Air Panas

10 2 8
                                    

Sebenarnya cerita ini tidak ada hubungannya dengan IMmi, tetapi cerita ini masih berada di lingkungan IMmi. Cerita tentang orang-orang yang berada disekitar IMmi.

Kelas XII IPS-2.

Hari sabtu adalah hari bebas bagi Isna dan Mala. Hari sabtu adalah hari di mana mereka berdua dapat berpesta, pesta makanan maksudnya.

Isna dan Mala adalah orang pertama yang meninggalkan kelas saat bel istirahat berbunyi. Tujuan mereka adalah koperasi. Karena jika mereka tidak keluar lebih dulu maka mereka akan berdesakkan dengan siswa-siswa lain yang memenuhi koperasi. Jangankan waktu istirahat, waktu jam pelajaran saja koperasi selalu padat merayap.

Sesampainya di koperasi, apa yang Isna dan Mala pikirkan menjadi kenyataan. Koperasi begitu padat. Dengan kekuatan empat lima, Isna dan Mala menerobos gerombolan orang-orang yang ada di koperasi dengan menabrak para siswa lainnya. Isna dan Mala tidak takut jika ada yang marah kepada mereka. Toh, mereka tidak akan tahu juga siapa yang menabrak mereka mengingat koperasi yang begitu padat.

Isna dan Mala segera berjalan menuju rak mi cup. Isna dan Mala segera keluar dari dalam koperasi usai memilih mi cup yang mereka sukai, menuju tempat disediakannya air panas oleh koperasi untuk menyeduh mi cup.

Isna dan Mala melihat Aldi berdiri di tempat penyeduhan mi cup. Mereka bertiga segera membuka mi cup mereka. Saat Mala membuka penutup air panas yang berbentuk seperti kran, tidak ada setetes air yang keluar.

"Kayaknya airnya habis," ujar Isna.

Mala menggoyangkan tempat yang berisikan air panas itu. "Ada, kok, airnya. Cuma tinggal sedikit."

Dengan inisiatinya sendiri, Mala memiringkan tempat air panas itu dan air panas itu pun keluar dan masuk ke dalam mi cup milik Mala. Mala pun menuangkan air panas itu ke dalam mi cup Isna dengan memiringkan tempat air panas itu.

Isna dan Mala segera menutup mi cup mereka kembali agar cepat masak. Sementara Aldi baru ingin menuangkan air panas ke dalam mi cupnya. Aldi sudah membuka penutup air panas yang berbentuk seperti kran itu. Sudah tahu air panasnya tidak akan keluar kalau tempatnya tidak dimiringkan, tetapi Aldi terus menungguinya.

"Kok, airnya ndak keluar, ya?" Aldi akhirnya membuka suara setelah cukup lama menunggu namun air panasnya tidak kunjung keluar.

"Aldi, Aldi," ujra Mala. "Air panasnya itu tinggal sedikit, kamu tungguin samapai bel masuk juga ndak bakalan keluar kalau tempatnya ndak kamu miringkan dulu."

Isna dan Mala tertawa. Padahal tadi Aldi jelas-jelas melihat mereka memiringkan tempat air panas itu agar airnya keluar, tetapi Aldi justru dengan santainya menunggui airnya tanpa memiringkan tmpat air panas itu.

Sementara Aldi dengan malu memiringkan tempat air panas itu untuk menyeduh mi cupnya.

Sambil terus menertawakan Aldi yang menunggui air panas tadi, Isna dan Mala kembali ke kelas.

***


Note:

Lagi ndak semangat nulis, jadi mungkin ceritanya agak datar karena nulisnya ndak menghayati, hehe...


Sabtu, 2 Juni 2018

Momen-Momen IMmiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang