Chapter 8: The Blood & Humans

2.5K 258 72
                                    

****

"ARNOLD!"

Kevin berteriak padaku. Aku melihat wajahnya seketika berubah drastis menjadi marah. Oh, sial! Aku baru saja mengucap nama Katrin.

Tidak! Aku tak mau memikirkan semua itu. Biar saja Angel tahu bahwa sosok itu adalah Katrin. Angel harus tahu bahwa kami baru saja mengetesnya.

Semua ini hanyalah sandiwara belaka. Angel pantas mengetahui semuanya itu, karena aku adalah kakak yang bodoh, kakak yang tidak pernah membuat adiknya tersenyum, malah membuatnya terluka lemas dengan sekujur tubuhnya di penuhi darah.

Ia terkapar lemas dengan perutnya menindih lantai. Tangannya dipenuhi luka sobekan yang berlumuran darah. Aku melihatnya dengan posisi tubuhku yang tak sama sekali kugerakan. Matanya melihat ke arahku dengan penuh amarah. Ia sudah tahu bahwa semua ini adalah rencana kami.

Aku berusaha mengangkat kedua kakiku untuk segera berjalan ke arah Angel. Tapi aku sama sekali tak mampu, aku malu padanya. Aku malu sebagai seorang kakak yang membuat adiknya terluka secara sengaja.

Aku melihat kamarnya tak beraturan lagi, semua barang-barangnya berserakan kemana-mana. Cipratan darah Angel menempel di sekitar lantai kamar ini. Aku mendapatkan Katrin hanya berdiri mematung. Nafasnya kian memburu seperti orang yang sedang kehabisan nafas. Lambat laun dadanya kian semakin cepat bergerak naik turun.

PRANG!

Katrin menjatuhkan pisau dan kapak berlumur darah kebawah lantai. Ia membuka topengnya penuh gelisah dan langsung membuangnya ke sembarang arah.

Perlahan kakinya berjalan mundur. Matanya berkaca-kaca melihat Angel yang terkapar di sampingnya itu.

"Katrin! Tenanglah."

Aku mendengar Kevin mengeluarkan suaranya. Kevin berjalan pelan menyusuri ke arah Katrin yang berusaha berjalan mundur.

"JANGAN! JANGAN DEKATI AKU!" teriak Katrin. Air matanya mengalir tanpa henti melihat semua kejadian ini. Ia melihat Angel terkapar di lantai dengan ketakutan.

"Maafkan aku, Angel! Ini-ini bukan salahku!"

Katrin mengucapnya dengan terbata-bata. Aku melihat pandangan Angel mengarah tajam pada Katrin. Seluruh pandangannya tertuju kearah Katrin dengan penuh kemarahan. Tapi Angel tak melontarkan perkataannya pada kami.

Aku harus membantu Angel. Aku tidak tega melihat ia berlumur darah seperti itu. Perlahan aku melangkahkan kakiku kearahnya. Belum sampai aku menghampirinya, tiba-tiba Angel bersuara.

"KAU! AKU MEMBENCIMU!"

Deg!

Aku terkaget mendengar perkataan Angel barusan. Angel mengucapkannya dengan serius. Hatiku serasa hancur mendengar perkataannya itu. Aku memberhentikan langkahku.

"AKU MEMBENCI KALIAN!" teriak Angel yang kedua kalinya lagi.

Tubuhnya tetap terkapar di bawah lantai tanpa ada yang membantunya berdiri. Aku melihat Jemmie dan Kevin tak berkutik sama sekali. Mereka memandang Angel dengan tatapan kosong, seolah inilah puncaknya.

Angel terbatuk dengan keras. Berkali-kali ia terbatuk, seperti ada sesuatu yang tersumpal di dalam tenggorokannya itu. Oh Tuhan, Angel baru saja mengeluarkan darah dari mulutnya, semakin ia terbatuk, darahnya kian banyak yang keluar.

Lantai yang ia tiduri penuh dengan bercak-bercak darah. Bajunya kini sudah berlumur darah segarnya sendiri. Sial! Apa yang Katrin lakukan sehingga Angel bisa separah ini?

Seketika pandangannya tertuju kearah kami berempat. Ia melihat kami dengan tatapan penuh kebencian. Matanya seolah mengumpulkan beribu-ribu amarah. Ia melihat kami satu persatu dengan tajam.

Psychopath AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang