Chapter 27: Seperti Jebakan!

929 74 24
                                    

Di ruangan berlampu kuning itu Angel duduk di permukaan meja, tepat di hadapan Tuan Bornell. Tak disangka, kepala pria tua itu dipakaikan sebuah alat penyangga seperti topeng berbahan besi. Pria itu begitu ketakutan ketika melihat sisi depan topeng besi itu dipasang sebuah lempeng, yang di dalamnya terdapat ratusan paku tajam yang panjang. Berkali-kali Tuan Bornell mencoba membuka benda itu, memaksa kepalanya untuk keluar dari benda itu, namun semuanya sia-sia, benda itu tidak bisa terlepas.

Angel sempat tersenyum di hadapannya. Mustahil jika pria itu berhasil membukanya, satu-satunya alat yang dapat menolongnya adalah sebuah kunci yang ada di tangan Angel.

"Bagaimana, Tuan Bornell? Kau siap?" Tanya Angel.

Tuan Bornell berteriak histeris, ia jengkel merasakan sulitnya untuk melepaskan benda itu. Berkali-kali topeng besi itu diguncangkannya sekuat mungkin, namun nihil, apa yang dilakukannya percuma saja.

Renold berjalan mengelilingi Tuan Bornell, kemudian memegang pundak pria itu dan membisik, "percuma, Tuan. Apa yang kau lakukan itu secara tidak langsung akan menguras energimu. Kau hanya bisa pasrah dan patut kepada kami jika tidak ingin benda itu menghancurkan wajahmu."

"Kalian kaparat! Aku berjanji akan membalas dendamku pada kalian!" Teriak pria tua itu, melontarkan dengan lancer sumpah serapahnya.

Angel tertawa enteng, ia memukul bagian atas topeng yang dikenakan Tuan Bornell.

"Segampang itukah?" tanya Angel. "Baiklah, baiklah, kami akan memakasmu dengan cara yang benar, yang tidak akan melukai tubuhmu sedikitpun. Begini, Tuan, ini sangat mudah. Anda hanya bisa menjawab empat pertanyaan dariku, itu saja dan setelah itu kau bebas."

Tuan Bornell semakin memberontak, seolah tidak sudi menerima tawaran Angel. Ia bahkan meludahi wajah Angel. Nyaris saja Angel terkena. Wanita itu sebenarnya ingin menendang kemaluan pria itu namun ia mencoba untuk bersabar, ia harus pintar-pintar menahan amarahnya.

Tuan Bornell terus melepas paksa topeng besi itu, bahkan ia tidak takut bahwa tulang lehernya akan patah jika terlalu memaksanya. Ia terlihat kewalahan, memberhentikan usahnya yang bodoh. Ia akhirnya mengangkat kedua tangannya.

"Oke, oke, aku menyerah," ucap Tuan Bornell. "Aku menyerah."

Sontak keempat pembunuh itu tersenyum senang mendengar perkataan ayah angkat kepala kepolisian itu. Angel bernapas legah, ia kemudian menatap Renold dengan senyuman keberhasilan.

Tuan Bornell menarik napas panjangnya, kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Ia berharap semoga keputusannya tidak salah. Mau bagaimana lagi? Memang itulah satu-satunya cara untuk tidak dibunuh oleh mereka.

"Sekarang kalian bisa melepaskan benda ini dari kepalaku, aku sudah menerima tawaran kalian," ucap Tuan Bornell.

"Apa? Melepaskannya?" Tanya Angel. "Maaf, Tuan, kau salah besar. Ini masih pada permulaan."

"Maksudmu?"

"Benda itu akan bermain di detik-detik terakhir."

Tuan Bornell terlihat jengkel. "Hei, ini seperti jebakan!" ucapnya.

"Kau memang sudah menjalani jebakan itu dari rumahmu, Tuan. Sekarang bersiaplah menjawab. Aku tidak ingin berbasa-basi denganmu lagi." Angel berucap, mengatur posisi duduknya di hadapan pria tua itu.

"Sialan!" umpat Tuan Bornell.

Wanita itu membungkuk sedikit, memikirkan sesuatu di dalam benaknya. Ia menatap mata Tuan Bornell dengan tajam, bersiap melontarkan satu pertanyaan untuknya.

Satu pertanyaan kemudian dilontarkan oleh Angel, "apa benar Albert Jhonzon mengubah Jax Paxton menjadi manusia normal dan menyuruhnya untuk melacak kami?"

Psychopath AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang