Chapter 3: Dia Berpengaruh Psikopat

3.2K 355 142
                                    

****

"Apa yang terjadi?"

"Tolong aku, Arnold. Orang itu mau membunuhku." Arnold memegang pundakku. Ia keheranan melihat tanganku yang bersimbah darah.

"Siapa yang ingin membunuhmu? Ayo, cepat katakan!"

"Tolonglah, Arnold, ada seseorang di dalam sana. Dia dalam bahaya. Tidak ada waktu lagi. Mereka ada di terowongan itu."

Aku menempelkan kedua tangan tepat pada kedua pipinya. Aku benar-benar takut jika lelaki itu dibunuh. Kumohon, Arnold harus percaya padaku. Ia harus bantu lelaki itu, lelaki yang menyelamatkanku tadi; Kevin Jekwiz.

Ternyata Arnold percaya. Anggukan kepalanya seakan membuat energiku kembali pulih. Ia melepas tanganku dari pipinya dan segera berlari menuju ke terowongan itu.

"Oh, Tuhan, Angel!" Katrin terkaget di depan pintu melihatku. Kedua tangannya menutup mulutnya, matanya juga terpaku pada tangan dan mulutku yang penuh dengan darah.

"Tolong aku, Katrin." Pita suaraku melemah sama halnya juga dengan tubuhku yang berusaha bangkit—tapi tidak bisa.

Tanpa pikir panjang, Katrin berlari ke arahku. Ia langsung mengangkat tubuhku yang lemah dengan kedua tangannya.

Aku harus berusaha kuat supaya jangan pingsan. Di saat-saat seperti ini, aku harus tegar. Aku tidak boleh kalah dengan tikus terowongan itu. Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus ikut dengan Arnold dan membantu lelaki yang menyelamatkanku tadi. Dia harus selamat dari psikopat itu.

Perlahan aku mengangkat kaki berusaha menjauh dari genggaman Katrin di tanganku, "Angel, tenanglah. Kau di sini saja. Arnold pasti akan menyelamatkan orang itu." Katrin menggenggam erat tangan kananku.

"Kau bersimbah darah, Angel. Jika kau mengikuti Arnold, itu sama saja kau mempersulit keadaan. Ayolah, aku akan mengobatimu didalam."

Apa yang dikatakan Katrin ada benarnya juga. Percuma saja aku kembali di terowongan itu dan mengikuti Arnold. Bisa - bisa malah aku membuat keadaan di sana kian memburuk.

"Ayolah, Angel."

Katrin membujukku. Baiklah. Sudah dua kali ini aku menyerah. Aku mengikuti perintah Katrin seraya memberi anggukan. Melihat itu Katrin membawaku masuk kedalam rumah.

****

Arnold Finkster Point Of View

Ini benar-benar gila. Apa psikopat itu benar-benar ada? Aku bisa saja percaya melihat Angel berlumur darah karena ulahnya. Tapi kalau tentang orang misterius itu aku sama sekali tidak percaya. Bahkan aku masih yakin bahwa Angel hanya berhalusinasi.

Sekarang kaki dan tubuhku terus bergerak menyusuri hutan. Aku benar - benar penasaran dan ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi di terowongan itu—sumber keluarnya darah dari tubuh Angel.

Sesekali mataku memperhatikan sekeliling hutan ini dan tidak ada sama sekali yang mencurigakan. Sambil berusaha berlari aku memalingakan wajahku ke bawah. Dan, yang terlihat hanyalah tetesan - tetesan darah yang menempel pada tanah di sepanjang hutan ini.

"Ini pasti darah Angel." Aku memekik pelan seraya terpaku menatap darah itu.

Aku kembali memalingkan wajahku ke depan dan melanjutkan jalan. Tidak lama kemudian tubuhku seketika terhenti. Aku telah berada di depan terowongan. Kelihatannya baik-baik saja dan sepertinya tidak ada yang aneh dari terowongan ini.

"Apa ada orang?" suaraku menggema di sepanjang terowongan. Aku tidak menunggu datangnya jawaban di dalam terowongan itu, ini sudah lama, dan aku harus memberanikan diri untuk masuk ke dalam sana.

Psychopath AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang