Chapter 1: Dia Datang Lagi

12K 783 465
                                    

****

Aku Angel Finkster. Dua minggu yang lalu hidupku terpaku dalam ruang yang membosankan. Itu kamarku. Dan hari ini aku tidak ingin keluar dari kamarku lagi, apalagi keluar dari rumah. Makan dan minum? Itupun kalau aku benar-benar membutuhkannya.

Pasti kau mengira aku anak rumahan, atau anak kamar, atau apapun itu sudah otomatis kau salah besar. Dua minggu itu hidupku rasanya tercekik dalam ruangan kegelapan, menutupi seluruh mataku dengan ilusi yang aneh dalam sekejab. Kehidupan seseorang seolah berusaha menutupi jalanku, dia seperti menghantarkan jalan yang gelap dan kosong dalam tidurku, menyiksaku tanpa perlindungan seseorang.

Kejadian itu benar-benar membuatku takut. Sebelum kejadian itu kehidupanku berjalan sangat normal. Dari luar kehidupanku amatlah sempurna. Namun masalahnya kita takkan pernah tahu kapan kejadian buruk menimpa kita. Tak seorangpun tahu.

Sesuatu terjadi padaku. Awalnya aku sempat mengira semuanya baik-baik saja. Tapi, itu salah. Kalian perlu tahu bahwa diikuti seorang misterius sama sekali tidak menyenangkan. Bisa kubilang ini seperti seorang psikopat atau penguntit yang sedang berusaha mengejar diriku, tanpa sebab.

Hidupku benar-benar berantakan saat ini. Sungguh aku menyesal terlanjur melakukan hal yang bodoh, hal yang bahkan tidak pernah aku maafkan dalam diriku sendiri. Setiap malam emosi dan tangisanku meletup-letup jika mengingat itu, bertumpah ruah meratapi kesalahanku yang hanya kusimpan pada brankas besi dalam hatiku yang gelap. Aku bahkan takut untuk menceritakannya pada seseorang ataupun berkata pada angin yang berlalu, ilusi itu seperti ingin membunuhku dan menghantuiku semakin dalam.

Seandainya aku tidak melakukan hal sebodoh itu, pasti ini akan baik-baik saja dan aku tidak mungkin terpendam di dalam kamar ini terus hanya untuk situasi yang lebih baik. Aku masih ingin menjadi manusia normal seadanya, seperti anak-anak remaja yang berani melakukan sesuatu tanpa ada pikiran yang melarangnya, tanpa ada yang memaksanya bergulir ke dunia yang gelap.

Sosok misterius itu berada dimana-dimana, mengikutiku seperti jejak sepatu yang tertinggal. Ia seperti bersembunyi di balik tirai jendela hitam, lorong yang gelap, dan ilalang-ilalang lebat yang bergoyang saat matahari mulai lenyap. Aku sungguh takut, takut menceritakan ke kalian apa yang aku lakukan sehingga mengundang sosok misterius itu menerorku. Dia seperti melarangku untuk berkata.

Kau tahu, pasti sekarang orang misterius itu sedang mengawasiku di luar jendela atau di manapun itu. Itu pasti benar, dan itu tidak mungkin meleset! Dia sering menerorku walaupun aku sudah berada di dalam kamar, bahkan pintu kamarku sudah kukunci rapat-rapat. Kadang di malam yang gelap aku sering mendengar pintu berderit ditemani suara sentakan kaki yang melangkah, sebuah bayangan seolah berdiri di sampingku sedang mengacungkan pisau.

Tidak ada cara lain selain melakukan hal yang sama untuk membela diriku dari sosok itu. Aku juga tak kalah darinya. Aku sudah menyiapkan sebuah pisau di kamarku untuk berjaga-jaga jika dia datang lagi.

Namun itu tak bisa, tubuhku selalu lemas dan mati ketika sosok misterius itu menunjukkan diri di depanku. Dia sangat menakutkan seperti yang kau bayangkan. Tubuhnya berbalut jubah hitam yang panjang dengan topeng yang tersenyum licik di wajahnya. Tangannya tidak kosong! Dia memegang sesuatu yang dihiasi dengan pisau berdarah, bahkan ada sisa-sisa tubuh yang ia bawa dan mungkin itu korban yang ia bunuh.

Semua orang yang melihatnya pasti tidak dapat mengenalinya. Apalagi identitasnya sebagai pria ataupun wanita sekalipun. Dia berjalan terseok-seok tanpa arah yang pasti, berlari dengan begitu tenang dengan jubah hitam panjangnya penuh darah yang menusuk hidung. Sosok itu menembus bebatuan di kegelapan malam dalam lebatnya hutan, bersembunyi entah dimana bersama mayat-mayat yang ia bunuh.

Psychopath AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang