Rajanya Remedial

41 4 6
                                    

Kelas X-3.

Biasanya orang pintar itu identik dengan orang yang tidak pernah mendapatkan nilai rendah saat ulangan, walaupun pernah paling hanya satu atau dua kali tetapi tidak sampai remedial.

Tetapi itu kata siapa?

Buktinya Isna dan Mala. Walaupun mereka pintar tetapi mereka pernah merasakan yang namanya remedial.

Apa, sih, yang tidak pernah dirasakan oleh Isna dan Mala? Nilai tinggi sudah. Nilai rendah sudah. Remedial? Tentu saja pernah.

Disaat semua murid takut atau tidak bisa dengan pelajaran matematika dan menganggap bahwa matematika itu adalah pelajar killer, Isna dan Mala justru paling suka dengan pelajaran matematika. Bukannya sombong, tetapi ini kenyataannya. Disaat ulangan matematika nilai merekalah yang sempurna, seratus. Disaat semua orang suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia, Isna dan Mala tidak terlalu suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi nilai mereka tetap tinggi.

Tetapi hanya ada satu mata pelajaran yang tidak disukai dan paling dibenci oleh Isna dan Mala. Biologi. Ya, pelajaran Biologi. Disaat semua orang suka dengan pelajaran Biologi, Isna dan Mala justru tidak suka dengan pelajaran Biologi. Mereka lebih baik belajar Bahasa Inggris walaupun nilainya selalu pas-pasan dengan standar sekolah atau KKM. Itu masih lebih baik daripada Biologi.

Bayangkan saja. Dari awal pelajaran Biologi, mereka tidak pernah lulus setiap ulangan Biologi. Yang jelasnya mereka tidak pernah tuntas, alias remedial. Bahkan mereka berdua adalah rajanya remedial Biologi.

Bagaimana mau tidak dibilang rajanya remedial. Setiap ulangan Biologi, baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan semester mereka tidak pernah tuntas. Hanya Isna yang pernah tuntas dan itupun hanya satu kali, yaitu saat ulangan kenaikan kelas dan itu pun pas-pasan dengan nilai standar sekolah atau KKM.

Walaupun mereka selalu remedial, mereka tidak pernah terbebani sama sekali. Mereka berdua justru tenang-tenang saja. Bagi mereka, remedial itu seperti makanan hari-hari saja. Bahkan Isna dan Mala tidak pernah meributkan soal remedial saat mereka tidak tuntas. Bahkan mereka berlagak seperti tidak pernah remedial. Berbeda dengan Anita Sari dan Titus yang selalu ribut dengan hasil ulangan Biologi mereka.

Pernah saat mereka selesai ulangan harian Biologi, Anita Sari dan Titus ribut dengan nilai yang akan mereka dapatkan. Apakah mereka akan remedial atau tidak.

"Aduh! Berapa ya nilai ulangan Biologi-ku? Mudah-mudahan saja tuntas." Anita Sari bermonolog sendiri.

"Mudah-mudahan saja tuntas." Titus menimpali ucapan Anita Sari.

Isna dan Mala yang duduk di belakang Anita Sari dan Titus hanya jengah mendengar ucapan Anita Sari dan Titus yang meributkan nilai ulangan harian Biologi.

Apakah mereka tidak bisa untuk tidak meributkan nilai Biologi? Kami yang selalu remed Biologi saja santai, padahal kami lebih pintar daripada kalian, pikir Isna dan Mala narsis habis.

Bukannya menghina atau apa, tetapi kenyataannya memang begitu. Isna dan Mala memang lebih pintar dari Anita Sari dan Titus, walaupun Isna dan Mala tidak sepintar Dita.

"Tidak perlu dipikirkan," Mala menyahuti ucapan Anita Sari dan Titus dari belakang. "Kami saja yang selalu remed tidak bingung, kok, kalian bingung." Mala berucap dengan percaya dirinya dengan ketidaktuntasannya dalam pelajaran Biologi. "Iya kan, Is? Mala meminta dukungan dari Isna yang duduk disampingnya.

"Iya." Isna menyahuti dengan mantap. "Bawa santai saja seperti kami. Remed itu sudah biasa, jangan diambil pusing."

Setelah itu Isna dan Mala tertawa. Mereka berdua itu memang aneh. Seharusnya mereka itu khawatir dengan hasil ulangan mereka jika tidak tuntas, bukannya bersuka ria seperti itu. Tetapi apa mau dikata, memang seperti itulah mereka. Tidak mau ambil pusing dengan apa yang terjadi. Yang terpenting mereka berdua sudah berdoa dan berusaha, jika hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan itu namanya TAKDIR.

Tetapi anehnya, walaupun mereka tidak pernah tuntas saat ulangan, namun di raport mereka, nilai mereka tuntas walaupun nilai mereka pas-pasan dengan nilai standar sekolah atau KKM.

***


26 Agustus 2016

Momen-Momen IMmiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang