Chapter 15: Mata-mata

1.9K 188 29
                                    

****

Jangan lupa baca author note di bawah, oy. Penting!

Jangan pernah mengatakan bahwa aku dan Renold saat ini telah berada di balik jeruji besi, atau disebuah tempat pengadilan hukum, atau bahkan sekalipun ditendang di depan wajah Albert, itu tidak akan pernah terjadi dan selamanya tidak akan ada yang boleh mengatakan hal demikian, karena kau akan berhadapan denganku saat itu juga.

Aku dan Renold berlari sebisa mungkin walau sedikit memaksa keadaan yang terpacu. Melepaskan sebuah maut dari tangan para polisi itu sangat membuat seluruh tubuhku letih. Tidak begitu dengan Renold, dia berbeda denganku, aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang menderu kencang saat aksi detik - detik melarikan diri saat ini.

Renold sama sekali tidak melepaskan tanganku dari genggamannya. Ia mencengkram tanganku seerat mungkin seolah jari - jari para polisi itu menarik seluruh tubuhku digenggaman mereka. Sudah hampir belasan menit aku dan Renold tetap berlari secepat mungkin walaupun memang para polisi itu tidak sama sekali mengejar kami. Aku tidak ingin masalah besar terjadi padaku, dan mungkin pikiran itu juga sama seperti apa yang Renold pikirkan saat ini.

Usai dari adegan tembak - menembak itu para polisi tadi telah membawaku pada sebuah pikiran yang mustahil. Aku memastikan tubuhku, kemudian melihat tubuh Renold seolah takut jika ada sebuah peluru yang diam - diam bersarang di tubuh kami. Namun nyatanya tidak. Renold terlihat baik - baik saja. Entah kenapa aku merasa diriku sangat sensitif saat ini, menginjak batu saja seolah merasa seperti menginjak sebuah ranjau yang kian meledak, ini mungkin karena efek siagaku yang terlalu berlebihan.

Semakin jauh dari terowongan itu semakin saja membuat aku dan Renold mempercepat lari. Aku bingung setelah mendapati Renold menarikku membelok ke arah jalan yang salah. Jalan untuk menuju markas organisasi kami seharusnya bukan melewati jalan ini, namun Renold terlihat biasa saja seolah telah memikir matang - matang untuk memilih jalan ini. Sebenarnya aku ingin berhenti berlari saat ini juga, namun menyadari Renold melirik ke arahku, aku mengurung niat itu.

"Aku punya teman yang bisa membantu kita dalam masalah ini. Aku ingin menemuinya."

Renold bergumam kemudian kami berdua berhenti berlari. Aku menahan nafasku yang ngos - ngosan seraya merenggangkan otot - ototku yang tegang. Perkataannya seolah membuatku harus berpikir dua kali, karena aku tidak paham apa yang ia maksud. Renold mempunyai kenalan dan ingin meminta bantuan padanya, namun bantuan apa yang ia butuhkan dalam masalah ini?

"Maksudmu?" aku bertanya, kemudian melanjuti lagi, "jadi, kita harus pergi ke rumah temanmu itu?"

Renold dan aku masih terlihat ngos - ngosan. Renold memutar pandangan ke seluruh penjuru, berusaha untuk memastikan dimana sekarang ini kami berada. Kami tengah berada disebuah jalanan yang sepi seolah tidak ada tanda - tanda kehidupan sama sekali. Beberapa kendaraan sesekali terlintas di tempat ini, namun orang - orang tidak sama sekali curiga terhadap kami berdua. Pohon - pohon pinus menjulang tinggi dikedua sisi jalan, lorong - lorong kecil yang membentuk sebuah gang dibeberapa area, juga dengan rumah - rumah warga yang berbaris rapi, namun tetap saja, sepi.

Renold mengangguk, "iya, kuharap kau tidak keberatan. Begini, temanku Alan juga seorang psikopat, namun tahu segala hal tentang detektiv. Dia bisa menghambat para mata - mata utusan Albert."

Selesai Renold berkata itu aku memfokuskan pandangan melihat wajahnya. Kerutan di dahinya kini bercampur samar dengan debu - debu tanah, seolah kerutan itu membentuk seringaian khas pembunuh. Sialan, imajinasi yang ada diotakku bergerak begitu liar, aku tidak bisa meredah pikiran membunuh itu, pikiran itu selalu terngiang di kepalaku.

"Angel? Angel!"

Suara Renold secara tiba - tiba membuyarkan semua pikiran itu. Aku sedikit terkaget mendengar ia memanggil namaku yang kedua kalinya secara membentak. Renold tampak bingung padaku. Ia pasti mengira bahwa mungkin saja aku tidak mendengar perkataannya tentang temannya itu.

Psychopath AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang