Chapter - 27

2.6K 132 1
                                    

"Ali. Ini yang man-" ucapan Prilly terhenti saat melihat Ali dan perempuan --yang nggak dikenalnya-- sedang berpelukan erat. Entah mengapa,Prilly merasakan sesak didadanya. Apakah penyakit jantungnya kumat? Tapi,dia nggak punya riwayat penyakit jantung. Prilly menaruh beberapa baju yg tadi --sempat ingin ia tanyakan pada Ali-- dikeranjang baju sebelahnya. Ia kemudian keluar dri toko tersebut tanpa berpamitan pada Ali. Toh buktinya,saat ia lewat dihadapan mereka,Ali tak menahannya. Oh tuhan. Ini yg namanya cinta?

****

Prilly duduk termenung didalam taksi. Sudah 1 jam lebih dia berkeliling bersama taksi. Tak memberi alamat yg pasti pada supir taksi. Jika ditanya 'mau kemana?' Pasti jawabannya, 'jalan aja pak.'.

"Mba,mba mau kemana? Saya siap antar mba. Mau jauh sekalipun." Untuk kesekian kalinya,supir taksi itu bertanya. Umtung aja. Supir taksinya sabar.

"Kejalan bangka pak." Jawab Prilly lirih. Sedari tadi,handphonennya tak menyala. Tak ada notif dri Ali. Mungkin dia sedang menikmati momen bersama wanita itu,--yg langsung ia simpulkan itu kekasihnya--.

*****

"Ali. Aku mau jelas-"

"Udh lah,nggak ush dijelasin. Aku mau pergi. Nggak ush ikutin aku." Ali ingin berlari,namun. Tangannya dicekal. Lagi.

"Apa sih?"

"Aku-"

"Udahlah Nin. Nggak ush dijelasin lagi! Semua udh cukup jelas saat kamu bilang itu!" Ali berlari meninggalkan wanita yg dipanggilnya 'Nin' itu.

****

"Makasih pak." Prilly mulai memasuki perkarangan rumahnya. Tak lama,handphonennya berdering.

Ali call....

Dibiarkan saja handphonennya berdering.

Prilly nggak tau,disana. Ali sedang gelisah menunggu telfonnya diangkat oleh Prilly.

******

1,July. 2016.

.

.

.

.

.

.

.

.

Welcome July! :)

Bahagia Dengan Cinta (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang