Terkunci

11 2 5
                                    

Kelas XII-IPS2

Hari sabtu.

Jadwal wajib bagi Isna dan Mala untuk datang ke perpustakaan umum. Kalau dulu alasan utama mereka sering ke perpustakaan umum adalah karena banyak berbagai macam novel yang bisa dibaca dibandingkan dengan perpustakaan sekolah. Isna dan Mala memang senang memburu novel dan komik jika masuk ke perpustakaan. Namun sekarang Isna dan Mala mempunyai dua alasan untuk datang ke perpustakaan daerah. Pertama, untuk meminjam buku. Kedua, untuk internetan di ruang internet. Namun alasan utama yang mendorong mereka untuk selalu datang ke perpustakaan adalah ruang internet.

Adanya ruang internet yang disediakan di perpustakaan membuat Isna dan Mala tidak pernah lagi datang ke warnet. Lagipula untuk apa cari yang mahal jika yang gratisan aja ada, khekhekhe.

Jika di warnet satu box diisi dua orang, tetapi di perpustakaan mereka berdua duduk terpisah. Mumpung gratis, coy. Memang di mana lagi ada tempat untuk internetan secara gratis kalau nggak di perpustakaan daerah.

Isna dan Mala sibuk dengan dirinya sendiri jika sudah berada di ruang internet perpustakaan daerah. Isna di depan komputernya sedang asyik bermain game online di facebook. Sementara Mala sedang asyik mendownload foto-foto lucu.

Tidak seperti biasanya, hari sabtu ini terdengar pengumuman jika perpustakaan akan tutup. Mala melihat arloji di tangannya menunjukkan jam 4:45 sore. Isna dan Mala segera keluar dari ruang internet. Mereka mendapati ada dua orang laki-laki yang duduk di meja baca. Mereka berdua langsung menuju rak buku yang berisikan kumpulan novel-novel untuk dipinjam. Karena tadi Isna dan Mala langsung masuk ke ruang internet.

Isna dan Mala segera melangkah menuju lantai bawah untuk meminjam buku usai mendapatkan buku yang mereka cari. Saat berada di anak tangga paling atas mereka berdua terdiam. Sebab ruangan di lantai bawah begitu gelap. Dan di lantai bawah juga terdapat seorang perempuan yang terlihat bingung. Walaupun ada kejanggalan, Isna dan Mala tidak berpikir yang aneh-aneh. Mereka mengira mungkin sedang mati lampu saat mereka sibuk memilih buku bacaan, makanya ruangan di lantai bawah terlihat gelap berbeda dengan di lantai dua yang terdapat banyak kaca, sehingga ruangan terlihat terang.

Isna dan Mala menuruni anak tangga.

"Kita terkunci," kata wanita yang sedari tadi berada di lantai bawah saat Isna dan Mala sudah berada di lantai bawah.

Isna dan Mala hanya bengong. Sementara dua orang laki-laki yang berdiri di anak tangga paling atas pun terdiam. Sedangkan wanita tadi sudah panik dan terlihat takut. Isna dan Mala mendekat ke arah pintu, siapa tahu saja pintu tidak terkunci. Namun pintu masuk tersebut tertutup rapat.

Akhirnya mereka berlima berusaha mencari pintu keluar. Semua ruangan mereka masuki. Tapi tidak ada jalan untuk keluar dari perpustakaan.

Perempuan yang Isna dan Mala tidak tahu namanya itu hampir mewek. Sementara Isna dan Mala santai saja.

"Aku, sih, ndak masalah kalau harus nginap di perpus." Mala berkata pelan disamping Isna. Sambil tangannya menunjuk sebuah etalase yang penuh dengan makana ringan. "Soalnya di sini banyak makanan."

"Iya, ya." Isna menyahuti saat matanya menatap ke arah etalase di dekat tangga. "Malah kita kenyang bisa makan sepuasnya."

Mereka berlima terus berusaha mencari jalan bagaimana bisa keluar dari perpustakaan. Dan dengan perjuangan tanpa doa akhirnya mereka bisa keluar lewat pintu belakang walaupun sedikit usaha untuk membuka gembok.

Mereka berlima bisa tersenyum senang saat benar-benar bisa keluar dari perpustakaan. Syukur saja pintu pagar tidak ditutup juga. Kalau ditutup juga, kelar sudah hidup. Memang mau pulang lewat mana kalau sepeda motor tidak bisa keluar. Mau terbang pakai naga Ind*s*ar, wkwk.

Semenjak tragedi terkunci di perpustakaan daerah, Isna dan Mala selalu mencari buku cerita terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang internet. Jadi jika sudah jam 5 sore mereka tinggal turun ke lantai dasar dan meminjam buku. Trauma, Coy.


***


Kamis, 7 Juni 2018

Momen-Momen IMmiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang