Beberapa bulan setelah kejadian itu, Celine, Ayu dan Diana menjadi semakin dekat. Mereka selalu pergi ke kantin bersama meskipun kelas Diana berbeda dengan kelas Ayu dan Celine.
Kayla benar-benar memenuhi janjinya. Hampir setiap hari dia mencoba mencelakakan Celine. Dari banyaknya upaya-upaya untuk mencelakakan Celine, belum sekalipun berhasil melukai Celine seperti yang diinginkannya. Jadi, Kayla sering melampiaskan segalanya dengan mengejek dan mengolok-ngolok Celine.
Baru-baru ini, Celine suka pergi ke lantai tiga untuk menyendiri. Celine masih suka menyendiri dan dia masih menyukai kebiasaannya itu. Suka menyendiri mungkin sudah mendarah daging di dalam dirinya. Celine suka melihat manusia-manusia yang bersemangat memainkan futsal di bawah sana.
Dari seragam putih abu-abu yang mendominasi, Celine tahu bahwa lapangan bola itu hanya boleh dimainkan oleh kakak kelas SMA yang berbagi gedung disini.
Manusia dikenal dengan sifat serakahnya, yang kuat menindas yang lemah. Sering ada perebutan lapangan, namun yang selalu mendapatkannya adalah para kakak kelas itu.
*
Kelas 7-2 tengah memperbincangkan cerita lantai tiga yang ada di gedung sekolah. Masing-masing menceritakan pendapat mereka tentang apa yang ada di lantai tiga. Pasalnya, tidak ada seorangpun dari mereka yang pernah naik ke lantai tiga, dan mereka semua rata-rata adalah murid baru.
Lantai tiga termasuk tinggi untuk ukuran mereka. Apalagi SMP kelas tujuh letak kelasnya masih di lantai dasar.
"Lantai tiga di atas? Kata Abangku dulu ada cewek yang bunuh diri di situ, makanya lantai tiga tidak digunakan sebagai kelas. Padahal kan bisa saja kan, masing-masing lantai di buat satu tingkatan? Tapi karena ada 'penunggu'-nya. Makanya."
"Tidak kok, lantai tiga itu katanya cuman gudang," komentar seseorang dengan yakin.
"Ga mungkin! Kata para alumni sekolah ini, mereka sering liat ada cewek berambut panjang yang nonton anak futsal main dari atas."
"HIIII! Aku juga pernah denger kalau yang itu!"
"Ada kemungkinan sekolah kita memang angker. Lantai tiga apalagi, setiap aku baru liat tangga menuju ke sana aja auranya udah beda!"
"Aku pernah liat bayangan di lantai tiga dari bawah!"
"Lantai tiga pasti memang angker."
Perbincangan terus berlangsung, di bundaran obrolan para murid kelas 7-2, hanya seorang lelaki yang sedaritadi hanya diam mendengarkan perkataan mere45f'1ka.
"Woi, Arville. Bagaimana pendapatmu?"
Arville mengangkat kedua bahunya. "Entahlah. Kayaknya aku belum pernah liat apapun setelah sekolah disini selama hampir tujuh tahun." balasnya.
"Yah, coba sesekali kamu serius liatinnya, pasti kelihatan."
Arville mengangguk termangut. "Akan kucoba lain kali."
Perbincangan tentang lantai tiga itu semakin heboh saja saat guru di depan mengaku belum pernah naik ke atas sana meskipun sudah hampir mengajar selama lima tahun.
Dan seperti biasa ..., anak-anak licik yang berusaha mencuri perhatian guru agar diberi 'Free Time'.
.
.
.
Arville belum pernah berniat untuk menaiki lantai tiga sampai hari ini. Ini karena teman-temannya terus bercerita tentang kemisteriusan dan kejanggalan yang ada di lantai tersebut. Hal itu sepertinya memancing keingintahuan Arville.
![](https://img.wattpad.com/cover/75901770-288-k990769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memories [Telah Diterbitkan]
Fantasía[Fantasy & (Minor)Romance] Kalau saja Celine bukanlah malaikat, Kalau saja malaikat dan manusia diperbolehkan bersama, Kalau saja malaikat dan manusia diperbolehkan saling mencintai, Kalau saja Arville bukanlah manusia, ...