belas menit, Pak Hierpan menyuruh semua para peserta ujian untuk diam dan tidak menanggapi setiap ucapan mereka.

Sesekali Pak Hierpan berjalan memeriksa para peserta ujian. Sungguh. Pak Hierpan benar-benar merepotkan. Tidak bisa membuat para peserta ujian menyontek atau membuka buku dengan tenang. Setelah mengelilingi seluruh peserta ujian, Pak Hierpan kembali duduk di meja pengawas. Tidak lupa juga sambil sesekali ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

Suasana ruang ujian menjadi hening. Sepi.

"CEKO!!" tegur Pak Hierpan dari meja pengawas.

Semua para peserta ujian langsung menoleh ke arah Ceko dan Pak Hierpan secara bergantian. Isna dan Mala yang berada di samping Ceko cuma melirik sekilas, setelah itu mereka fokus dengan soal mereka dan bertukar jawaban.

Hening.

Suasana ruang ujian kembali hening. Waktu sudah berjalan lima belas menit.

"CEKO!!" lagi-lagi Pak Hierpan menegur Ceko dari meja pengawas.

Semua orang langsung menoleh ke Ceko.

"Sekali lagi kamu nyontek, saya ambil soal ulanganmu," lanjut Pak Hierpan.

"Iya, Pak," jawab Ceko.

Suasana kelas kembali hening. Pak Hierpan bangkit dari duduknya. Dia berjalan mengitari seluruh meja para peserta ujian.

Semua para peserta ujian langsung memasang aksi pura-pura berpikir. Ketika hampir sampai di meja Ceko. Pak Hierpan langsung mengambil soal ulangan Ceko dan hanya menyisakan lembar jawaban.

"Loh, Pak!!" ucap Ceko terkejut saat soal ulangan miliknya di ambil Pak Hierpan. "Jangan di ambil Pak, saya ndak bisa ngerjakan."

"Ini sudah yang ketiga kalinya kamu menyontek," kata Pak Hierpan. "Kalau kamu nyontek, berarti kamu tidak perlu soal untuk menjawab."

Pak Hierpan berjalan ke depan kelas dan menatap semua para peserta ujian.

"Kita lihat saja Ceko," ucap Pak Hierpan memecah keheningan. "Soal Ceko bapak ambil, kalau lembar jawaban Ceko bisa terisi tanpa soal, berarti Ceko hebat."

Semua para peserta ujian menahan tawanya. Pak Hierpan kembali duduk di meja pengawas dan para peserta ujian pun kembali fokus dengan soal ujian.

Terkadang, sesekali Mala melihat Ceko. Dia melihat Ceko sedang memanjangkan lehernya untuk menyontek jawaban yang ada di sekitarnya. Mala hanya tersenyum.

"CEKO!!" terdengar lagi suara Pak Hierpan yang menegur Ceko dari tempatnya duduk. "Soalnya sudah diambil tapi masih saja nyontek."

"Tidak, Pak. Saya tidak nyontek," Ceko mengelak dari tuduhan Pak Hierpan.

Pak Hierpan bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri meja Ceko.

"Amazing. Ceko benar-benar amazing. Padahal tidak ada soalnya, tetapi lembar jawabannya bisa terisi," kata Pak Hierpan setelah melihat lembar jawaban Ceko yang sudah terjawab.

Semua para peserta ujian tertawa mendengar ucapan Pak Hierpan.

***

Momen-Momen IMmiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang