Dony dan Leon bisa jadi adalah orang yang paling 'gapunya kerjaan' di sekolah ini. Sejak kejadian seminggu lalu dimana mereka memergoki Arville menuruni tangga bersama dengan Celine, mereka terus menerus menyelidiki Celine.
Menyelidiki gadis yang berhasil membuat Arville menoleh.
Mereka memang baru mengenal Arville selama beberapa bulan. Tetapi menurut mereka, teman mereka yang satu itu begitu penuh tanda tanya.
Setelah menyelidiki Celine selama seminggu penuh, mereka mengetahui beberapa hal.
Celine adalah salah satu murid lama, begitupun Arville. Mereka berasumsi, bisa saja Celine dan Arville sudah lama saling memendam perasaan mereka. Namun setelah 'mengintai' mereka selama beberapa hari, mereka sama sekali tidak bisa merealisasikan hal itu.
Celine dan Arville tidak terus mengobrol seru seperti yang mereka bayangkan. Malahan, mereka berdua hening meskipun bertemu, diam meskipun keduanya tampak saling ingin mengungkapkan sesuatu. Pembicaraan mereka sangat canggung dan mengelikan! Seperti dua orang yang tak saling kenal yang baru saja mengobrol.
"Tidak sesuai harapan." Leon menggelengkan kepalanya tidak percaya.
Berapa kalipun mereka menanyakan para murid lama, mereka tetap tidak bisa menemukan info yang lebih jelas. Tidak ada seorangpun yang tahu mengenai perihal pertemanan Arville dan Celine. Semuanya mengaku bahwa Celine tidak pernah menjalin pertemanan selama SD, sedangkan Arville sangat berkebalikan dengan Celine.
"Ah, sudahlah. Kita tutup saja kasus ini," Ujar Dony terlihat kecewa berat.
Leon yang sejak awal penasaran berat nampak tak setuju dengan keinginan Dony, dan tiba-tiba saja ide itu muncul. "Kita tanya saja sama Ayu atau Diana!"
Dony terdiam dan tampak berpikir keras, beberapa saat kemudian dia mengangguk setuju. Sayangnya, tidak ada satupun diantara mereka yang dekat dengan dua orang itu. Diana yang sekelas dengan mereka benar-benar penutup dan tidak pernah mau berbicara dengan siapapun kecuali Ayu dan Celine. Ayu apalagi.
"Lo modusin aja salah satu, melting entar." Leon menepuk pundak Dony.
"Ah gamau. Beresiko." Tolak Dony.
Akhirnya, ide itu tidak jadi dijalankan.
*
Arville dan Celine meratapi lapangan di bawah sana bersama-sama—seperti hal yang dilakukannya selama seminggu ini. Sejak kejadian seminggu yang lalu, mereka menjadi lebih dekat (dekat dalam artian lain).
Bukannya Arville atau Celine tidak tahu bagaimana dua orang aneh itu terus saja mengintip apa yang mereka kerjakan hampir selama seminggu ini, keduanya memutuskan untuk membiarkannya.
"Kamu terlihat berminat setiap menonton pertandingan futsal." Arville membuka topik.
Celine melirik Arville sejenak, lalu kembali menyaksikan pertandingan di bawah sana yang dilakukan oleh anak SMA. "Hm,"
"Jarang-jarang ada perempuan yang menyukai futsal."
"Aku tidak suka." Ucap Celine terang-terangan. "Aku suka melihat mereka berlari memperebutkan bola itu seperti orang bodoh."
Arville merasa ucapan Celine begitu tajam.
"Oh ya? Kamu tahu tidak sih, aku ini pemain futsal? Ucapanmu membuatku tersinggung." Arville mendramatis.
Celine mengangkat alisnya menatap Arville dengan tatapan menantang.
"Hei, aku serius."
"Memangnya aku menyangkal ucapanmu?" Celine memberikan senyuman miring, sedangkan Arville membalasnya dengan senyuman tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memories [Telah Diterbitkan]
Fantasía[Fantasy & (Minor)Romance] Kalau saja Celine bukanlah malaikat, Kalau saja malaikat dan manusia diperbolehkan bersama, Kalau saja malaikat dan manusia diperbolehkan saling mencintai, Kalau saja Arville bukanlah manusia, ...